Ilmu Tajwid


A.  Pengertian Tajwid

Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu.

Sedangkan tajwid_menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya.

Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.

Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca Al-Quran dengan baik (sesuai dengan ilmu tajwid) itu hukumnya Fardlu ‘Ain.

Dalil Wajib Mempraktekkan Tajwid Dalam Setiap Pembacaan Al-Qur’an:


1. Dalil dari Al-Qur’an.

Firman Allah s.w.t.:
وَرَتِّلِ الْقُرْأٰنَ تَرْتِيْلًا

Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Muzzammil (73): 4].

Ayat ini jelas tajwid_menunjukkan bahwa Allah s.w.t. memerintahkan Nabi s.a.w. untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

Firman Allah s.w.t. yang lain:

Artinya: Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad s.a.w.) secara tartil (bertajwid) [Q.S. Al-Furqaan (25): 32].


2. Dalil dari As-Sunnah.

فَقَالَتْ مَا لَكُمْ وَصَلَاتَهُ كَانَ يُصَلِّي ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى ثُمَّ يُصَلِّي قَدْرَ مَا نَامَ ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى حَتَّى يُصْبِحَ ثُمَّ نَقَتَتْ قِرَاءَتَهُ فَإِذَا هِيَ تَتْعَتُ قِرَاءَةً مُفَسَّرَةً حَرْفًا حَرْفًا

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi s.a.w.), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan sholat Rasulullah s.a.w., maka beliau menjawab:


"Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan tajwid_menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu." (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi)


Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Amr, Rasulullah s.a.w. bersabda:

خُذُوا الْقُرْاٰنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَسَالِمٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَإُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ

Artinya: "Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’az bin Jabal dan Ubai bin Ka’ad." (Hadits ke 4615 dari Sahih Al-Bukhari).


Dalil dari Ijma' Ulama.

Telah sepakat para ulama sepanjang zaman sejak dari zaman Rasulullah s.a.w. sampai dengan sekarang dalam menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an secara bertajwid adalah suatu yang fardhu dan wajib. Pengarang kitab Nihayah menyatakan :

"Sesungguhnya telah ijma’ (sepakat) semua imam dari kalangan ulama yang dipercaya bahwa tajwid adalah suatu hal yang wajib sejak zaman Nabi s.a.w. sampai dengan sekarang dan tiada seorangpun yang mempertikaikan kewajiban ini."


B. Tingkatan Bacaan Al-Qur'an

Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan :

1. At-Tahqiq:

Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung.

Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dengan tepat dan betul.

2. Al-Hadar:

Bacaan yang cepat serta memelihara hukum-hukum bacaan tajwid. Tingkatan bacaan hadar ini biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang singkat.

3. At-Tadwir:

Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan hadar, serta memelihara hukum-hukum tajwid.

4. At-Tartil

Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari makhrajnya secara tepat serta tajwid_menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat.

Tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.


C. Huruf Hijaiyah

Terdapat 28 huruf dasar (asas/asli) di dalam Al-Quran dan 2 huruf pengganti yang dikenal juga dengan nama huruf-huruf Hijaan atau Hijaiyah, yaitu :



D. Lam-Alif, Hamzah, Ta Marbuthah


Lam-alif (لا).
Huruf لا merupakan kombinasi dari 2 huruf yaitu: huruf ل (lam) diikuti oleh huruf ا (alif).

Hamzah (ء).
Huruf ء bisa ditulis secara:

    Berdiri sendiri: ء (hamzah)
    Di atas atau di bawah huruf ا (alif): أ (alif hamzah atas) atau إ (alif hamzah bawah)
    Di atas huruf ي (ya) tanpa dua titik di bawahnya: ىٔ (ya hamzah)
    Di atas huruf و (wau): ؤ (wau hamzah).
    Di atas atau di bawah huruf لا (lam-alif): لأ (lam-alif hamzah atas) atau لإ (lam-alif hamzah bawah)


Ta marbuthah (ة).

Huruf ة hanya muncul di akhir kata. Jika bacaan berhenti pada kata itu maka huruf ة tersebut dibaca seperti huruf ه (ha’). Jika bacaan tidak berhenti pada kata itu maka huruf ة tersebut dibaca seperti huruf ت (ta).


ذَالِكَ مِمَّا أَوْحَىٰ إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكمَةِ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ إِلّٰهًا ءَاخَرَ فَتُلْقَىٰ فِى جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَّدْحُوْرًا

Al-Israa’ (17): 39


Alif Maksurah (ى).

Huruf ى yaitu huruf ا (alif) yang ditulis seperti huruf ي (ya) namun tanpa dua titik di bawahnya. Huruf ى hanya muncul di akhir kata dan berfungsi sebagai tanda baca panjang, sebagaimana huruf ا (alif) juga bisa berfungsi seperti itu.


ذَالِكَ مِمَّا أَوْحَىٰ إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكمَةِ وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللّٰهِ إِلّٰهًا ءَاخَرَ فَتُلْقَىٰ فِى جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَّدْحُوْرًا

