Ibnu Sina


Ilmuwan Islam
Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan Muslim yang terkenal di dunia. Ia seorang ilmuwan dengan pemikiran-pemikiran yang cerdas mendasari ilmu kedokteran modern. Ia banyak disebut sebagai "Bapak Kedokteran Modern." George Sarton menyebutnya sebagai "Ilmuwan Paling Terkenal dari Islam dan Salah Satu yang Paling Terkenal Pada Semua Bidang Tempat, dan Waktu". Ia lahir pada zaman keemasan peradaban Islam, sehingga ia disebut sebagai tokoh Islam dunia.

Ibnu Sina juga seorang penulis yang produktif, sebagian besar karyanya membahas tentang filsafat dan pengobatan. Ia adalah satu-satunya filsafat besar dalam Islam yang berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim hingga beberapa abad. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai Qanun yang digunakan sebagai Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Biografi Ibnu Sina
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā. Ibnu Sina lahir pada 980 M di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia). Ia berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Orang tuanya adalah seorang pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ia dibesarkan di Bukharaja serta belajar falsafah dan ilmu-ilmu agama Islam.

Saat berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur'an. Ia dibimbing oleh Abu Abdellah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge dan Prophyry, Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Setelah itu dia juga mendalami ilmu agama dan Metaphysics Plato dan Arsitoteles.

Suatu ketika dia mengalami masalah saat belajar ilmu Metaphysics dari Arisstoteles. Empat Puluh kali dia membacanya sampai hafal setiap kata yang tertulis dalam buku tersebut, namun dia tidak dapat mengerti artinya. Sampai suatu hari setelah dia membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 - 950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala ilmu Metaphysics.

Setelah berhasil mendalami ilmu-ilmu alam dan ketuhanan, Ibnu Sina merasa tertarik untuk mempelajari ilmu kedokteran. Ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya. Meskipun secara teori dia belum matang, tetapi ia banyak melakukan keberhasilan dalam mengobati orang-orang sakit. Setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk, maka didalam tidurnya Allah memberikan pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapinya.

Suatu ketika saat Amir Nuh Bin Nasr sedang menderita sakit keras. Mendengar tentang kehebatan yang dimiliki oleh Ibnu Sina, akhirnya dia diminta datang ke Istana untuk mengobati Amir Nuh Bin Nasr sehingga kesehatannya pulih kembali. Sejak itu, Ibnu Sina menjadi akrab dengan Amir Nuh Bin Nasr yang mempunyai sebuah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku yang sangan lengkap di daerah itu. Sehingga membuat Ibnu Sina mendapat akses untuk mengunjungi perpustakaan istana yang terlengkap yaitu Kutub Khana.

Berkat perpustakaan tersebut, Ibnu Sina mendapatkan banyak ilmu pengetahuan untuk bahan-bahan penemuannya. Pada suatu hari perpustakaan tersebut terbakar dan orang-orang setempat menuduh Ibnu Sina bahwa dirinya sengaja membakar perpustakaan tersebut, dengan alasan agar orang lain tidak bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu.

Ibnu Sina lahir di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam.

Pengembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu pengetahuan di masa ini meliputi matematika, astronomi, Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan. Pada zaman Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat Iran dan Persian memberi suasana yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di zaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia Islam.

Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia. Pemerintahan Samanid menuju keruntuhan. Masalah yang terjadi dalam pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya harus meninggalkan Bukhara. Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal selama 10 tahun di Gurganj. Kemudia ia pindah dari Gurganj ke Nasa, kemudian pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu baru dan mengamalkannya.

Shams al-Ma’äli Qäbtis, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibnu Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ia sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, ia bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri di mana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini, dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.

Kemampuan Dalam Bidang Kedokteran dan Filsafat
Dalam bidang kedokteran dia mempersembahkan Al-Qanun fit Thibb, dimana ilmu kedokteran modern mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, disusunnya secara sistematis. Kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam.

Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang masih belum terjawab sebelumnya. Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa.

Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filsafat besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.

Ibnu Sina, Seorang Jenius Yang Gemar Belajar
Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah sejak kecil. Kecerdasannya yang di atas rata-rata membuatnya sangat menonjol, sehingga seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan terus menimba ilmu. Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan.

Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu. Pendidikan awalnya ditempuh di tanah kelahirannya Bukhara dalam bidang Bahasa dan Sastra. Selain itu, ia mempelajari juga Geometri, Logika, Matematika, Sains, Fiqh, dan Kedokteran (pengobatan). Pada usia 10 tahun, ia telah hafal Al-Quran. