Metode Ibroh untuk Melejitkan Kecerdasan
Kecerdasaan yang dimiliki seseorang ternyata tidak hanya sebatas kecerdasan intelektual (IQ) semata seperti yang selama ini dikenal selama ini. Ada beberapa kecerdasan yang ikut mempengaruhi jalan keberhasilan seseorang. Menurut Gardner dalam buku “Multiple Intelligences“, setidaknya ada sembilan macam kecerdasan yang ada pada manusia. yaitu: (1) Kecerdasan logis-matematis , (2) Kecerdasan linguistik -verbal (kebahasaan) , (3) Kecerdasan spasial-visual , (4) Kecerdasan musikal, (5) Kecerdasan kinestetik-ragawi, (6) Kecerdasan naturalis, (7) Kecerdasan intrapersonal, (8) Kecerdasan interpersonal, (9) Kecerdasan eksistensial
Konsep kecerdasan majemuk yang digagas oleh Gardner ini telah mengoreksi keterbatasan cara berpikir konvensional yang seolah-olah hanya melihat kecerdasan dari nilai ujian atau tes intelegensi semata. Padahal untuk memperoleh kesuksesan dan terlebih kebahagiaan dalam hidup lebih banyak disumbangkan oleh kecerdasan yang bermuara dari hati.
Dalam tulisan sebelumnya tentang HQ bahwa ‘Ibroh yang terdapat dalam Alquran mengandung dampak edukatif yang sangat besar, yaitu mengantarkan penyimaknya pada kepuasan berpikir mengenai persoalan akidah. Kepuasan edukatif tersebut dapat menggerakkan kalbu, mengembangkan perasaan ketuhanan serta menanamkan, mengokohkan, dan mengembangkan akidah tauhid, ketundukan kepada syariat Allah, atau ketundukan pada berbagai perintah-Nya.
‘Ibroh dan i’tibar itu merupakan kondisi psikologis yang mengantarkan manusia menuju pengetahuan yang dimaksud dan dirujuk oleh suatu perkara yang dilihat, diselidiki, ditimbang-timbang, diukur dan ditetapkan oleh manusia menurut pertimbangan akalnya sehingga dia sampai pada suatu kesimpulan yang dapat mengkusyukkan kalbunya sehingga kekusyuan itu mendorongnya untuk berperilaku logis dan sesuai dengan kondisi masyarakat.
Metode IBROH (Inspirasi – Belief – Refleksi – Orientasi – Heroes)
Inspirasi
Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS Poerwadarminta (cetakan kelima, 1976), mengartikan inspirasi sebagai ilham; bisikan. Ilham berarti: (1) petunjuk yang datangnya dari Tuhan yang terbit di hati; (2) sesuatu yang menggerakkan hati untuk……
Pengertian inspirasi (inspiration) yang lebih luas terdapat dalam World Book Dictionary (edisi 1978) yaitu: (1) the influence of thought and strong feelings on actions, especially on good actions; (2) any influence that arouses effort to do well; (3) an idea that is inspired; sudden brilliant idea; (4) a suggestion to another; act or causing something to be told or written by another; (5) God’s influence on the mind or soul of man; divine influence; (6) a breathing in; act of drawing air into the lungs; inhalation.
Sementara dalam bahasa Latin, perkataan inspirasi berasal dari dua kata yaitu in dan spiro yang secara harfiah berarti menghembuskan ke dalam. Arti yang hampir sama dalam bahasa Ibrani, kata inspirasi adalah neshama dan nismah yang berarti nafas. Dalam bahasa Arab kata inspirasi adalah fikrah dari asal kata fikrun yang berarti ide, pikiran atau pergerakan pikiran dalam otak.
Jadi, inspirasi (ilham, yang menggerakkan hati dan pikiran) secara intuisi bisa dimaknai semacam nafas, bisikan dan penglihatan yang amat tajam dan menggerakkan (memengaruhi) hati dan pikiran seseorang (penulis) untuk berkemampuan berimajinasi atau mengembangkan perasaan dan pandangannya.
Inspirasi juga bermakna pencerahan (iluminasi) berupa petunjuk dari Tuhan yang terbit di hati dan pikiran sehingga meningkatkan kemampuan pikir, ide, gagasan, perasaan dan imajinasi seseorang. Kemudian secara dinamis, seseorang (penulis) itu mampu mengembangkan visi, prinsip dan kepribadian dalam memilih kata dan cara mengungkapkannya.
Belief Keyakinan
“Apabila sesuatu bangsa tidak mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri, maka sudah tentu bangsa itu akan kekal dalam kehinaan.”