Al-Israa’ (17): 39


E. Tanda-Tanda Baca

    Baris di atas (Fathah) (َ) فَتْحَةٌ
    Memberikan bunyi vokal 'a',
    contoh: بَ (ba)
    Baris di bawah (Kasrah) (ِ) كَسْرَتٌ
    Memberikan bunyi vocal 'i',
    contoh: بِ (bi)
    Baris di hadapan (Dhammah) (ُ) ضَمَّةٌ
    Memberikan bunyi vokal 'u',
    contoh: بُ (bu)
    Tanda mati (Sukun) (ْ) سُكُوْنٌ
    Tanda sukun di atas sebuah huruf berarti huruf itu mati, contoh: أَبْ (ab)
    Baris dua di atas (Fathatain) (ً) فَتْحَتَيْنِ
    Memberikan bunyi 'an',
    contoh: بً (ban).
    Baris dua di bawah (Kasratain) (ٍ) كَسْرَتَيْنِ
    Memberikan bunyi 'in',
    contoh: بٍ (bin).
    Baris dua di hadapan (Dhammatain) (ٌ) ضَمَّتَيْنِ
    Memberikan bunyi 'un',
    contoh: بٌ (bun).
    Sabdu di atas (Syaddah Fathah) (َّ) شَدَّةٌ فَتْحَةٌ
    Contoh: أَبَّ (abba).
    Sabdu di bawah (Syaddah Kasrah) (ِّ) شَدَّةٌ كَسْرَةٌ
    Contoh: أَبِّ (abbi).
    Sabdu di hadapan (Syaddah Dhammah) (ُّ) شَدَّةٌ ضَمَّةٌ
    Contoh: أَبُّ (abbu).
    Sabdu dua di atas (Syaddah Fathatain) (ًّ) شَدَّةٌ فَتْحَتَيْنِ
    Contoh: أَبًّ (abban).
    Sabdu dua di bawah (Syaddah Kasratain) (ٍّ) شَدَّةٌ كَسْرَتَيْنِ
    Contoh: أَبٍّ (abbin).
    Sabdu dua di hadapan (Syaddah Dhammatain) (ٌّ) شَدَّةٌ ضَمَّتَيْنِ
    Contoh:  أَبٌّ (abbun).
    Fathah-alif ٰ dibaca panjang 2 harakat (hitungan)
    Contoh: بٰ (baa).
    Kasrah-alif dibaca panjang 2 harakat (hitungan)
    Contoh: (bii).
    Dhammah terbalik dibaca panjang 2 harakat (hitungan)
    Contoh: (buu).
    Maddah (~) dibaca panjang antara 3 sampai dengan 4 harakat (hitungan)
    Contoh: (baaa).



F. Bentuk-bentuk Huru



MAKHRAJ HURUF
A. Tempat Keluar Huruf (Makhraj)


Tiap-tiap huruf hijaiyah mempunyai tempat keluarnya masing-masing dari bagian-bagian mulut tertentu. Tempat keluar huruf ini dinamakan Makhraj. Makhraj huruf ini dapat dikelompokkan atas:

    Kelompok Huruf-Huruf Halqiah (Tenggorokan)
    Kelompok Huruf-Huruf Lahawiyah (Tekak)
    Kelompok Huruf-Huruf Syajariah (Tengah Lidah)
    Kelompok Huruf-Huruf Asaliyah (Ujung Lidah)
    Kelompok Huruf-Huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)
    Kelompok Huruf-Huruf Nith'iyah (Langit-langit Mulut)
    Kelompok Huruf-Huruf Litsawiyah (Gusi)
    Kelompok Huruf-Huruf Syafawiyah (Bibir)


B. Kelompok Huruf-Huruf Halqiyah (Tenggorokan)

Huruf-hurufnya adalah: hamzah, ha', 'ain, ha, ghain dan kha.

Huruf hamzah dan ha’ makhrajnya di tenggorokan bagian dalam.

Huruf ‘ain dan ha makhrajnya di tenggorokan bagian tengah.

Huruf ghain dan kha makhrajnya di tenggorokan bagian luar.


C. Kelompok Huruf-Huruf Lahawiyah (Tekak)

Huruf-hurufnya adalah: qaf dan kaf.

Huruf qaf makhrajnya di pangkal lidah dekat tenggorokan, sejajar dengan langit-langit lunak.

Huruf kaf makhrajnya di pangkal lidah, sejajar dengan langit-langit lunak, sedikit di bawah makhraj qaf.


D. Kelompok Huruf-Huruf Syajariah (Tengah Lidah)

Huruf-hurufnya adalah: jim, syin, ya dan dhad.

Huruf jim, syin dan ya makhrajnya di lidah bagian tengah, sejajar dengan langit-langit keras bagian atas.

Huruf dhad makhrajnya di sisi lidah, sejajar dengan geraham bagian atas.


E. Kelompok Huruf-Huruf Asaliyah (Ujung Lidah)

Huruf-hurufnya adalah: zay, sin dan shad.

Huruf zay, sin dan shad makhrajnya di ujung lidah lewat gigi seri atas, yaitu di atas gigi seri bawah dengan sedikit kelonggaran.


F. Kelompok Huruf-Huruf Dzalaqiyah (Pinggir Lidah)

Huruf-hurufnya adalah: lam, nun dan ra.

Huruf lam makhrajnya adalah di ujung lidah sejajar dengan gusi atas.

Huruf nun makhrajnya adalah di ujung lidah, sedikit di bawah makhraj lam.

Huruf ra makhrajnya adalah di ujung lidah, sedikit di bawah makhraj nun.


G. Kelompok Huruf-Huruf Nith'iyah

Huruf-hurufnya adalah: tha, dal dan ta.

Huruf tha, dal dan ta makhrajnya di ujung lidah lewat pangkal gigi seri atas.


H. Kelompok Huruf-Huruf Litsawiyah (Gusi)

Huruf-hurufnya adalah: zha, dal dan tsa.

Huruf zha, dal dan tsa keluar dengan menempelkan ujung lidah di ujung gigi seri atas.


I. Kelompok Huruf-Huruf Syafawiyah (Bibir)

Huruf-hurufnya adalah: ba, wau, mim dan fa.

Huruf ba, wau dan mim makhrajnya di antara dua bibir.

Huruf fa makhrajnya di bagian dalam bibir bawah serta ujung gigi seri atas.



SIFAT-SIFAT HURUF


1. SIFAT-SIFAT BERLAWANAN

A. Jahr & Hams

Sifat-Sifat Huruf: Jahr dan Hams

Jahr, yaitu:

Tertahannya nafas di tempat makhraj ketika melafalkan huruf karena persentuhan/tempelan antara dua organ penutur sangat kuat di tempat makhraj tersebut. Sifatnya kuat, lawannya Hams. Hurufnya ada 18, yaitu selain huruf-huruf Hams.

