4. Saluran-saluran Dakwah Islam
Sejak masuk dan berkembangnya, Islam di Indonesia memerlukan proses yang sangat panjang dan melalui saluran-saluran Dakwah Islam yang beragam, seperti perdagangan, perkawinan, tarekat (tasawuf), pendidikan dan kesenian. Saluran dakwah tersebut tentu bukan suatu kebetulan, bersifat situasional atau sekedar iseng, tetapi tentunya sebuah skenario cerdas dalam membuat stategi dakwah. Pengalaman dakwah dari generasi ke generasi mulai sahabat, tabi’in dan tabi’it memberikan pendidikan dakwah yang luar biasa bagi penegakan Khilafah fil Ardi.
Jadi sangatlah dangkal apabila proses dakwah di Indonesia adalah sebuah kebetulan disebabkan oleh para saudagar Islam. Harusnya bisa dilihat bahwa umat Islam sejak jaman Rosululloh adalah para Tentara perang yang tangguh di medan laga sekaligus para pedagang yang handal di bidang ekonomi, siapa yang tidak kenal pada sahabat Abdurrahman bin Auf yang telah memberikan pondasi ekonomi yang kuat di yastrib saat awal pembentukan Madinatul Munawwarah, maka Abdurrahman bin Auf lainnya telah melanglang buana hingga di bumi nusantara, mereka adalah para Utusan Allah dengan perbekalan ekonomi yang kuat dan ilmu Dieniyah yang kokoh.
Pada tahap awal dakwah, saluran perdagangan sangat dimungkinkan. Hal ini sejalan dengan kesibukan lalu lintas perdagangan jalur sutera abad ke-7 sampai abad ke-16 M. Para pedangan dari Arab, Persia, India dan China ikut ambil bagian dalam aktivitas perdagangan dengan masyarakat di Asia: Barat, Timur dan Tenggara.
0 Response to "4. Saluran-saluran Dakwah Islam"
Posting Komentar