– Tun Dr. Mahathir Mohamad
Kisah Keyakinan Diri Joan of Arc amat menarik dijadikan sample betapa modal keyakinan mampu mengalahkan segalanya. Joan of Arc pada umur 17 tahun, seorang pengembala kambing biri-biri yang miskin di Prancis, amat percaya yang ia telah mendapat ilham dari Tuhan bahwa beliau harus memimpin bala tentara Perancis untuk menentang tentara-tentara Inggris yang amat sukar dikalahkan. Tentara-tentara Perancis telah kehabisan ide tentang bagaimanakah lagi cara menepis serangan-serangan serta mengalahkan tentara-tentara Inggris. Karena kalut akhirnya mereka membujuk kepada siapa saja di kalangan rakyat Perancis untuk tampil ke depan memberi ide tentang bagaimanakah lagi cara menentang tentara-tentara Inggris.
Joan of Arc seorang gadis yang masih amat muda itu telah tampil ke hadapan dengan keyakinan yang begitu tinggi, berapi-api – amat yakin sekali – seyakin-yakinnya! bahwa ia telah mendapat ilham dari Tuhan yang dia sajalah yang akan dapat memimpin bala tenteaa Perancis bagi mengalahkan tentara-tentara Inggris. Keyakinannya yang sungguh kental dan mengkagumkan itu telah memberi harapan baru kepada pucuk pimpinan tentara Prancis. Beliau telah diberi tugas berat; mengepalai tentara Prancis yang sedang menghadapi kebuntuan dan kemelut itu!
Keyakinan si gadis lidi yang tidak dapat dipertikaikan lagi itu telah men gobarkan semangat seluruh tentara dan rakyat Prancis. Dengan keyakinan dan pimpinan Joan of Arc, mereka telah mendapat semangat dan tenaga baru untuk menyerang balas dan menggempur tentera-tentera Inggris dengan strategi peperangan yang berbisa serta keyakinan dan semangat juang yang tiada tandingannya! Ini telah amat meNGEJUTKAN tentara-tentara Inggris sehingga hilang arah, kekuatan dan semangat walaupun jumlah mereka lebih banyak daripada tentara-tentara Perancis – kelamkabut serta berlarian tentara-tentara Inggris! Lantas, Perancis meraih kemenangan besar!. Inilah bukti KEAJAIBAN keyakinan diri!
Refleksi
Sebuah ayat dari Alquran yang berbunyi: Wal tanzhur nafsun maa qaddamat li ghad. Hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esoknya (Al Hasyr: 18) menegaskan bahwa kita diperintahkan untuk melihat apa yang telah kita lakukan dan kemudian dijadikan sebagai patokan kita untuk melangkah di kemudian hari. Kita harus memperhatikan segala hal yang telah kita lakukan sebelumnya dengan tujuan berbenah menjadi lebih baik dan lebih berhati-hati dalam setiap langkah.
Ada sunnatullah dalam sejarah yang tak berubah, tak berganti, dan sudah menjadi suatu kepastian sejarah. Nilai-nilai deterministik sejarah bisa direfleksikan dalam kehidupan nyata di kekinian dan masa depan. Arah peradaban kemajuan sebuah bangsa akan mewujud manakala kita mampu menangkap pesan-pesan sejarah.
Orientasi
Sejarah adalah ilmu tentang manusia, tentang perilaku manusia secara individu ataupun komunitas/kelompok/bangsa. Baik sejarah, filsafat maupun agama pada awalnya berhubungan dengan kebutuhan untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan mendasar : mengapa kita ada (hidup), bagaimana asal mula dan arah tujuan dari kehidupan itu, dan mengapa kita menjadi seperti ini dan bukan yang lain. Sebagai spesies yang paling maju dan kompleks, salah satu pembeda dari manusia dari makhluk lain adalah kapasitasnya untuk memberikan makna pada kehidupan.
Memahami sejarah bakal menuntun kita untuk memahami dan meyakini arah hidup dan cita-cita yang mesti dicapai dalam hidup dan kehidupan.
Heroes
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya.” Sesuatu yang tak lagi asing di telinga kita. Tapi bagaimana dengan kebesaran bangsa masa kini?, kebesaran bangsa masa datang?, kebesaran sebuah bangsa tentu bukan saja dengan mengagung-agungkan sang hero masa lalu tetapi penghargaan pada para pahlawannya musti ditunjukan dengan menjadi sang hero di masa kini atau masa depan.
Posisi tokoh atau pelaku sejarah sebagai sang hero dalam kehidupan nyata mungkin saja akan sering berubah. Pergantian posisi kawan dan lawan akan terus membelah wajah sejarah. Pahlawan juga bisa menurut selera jaman, selera pandangan dan pemikiran anda sendiri. Siapapun anda bisa mencontoh hero dalam hidup anda menurut versi anda.
0 Response to "Metode Ibroh untuk Melejitkan Kecerdasan"
Posting Komentar