ء ب ج د ذ ر ز ض ط ظ ع غ ق ل م ن و ي


Hams, yaitu:

Meluncurnya nafas ketika melafalkan huruf tanpa ada hambatan, karena persentuhan antara dua organ penutur di tempat makhraj sangat lemah. Sifatnya lemah, lawannya Jahr. Hurufnya ada 10, yaitu yang tergabung dalam kalimat: سكت فحثه شخص


B. Isti’la & Istifal

Sifat-Sifat Huruf: Isti'la' dan Istifal

Isti'la', yaitu:

Terangkatnya sebagian besar lidah ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat, lawannya Istifal. Hurufnya ada 7, yaitu yang tergabung dalam kalimat: خص ضغط قظ

Istifal, yaitu:

tajwid_menuturkan huruf dengan tajwid_menurunkan sebagian besar lidah ke dasar permukaan mulut. Sifatnya lemah, lawannya Isti'la'. Hurufnya ada 21, yaitu selain huruf-huruf Isti'la'.

ء ب ت ث ج ح د ذ ر ث س ش ع ف ك ل م ن ه و ى


C. Infitah

Kelompok Huruf-Huruf Syafawiyah (Bibir)

Huruf-hurufnya adalah: ba, wau, mim dan fa.

Huruf ba, wau dan mim makhrajnya di antara dua bibir.

Huruf fa makhrajnya di bagian dalam bibir bawah serta ujung gigi seri atas.

D. Ishmat & Idzlaq

Sifat-Sifat Huruf: Ithbaq dan Infitah

Ithbaq, yaitu:

Mengangkat lidah ke arah langit-langit lunak ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat, lawannya Infitah. Hurufnya ada 4, yaitu:

ص ض ط ظ


Infitah, yaitu:

Merenggangkan lidah dari langit-langit lunak ketika melafalkan huruf. Sifatnya lemah, lawannya Ithbaq. Hurufnya ada 24, semua huruf hijaiyah selain Shad, Dhad, Tha dan Zha.

ء ب  ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ع غ ف ق ك ل م ن ه و ي


E. Syiddah & Rakhawah

Sifat-Sifat Huruf: Syiddah dan Rakhawah

Syiddah, yaitu:

Menahan suara sejenak di tempat makhraj, kemudian melepaskannya secara tiba-tiba bersama udara. Sifatnya kuat, lawannya Rakhawah. Hurufnya ada 8, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

بكت أجد قط


Rakhawah, yaitu:

Meluncurnya suara ketika melafalkan huruf tanpa ada hambatan karena pertemuan dua organ penutur di tempat makhraj lemah. Sifatnya lemah, lawannya Syiddah. Hurufnya ada 15, yaitu selain huruf Syiddah dan Mutawassith.

ث ح خ ذ ز س ش ص ض ظ غ ف ه و ي


2. SIFAT SIFAT TUNGGAL

A. Mutawassith

Sifat-Sifat Huruf: Mutawassith

Mutawassith (Pertengahan), yaitu:

Menyederhanakan suara ketika melafalkan huruf. Sifatnya antara Syiddah dan Rakhawah. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

لن عمر

(ل ن ع م ر )


B. Shafir

Sifat-Sifat Huruf: Shafir

Shafir, yaitu:

Suara tambahan yang mirip suara siulan. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 3, yaitu: Zay, Sin dan Shad

ز س ص


C. Qalqalah

Sifat-Sifat Huruf: Qalqalah

Qalqalah, yaitu:

Terjadinya getaran sewaktu tajwid_menuturkan huruf yang sukun, sehingga terdengar semacam aspirasi suara yang kuat. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

قطب جد

(ق ط ب ج د)


D. Layin

Sifat-Sifat Huruf: Layin

Layin, yaitu:

Keluarnya suara dengan mudah dan memanjang. Sifatnya lemah. Hurufnya ada 2, yaitu:

و ي


F. Inhiraf

Sifat-Sifat Huruf: Inhiraf

Inhiraf, yaitu:

Beralihnya suatu huruf setelah keluar dari makhrajnya kepada makhraj huruf lain. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 2, yaitu:

ل ر


G. Takrir

Sifat-Sifat Huruf: Takrir

Takrir, yaitu:

Bergetarnya ujung lidah ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1, yaitu: Ra.

ر


H. Tafasysyi

Sifat-Sifat Huruf: Tafasysyi

Tafasysyi, yaitu:

Tersebarnya udara dalam mulut ketika melafalkan huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1, yaitu: Syin.

ش


I. Istithalah

Sifat-Sifat Huruf: Istithalah

Istithalah, yaitu:

Memanjangnya suara pada makhraj huruf. Sifatnya kuat. Hurufnya ada 1, yaitu: Dhad.

ض


J. Khafa’

Sifat-Sifat Huruf: Khafa'

Khafa', yaitu:

Hilangnya sebagian suara huruf ketika melafalkannya. Sifatnya lemah. Hurufnya ada 3, yaitu: Ha, Wau dan Ya.

ه و ى


K. Ghunnah

Sifat-Sifat Huruf: Ghunnah

Ghunnah, yaitu:

Hilangnya sebagian suara huruf ketika melafalkannya. Sifatnya lemah. Hurufnya ada 3, yaitu: Ha, Wau dan Ya.

م ن



HUKUM BACAAN


A. Hukum Bacaan: Wakaf Lazim

Wakaf:

Dari sudut bahasa berarti berhenti/menahan.

tajwid_menurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan kembali bacaan.


1. Wakaf Lazim (harus), yaitu:

Menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang sempurna makna serta lafalnya (dari segi i'rab) dan maksudnya tidak tergantung dengan kata-kata berikutnya.

Wakaf lazim disebut juga wakaf taam (sempurna)

Wakaf Lazim ini bertanda: (م)

وَ أَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَا أَرَادَ اللّٰهُ بِهَذَا مَثَلًا م


2. Wakaf Ja'iz (boleh), yaitu:

Bacaan yang boleh diwashal (disambung) atau diwakaf (berhenti).

Kedudukan hukum wakaf ja'iz ini kadangkala sama (berhenti atau disambung), kadangkala disambung lebih baik dari berhenti dan kadangkala berhenti lebih baik dari disambung (yaitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang tidak merusakkan maknanya).

Wakaf ja'iz ini terbagi tiga, yaitu: yang terkadang disambung lebih baik, berhenti atau disambung sama baiknya dan yang terkadang berhenti lebih baik.


1. Wakaf Kafi (cukup), yaitu:

Bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi wakaf lebih baik daripada washal.

Dinamakan kafi karena berhenti di tempat itu dianggap cukup (lafal sempurna) dan tidak tergantung kepada kalimat sesudahnya sebab secara lafal tidak ada kaitannya.

Wakaf Kafi ini bertanda: قلي

وَإِذَا تَوَ لَّىٰ وَعَىٰ فِى الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ قلي


2. Wakaf Tasawi (sama), yaitu:

Tempat berhenti yang sama hukumnya antara wakaf dan washal. Wakaf Tasawi ini bertanda: ج

وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ أَزْوَجُكُمْ إِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهُنَّ وَلَدٌ ج


3. Wakaf Hasan (baik), yaitu:

Bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi washal lebih baik daripada wakaf. Dinamakan hasan karena berhenti di tempat itu lebih baik.

Wakaf Hasan ini bertanda:صلي


اعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى صلى وَاتَّقُوْا اللّٰهَ


3. Wakaf Muraqabah (terkontrol), yaitu:

Terdapatnya 2 tempat wakaf di lokasi yang berdekatan, akan tetapi hanya boleh berhenti pada salah satu tempat saja.

Wakaf muraqabah disebut juga ta'anuqul-waqfi (2 wakaf bertemu)

ذَالِكَ الْكِتَبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ البقرة ٢


4. Wakaf Mamnuu' (dilarang), yaitu:

Berhenti di tengah-tengah kalimat yang belum sempurna yang dapat mengakibatkan perubahan pengertian, karena mempunyai kaitan yang sangat erat –secara lafal dan makna- dengan kalimat sesudahnya. Oleh karena itu, dilarang berhenti di tempat seperti ini.

Wakaf Mamnuu’ ini bertanda: لا

وَيَقُولُ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا أَهَؤُلَاءِ الَّذِيْنَ أَقْسَمُوا بِاللّٰهِ جَهْدَ أَيْمَنِهِم لا إِنَّهُمْ


5. Wakaf Saktah Lathifah (berhenti sejenak), yaitu:

Memutuskan suara (selama 2 harakat) di akhir kata, tanpa bernafas. Saktah Lathifah ini bertanda: س

كَلَّا بَلْ س رَانَ عَلٰى قُلُو بِهِم مَّا كَا نُوا يَكْسِبُونَ


B. Hamzah:

Dalam Al Qur’an, hamzah terbagi dua macam, yaitu hamzah qath’i (putus) dan hamzah washal (sambung

Jenis Hamzah

1. Hamzah Qath'i, yaitu:

Hamzah yang ada dalam lisan sewaktu membaca dan ada pula dalam tulisan.

Dinamakan hamzah qath'i karena pembaca memutuskan bacaan sebagian huruf tertentu dari huruf lain.

Hamzah qath'i bisa terletak di awal, di pertengahan atau di akhir kalimat.

Hamzah qath'i ini juga bisa terdapat pada kata benda (isim), kata kerja (fi'il) dan huruf (harf).

Aturan bacaannya: Harus diucapkan dengan jelas (izhar).

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًا


2. Hamzah Washal, yaitu:

Hamzah yang diucapkan bila terdapat dipermulaan bacaan dan digugurkan ketika disambung dengan huruf sebelumnya.

Dinamakan hamzah washal karena berfungsi sebagai penyambung dalam membaca huruf yang sukun di awal kalimat.

Tandanya: huruf shad kecil di atas alif.


a. Hamzah Washal Dibaca Fathah, yaitu:

Jika hamzah washal terdapat di awal kata benda (isim ma'rifat) yang ditandai dengan alif-lam di awal bacaan, maka hamzah tersebut dibaca fathah.

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَلَمِينَ


b. Hamzah Washal Dibaca Kasrah, yaitu:

Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja yang huruf keduanya berbaris fathah atau huruf ketiganya berbaris kasrah atau terletak pada bentuk mashdar dari fi'il madli (kata kerja bentuk lalu), maka hamzah tersebut dibaca kasrah.

Contoh:

ادفح بالتى هي أحسن، ارجح اليهم، استكبار جى الأ رض


Catatan: Hamzah washal sama'i (tanpa kaidah) terdapat pula tujuh kata benda, yaitu:

ابن، ابنة- امرؤ- امرأة- اثنين- اثنتين- اسم


Hamzah washal yang terdapat di awal kata pada awal bacaan, wajib dibaca kasrah.


اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً فَلَن يَغْفِرَ اللّٰهُ لَهُم


c. Hamzah Washal Dibaca Dhammah, yaitu:

Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja perintah (fi’il amr) yang huruf ketiganya berbaris dhammah, maka hamzah tersebut dibaca dhammah.


Contoh: ادع إلي سبيل ربك - اركض مر جلك


ادْخُلُوهَا بِسَلَمٍ اَمِنِينَ


d. Hamzah Washal Tidak Dibaca, yaitu:

Dalam keadaan disambung, hamzah washal tidak dibaca karena huruf sukun berikutnya berkaitan dengan huruf sebelumnya. Dengan demikian hamzah washal tidak lagi dibutuhkan, karena itu hamzah tersebut tidak dibaca pada saat disambung.

Hamzah washal dibaca fathah, kasrah atau dhammah jika berada di permulaan bacaan. Jika hamzah washal berada di tengah-tengah kalimat seperti:

وبالحق - والله

Maka hamzah tersebut tidak dibaca sama sekali, karena penyebutannya ketika itu tidak ada kebutuhannya.

إنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوء وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ


C. Qalqalah:


Qalqalah tajwid_menurut bahasa, berarti getaran.

tajwid_menurut istilah tajwid, getaran suara terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara yang kuat, baik sukun asli ataupun tidak.

Huruf qalqalah ada 5, yaitu : ق ط ب ج د


Syarat qalqalah: Hurufnya harus sukun, baik sukun asli atau yang terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.


Tingkatan Qalqalah

RENDAH

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسُ شَيْأً وَلَا تُجْجَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُم تَعْمَلُوْنَ


SEDANG

إنَّ رَبِّى مِمَا تَعْمَلُوْنَ مُحِيْطُ


KERAS

ذَالِكَ بِأَنَّ اللّهَ نَزَّلَ الْكِتَبَ بِالْحَقِّ


D. Nun dan Tanwin.

Nun Sukun, yaitu:

Nun yang tidak berbaris, bacaannya tergantung dengan

huruf yang datang berikutnya.

Nun Tanwin (baris dua), yaitu:

Nun sukun tambahan yang terdapat di akhir kata jika kata tersebut dilafalkan atau disambung dan hilang jika kata tersebut ditulis atau dijadikan tempat berhenti. Tandanya:

dua dhammah Dhammatain atau dua fathah Fathatain atau dua kasrah Kasratain Nun sukun yang terjadi dari tanwin ini diperlakukan sama seperti nun sukun dalam cara membacanya.

Catatan: Apabila ada nun sukun atau tanwin dan

sesudahnya terdapat hamzah washal, maka kedua-duanya tidak boleh dibaca dengan izhar, idgham, iqlab atau ikhfa, akan tetapi harus dibaca kasrah untuk menghindari  bertemunya dua huruf yang sukun, kecuali huruf nun pada  من anggota huruf jar (huruf bahasa Arab)-, maka huruf nun tersebut harus dibaca fathah untuk menghindari bertemunya dua huruf yang sukun, karena beratnya pindah dari baris kasrah ke baris fathah.

Catatan lain: Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada nun sukun atau tanwin hanya terjadi pada waktu washal (bersambung) saja, bukan pada waktu wakaf (berhenti).


Nun & Tanwin

IQLAB

Iqlab, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti merubah sesuatu dari bentuknya.

tajwid_menurut istilah tajwid, meletakkan huruf tertentu pada posisi huruf lain dengan memperhatikan ghunnah dan penuturan huruf yang disembunyikan (huruf mim).

Dinamakan iqlab karena terjadinya perubahan pengucapan nun sukun atau tanwin menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai dengung.

Huruf iqlab hanya 1, yaitu huruf ba.

وَهُوَ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ


IDGHAM

Idgham, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.

tajwid_menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.

Idgham terbagi 2, yaitu: Idgham Bighunnah (disertai

dengung) dan Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung).


Catatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 2 kata.


Huruf idgham ada 6, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

يرملون

1. Idgham bighunnah mempunyai 4 huruf, yaitu yang

tergabung dalam kalimat: ي ن م و

Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun

atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka harus

dibaca idgham bighunnah, kecuali pada 2 tempat, yaitu:

يس و القران الحكيم  dan ن و القلم وما يسطرون

yang harus dibaca Izhar Muthlaq, berbeda dengan kaidah aslinya. Hal ini sesuai dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Imam Hafsh.


2. Idgham bila ghunnah mempunyai 2 huruf, yaitu: ل ر

Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka bacaannya harus idgham bila ghunah kecuali nun yang terdapat dalam ayat من راق

karena disini harus di baca saktah (diam sebentar tanpa bernafas) yang menghalangi adanya bacaan idgham.


IZHAR

Izhar, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.

tajwid_menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengun

1. Izhar Muthlaq

zhar Muthlaq, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.

tajwid_menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung.

Dinamakan muthlaq karena tidak ada kaitannya dengan kerongkongan atau bibir.

Izhar muthlaq terjadi apabila nun sukun Nun Sukun bertemu dengan ya atau wawu alam satu kata. Izhar semacam ini dalam Al-Quran hanya terdapat pada 4 tempat, yaitu:

ن و القلم وما يسطرون، الدنيا-بنيان-صنوان-قنوان، يس والقران الحكيم

Aturan bacaan kedua-duanya adalah izhar muthlaq, walaupun berada dalam 2 kata. Hal ini sesuai dengan bacaan yang diriwayatkan oleh Iman Hafsh.

نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِن طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّتٍ مِّنْ أَعْنَابِ


2. Izhar Halaqi

Izhar Halqi, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.

tajwid_menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung.

Dinamakan halqi karena makhraj huruf-hurufnya dari halq (kerongkongan). Hurufnya ada 6, yaitu:

غ، ح، ع، ه، ء، خ


IKHFA' HAQIQI

Ikhfa, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti menyembunyikan.

tajwid_menurut istilah tajwid, melafalkan huruf antara izhar dan idgham, tanpa tasydid dan disertai dengan dengung.

Disebut juga ikhfa haqiqi (nyata) karena kenyataannya persentase nun sukun dan tanwin yang disembunyikan lebih banyak dari huruf lainnya.

Huruf ikhfa ada 15, yaitu awal kata dari kalimat:

س، د، ط، ز، ف، ت، ض، ظ، ص، ذ، ث، ك، ج، ش، ق


contoh :

إِلَّامَنْ ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنَا بَعْدَ سُوءٍ فَإِنِّى غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


E. Hukum Bacaan: Nun & Mim Tasydid

Nun dan Mim Tasydid, yaitu:

Setiap nun atau mim yang bertsydid.

Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.

Nun & Mim

1. Mim Tasydid

Mim Tasydid, yaitu:

Mim Tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.

Hukum mim tasydid: Harus dibaca ghunnah, 2 harakat.

Mim yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.

لَّوْ أَرَادَ اللّٰهُ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا لَّاصْطَفَى مِمَّا يَخْلُقُ مَ يَشَاءُ


2. Nun Tasydid

Nun Tasydid, yaitu:

Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Nun yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.

Hukum nun tasydid: Harus dibaca ghunnah, 2 harakat.

Nun yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ


F. Hukum Bacaan: Mim Sukun

Mim Sukun, yaitu:

Mim yang tidak berharakat.

Mim semacam ini bisa terdapat sebelum semua huruf hijaiyah kecuali 3 huruf mad ا و ي untuk menghindari bertemunya 2 huruf yang sukun.


Mim Sukun

1. Izhar Syafawi

Izhar Syafawi, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti memperjelas dan menerangkan.

tajwid_menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf izhar dari makhrajnya tanpa disertai dengung.

Dinamalan syafawi karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan dua bibir, sedangkan penghubungannya kepada izhar karena ketetapan pengucapannya sama dengan pengucapan huruf izhar.

Izhar syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf

hijaiyah selain huruf mim dan ba.


Catatan: Jika terdapat huruf wau atau fa setelah mim sukun,

huruf mim wajib dibaca izhar syafawi sehingga terhindar dari

keraguan membacanya dengan ikhfa. Sebaliknya huruf mim wajib dibaca ikhfa ketika bertemu dengan huruf ba.

Alasannya karena makhraj huruf mim dengan huruf wau adalah sama dan antara huruf mim dan fa sangat berdekatan.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ


2. Ikhfa' Syafawi

Ikhfa Syafawi, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti menyembunyikan.

tajwid_menurut istilah tajwid, disertai dengan dengung.

Dinamalan syafawi karena mim dan ba makhrajnya dari pertemuan dua bibir.

Ikhfa syafawi hanya mempunyai 1 huruf, yaitu huruf ba.

مُتَّكِىِٔيْنَ عَلٰى سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَهُم بِحُورٍ عِيْنٍ


3. Idgham Mitslain Shaghir

Idgham Mitslain Shaghir, yaitu:

tajwid_menurut bahasa, berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu.

tajwid_menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.

Disebut mitslain karena berasal dari 2 huruf yang makhraj dan sifatnya identik, sedangkan disebut shaghir adalah karena huruf yang pertama sukun dan huruf yang kedua berharakat.

Idgham Mitslain Shaghir mempunyai 1 huruf, yaitu huruf mim.

أَفَبِهَذَا الْحَدِيْثِ أَنْتُم مُّدْهِنُونَ


G. Hukum Bacaan: Lam Sukun

Lam Sukun, yaitu:

Huruf Lam yang sukun dalam Al Qur’an terbagi dalam 3 macam: Lam Ta'rif, Lam Fi'il dan Lam Huruf.


1. Lam Ta'rif

Lam Ta'rif.

Yang dimaksudkan dengan Alif Lam Ta'rif adalah Alif Lam yang masuk pada kata benda, merupakan tambahan dari bentuk dasarnya, baik baik kata benda tersebut berdiri sendiri tanpa alif dan lam, seperti kata الأض ataupun tidak bisa berdiri sendiri seperti kata الذين Penambahan alif dan lam pada الذين adalah wajib karena kedua huruf ini tidak bisa dipisahkan dari kata benda tersebut.

Bentuk seperti ini hukum bacaannya wajib idgham, jika terdapat setelahnya lam, seperti الذين dan wajib izhar jika terdapat setelahnya ya, seperti اليسح  atau hamzah seperti الأن


a. Lam Qamariyah

Lam Qamariyah mempunyai 14 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

ابخ حفك وخف عقيمَة

Hukum lam qamariyah adalah izhar, sebab jarak antara makhrajnya dan makhraj huruf-huruf qamariyah tersebut, berjauhan.

وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ


b. Lam Syamsiyah

Lam Syamsiyah mempunyai 14 huruf, yaitu yang terdapat pada awal kata dari kalimat

تفز/ضف/ذا/نعم/دع/سوء/ظن/زر شريفا/للكرم/طبا/ثم/صل/رحما

Hukum lam Syamsiyah adalah idgham, sebab makhraj kedua lam-nya sama, sedangkan jarak antara makhraj lam syamsiyah dengan makhraj huruf-huruf syamsiyah lainnya, berdekatan.

وَالنَّزِعَتِ غَرْقًا


2. Lam Fi'il

Lam Fi'il, adalah:

Lam sukun yang terdapat pada kata kerja (fi'il), baik bentuk lampau (fi'il madli), bentuk sekarang (mudlori') atau bentuk perintah (amar), baik di pertengahan atau di akhir kata.

a. Idgham

Lam Fi'il: Idgham.

Jika setelah lam fi'il terdapat huruf ra atau lam, maka harus dibaca idgham.

وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ أَن يُقْضٰى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُل رَّبِّ جِدْنِى عِلْمًا


b. Izhar

Lam Fi'il: Izhar.

Sebaliknya, jika setelah lam fi'il terdapat selain huruf ra atau lam, maka harus dibaca izhar.

فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعِ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَ أَتَكَ إنَّهُ مُصِيْبُهَا مَا أَصَابَهُم


3. Lam Huruf

Yang dimaksud dengan Lam huruf adalah Lam sukun yang terdapat pada huruf.

Lam huruf ini hanya terdapat pada kata هل ، بل

saja, tidak terdapat pada kata lain dalam Al Qur’an.



H. Hukum Bacaan: Mad


Mad

Mad, tajwid_menurut bahasa, berarti tambahan.

tajwid_menurut istilah tajwid, memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad atau huruf layin jika bertemu dengan hamzah atau sukun.

Huruf mad ada 3, yaitu: alif, wau dan ya.

Syarat mad: Huruf sebelum wau berbaris dhammah, sebelum ya berbaris kasrah dan sebelum alif berbaris fathah.

Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris fathah, tidak disebut huruf mad, akan tetapi disebut huruf layin.


Pembagian Mad

1. Mad Asli

a. Pada Wakaf dan Washal

ad Asli: Pada Wakaf dan Washal

Huruf mad tetap ada disaat washal atau wakaf, baik huruf

mad itu terletak di tengah, seperti pada

يوصيكم، مالك  atau di akhir, seperti pada kata الشمس وضحاها

Syarat mad thabi'i, tidak terdapat huruf hamzah atau sukun

setelah huruf mad tersebut.

وَفِى ذَالِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنٰفِسُونَ


b. Pada Washal

Mad Asli: Pada Washal

Mad asli atau thabi'i bisa terjadi pada shilah shughra, yaitu huruf wau kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah.

Agar ha dhamir bisa disambung dengan wau atau ya, maka disyaratkan agar huruf itu harus terdapat di antara 2 huruf yang berharakat seperti به بصير، إنه هو di antara 2 huruf yang berharakat seperti Dalam hal ini wau dan ya dibaca panjang 2 harakat (dengan syarat tidak terdapat huruf hamzah pada kata lain) ketika washal, sedangkan ketika wakaf tidak dibaca panjang.

وَأُمِّحِ وَأَبِيْهِ


c. Pada Wakaf

Mad Asli: Pada Wakaf

Mad asli atau thabi’i bisa juga terjadi pada huruf mad yang ada ketika wakaf dan hilang ketika washal. Hal ini terjadi pada huruf alif pengganti tanwin (fathatain) seperti

عَلِيْمَا حَكِيْمَا

jika berhenti pada huruf alif حَكِيْمَا Dalam hal ini mad akan hilang jika disambung dengan kata sesudahnya.

ثُمَّ شَقَقْدَا الْأَرْضَ شَقَّا


2. Mad Far'i

a. Muttashil

Hukum Bacaan: Mad Far'i (Mad Muttashil)


Mad Muttashil

Disebut mad muttashil, bila dalam satu kata bertemu mad thabi'i dengan huruf hamzah. Dinamakan muttashil karena mad thabi'i dengan huruf hamzah dalam satu kata.

Mad muttashil disebut juga mad wajib. Aturan bacaannya panjang, 4 harakat atau 5 harakat atau 6 harakat ketika berhenti.

وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ


b. Munfashil

Hukum Bacaan: Mad Far'i (Mad Munfashil)


Mad Munfashil (terpisah)

Disebut mad munfashil, bila mad thabi'i bertemu dengan huruf hamzah di kata berikutnya. Dinamakan munfashil karena huruf mad dengan huruf hamzah terdapat pada kata yang berbeda. Aturan membacanya, boleh 2 harakat, 4 harakat atau 5 harakat tajwid_menurut imam Hafsh.

Termasuk mad munfashil, shilah kubra, yaitu bila wau kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris dhammah dan ya kecil yang terdapat setelah ha dhamir yang berbaris kasrah bertemu dengan hamzah di lain kata. Aturan membacanya sama dengan mad shilah di saat washal, sedangkan di saat wakaf tidak dibaca panjang.

وَالَّذِيْنَ ءَاوَوْا وَّنَصَرُوا أُولٰىِٔكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ


c. 'Aridh

Hukum Bacaan: Mad 'Aridh


a. Mad 'Aridh

Disebut mad 'aridh, bila huruf mad atau huruf layin bertemu dengan sukun yang terjadi karena wakaf. Dinamakan 'aridh karena mad asli yang terdapat di akhir ayat dibaca sukun karena wakaf, jika di washal dia tetap sebagai mad thabi'i.

Aturan membacanya boleh 3 macam: pendek (2 harakat), sedang (4 harakat), panjang (6 harakat).


Contoh:

الحمد للّه رب العالمين


Hal yang sama juga diperlakukan pada mad layin ketika wakaf contoh :

فليعبدوا رب هذا البيت


Dinamakan mad layin (lembut) karena pengucapannya lembut

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ


d. Badal

Mad Badal

Disebut mad badal, bila huruf hamzah terdapat sebelum mad thabi'i di dalam 1 kata (setelah mad tidak ada lagi hamzah.atau sukun). Dinamakan badal karena huruf mad merupakan pengganti dari huruf hamzah, dimana asal dari mad badal pada umumnya adalah karena bertemunya 2 hamzah dalam 1 kata, yang pertama berharakat dan yang kedua sukun, seterusnya huruf hamzah yang kedua diganti menjadi huruf mad yang sesuai dengan jenis harakat huruf hamzah yang pertama, untuk meringankan bacaan.

Jika huruf hamzah yang pertama berbaris fathah, maka yang kedua diganti menjadi huruf alif, seperti:

امنوا asalnya ءأمنوا

Jika huruf yang pertama berbaris kasrah, maka yang kedua

diganti menjadi huruf ya, seperti:

إيمانا asalnya إىٔمنانا

Jika huruf yang pertama berbaris dhammah, maka yang

kedua diganti menjadi huruf wau, seperti:

أوتوا asalnya أؤتوا

Aturan membacanya, panjang dua harakat seperti mad

thabi'i.

الَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيْمَنًا


e. Lazim

Hukum Bacaan: Mad Far'i (Mad Lazim)


Mad Lazim

Disebut mad lazim, bila mad thabi'i bertemu dengan sukun yang tetap ada baik dalam keadaan washal atau wakaf, baik dalam 1 kata ataupun tidak. Dinamakan lazim (harus), karena mad tersebut harus dibaca 6 harakat dan keharusan adanya sukun, baik ketika washal ataupun wakaf.


1. Mutsaqqal Harfi

Hukum Bacaan: Mad Far'i

Mad Lazim Mutsaqqal Harfi, adalah:

Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli (bukan karena wakaf) pada salah satu huruf hijaiyah yang bertasydid.

Dinamakan harfi karena sukun asli tersebut terdapat setelah huruf mad. Hal ini terdapat pada huruf-huruf hijaiyah yang terletak di awal beberapa surat. Dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya akibat adanya tasydid pada sukun tersebut.

Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat. Contoh, huruf lam dalam: الم

الم. البقرة ١


2. Mukhaffaf Harfi

Hukum Bacaan: Mad Far'i

Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, adalah:

Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli pada salah satu huruf hijaiyah yang tidak bertasydid.

Dinamakan mukhaffaf karena ringan mengucapkannya akibat tidak adanya tasydid dan ghunnah pada mad itu.

Contoh, huruf mim dalam: الم


Catatan: huruf hijaiyah yang terdapat pada permulaan surat ada 14 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

صله سحيرا من قطعك

Ini terbagi ke dalam 4 bagian: Pertama, yang jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf mad terletak di tengah-tengah. Ada 7 huruf yang termasuk dalam bagian ini, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

كم عسل نقص

kecuali huruf 'ain.

Bagian pertama ini aturan membacanya panjang, 6 harakat.

Kedua, jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf layin terletak di tengah-tengah, yaitu huruf 'ain. Bagian kedua ini boleh dibaca panjang, 4 atau 6 harakat.

Ketiga, jumlah hurufnya ada 2, dimana yang kedua adalah huruf mad. Hurufnya ada 5, yaitu yang tergabung dalam kalimat:

حي طهر

Bagian ketiga ini aturan membacanya sama dengan mad thabi'i, yaitu 2 harakat.

Keempat, jumlah hurufnya ada 3 dan tidak terdapat huruf mad di tengah-tengahnya. Hurufnya hanya 1, yaitu alif.

Aturan membacanya adalah biasa, tidak terdapat mad.

الم. البقرة ١


3. Mutsaqqal Kilmi

Hukum Bacaan: Mad Far'i

Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, adalah:

Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam 1 kata.

Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat.

Dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya sebagai akibat terdapatnya tasydid pada huruf yang sukun.

Contoh, huruf alif dalam:

الضالين

dari firman Allah Taala:

غيْر المغضوب عليهم ولا الضالّين


4. Mukhaffaf Kilmi

Hukum Bacaan: Mad Far'i

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi, adalah:

Yang dimaksud dengan istilah ini adalah mad thabi'i yang bertemu dengan huruf yang sukun (tetapi tidak bertasydid) dalam satu kata.

Aturan membacanya wajib panjang, 6 harakat.

Dinamakan mukhaffaf karena mengucapkannya ringan dan mudah sebagai akibat tidak adanya tasydid dan ghunnah pada mad itu.

Dinamakan Kilmi (kata) karena sukun asli dan mad thabi'i itu terdapat dalam 1 kata. Contoh, kata: أالان

pada 2 tempat dalam surat Yunus, masing-masing pada ayat 51 dan 91.

ءَالْىٰٔنَ وَقَدْ كُنْتُم بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ


I. I. Hukum Bacaan: Pertemuan Dua Sukun

Pertemuan Dua Sukun

Sesuai dengan aturan bahasa Arab, jika 2 huruf yang sukun bertemu, harus dilakukan salah satu dari 2 cara, yaitu: membuang huruf yang pertama atau memberinya harakat, dengan catatan pemberian harakat tersebut hanya dapat dilakukan ketika washal saja.


Pertemuan Dua Sukun

1. Membuang yang Pertama

Pertemuan Dua Sukun: Membuang Yang Pertama

Huruf mad harus dibuang (tidak dilafalkan), bila bertemu dengan hamzah washal di saat bacaan bersambung, walaupun dalam penulisannya tetap ada.


contoh : إدا الشمس كورت

Terkadang huruf tersebut dibuang dalam penyebutan dan penulisannya sekaligus.

Hal ini terjadi ketika huruf mad bertemu dengan hamzah washal, baik waktu washal atau wakaf. Seperti ya yang dibuang pada kata  تحي dalam ayat تحي الموتى ربي أرني كيف


إنَّ اللّٰه لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيءٌ فِى الْأَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاءِ


2. mengharkati yang Pertama

Hukum Bacaan: Pertemuan Dua Sukun

Pertemuan Dua Sukun: Mengharakati Yang Pertama

Alternatif yang kedua dalam menghindari bertemunya 2 huruf yang sukun, adalah dengan memberi harakat: fathah, kasrah atau dhammah kepada huruf yang pertama, sesuai ketentuan yang berlaku.


a. Kasrah

Mengharakati Yang Pertama: Kasrah

Huruf sukun yang pertama diberi kasrah, jika huruf tersebut berada di akhir kata pertama, semetara yang kedua berada di awal kata kedua. Dalam keadaan seperti ini, huruf yang pertama diberi kasrah dan hamzah washal tidak dilafalkan.

Contoh: قل أ عواد بِا اللّٰه

tidak bisa diberi fathah atau dhammah.

Catatan: Jika hamzah washal terdapat setelah tanwin (di saat bacaan bersambung), maka nun tanwin tersebut harus diberi baris kasrah, seperti tanwin yang terdapat pada kata عادا dalam ayat عادا

الأولى Demikian juga dengan huruf lam yang terdapat pada kata الاسم yang terdapat dalam surat Al-Hujarat, karena huruf tersebut terletak di antara 2 hamzah washal. Oleh sebab itu huruf lam di atas harus diberi baris kasrah untuk menghindari bertemunya 2 sukun.

وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُم أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَرِكُم مَّا فَعَلْوهُ إِلَّا قَلِيْلٌ مِّنْهُم


b. Fathah

Mengharakati Yang Pertama: Fathah

Huruf sukun yang pertama diberi fathah. Hal ini terjadi dalam 2 kasus, masing-masing:

Pertama: Nun pada huruf jar مين jika bertemu dengan hamzah washal.

Contoh: وأنا علي ذلكم من الشاهدين

Kedua: Ya mutakallim (kata ganti milik orang pertama), jika bertemu

dengan hamzah washal.


Contoh: أذكروا نعمتي التي أنعمت عليكم

يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُم مِّنَ اللّهِ مِنْ عَاصِمٍ


c. Dhammah

Mengharakati Yang Pertama: Dhammah

Huruf sukun yang pertama diberi dhammah. Hal ini terjadi dalam 2 kasus, masing-masing:

Pertama: Wau layin yang digunakan untuk bentuk jamak, jika bertemu dengan hamzah washal.


Contoh: فتمنوا الموت إن كنتم صادقين

Kedua: Huruf mim yang tajwid_menunjukkan bentuk jamak, jika bertemu dengan hamzah washal. Contoh:

وسخر لكم الليل والنهارقُلْ إِن كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الأَخِرَةُ عِندَ اللّٰهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صٰدِقِيْنَ


J. Tafkhim dan Tarqiq


K. Pertemuan Dua Huruf




http://www.ilma95.net/ilmu_tajwid/tajwid_sifat-huruf.htm




Related Posts:

0 Response to "Ilmu Tajwid"

Posting Komentar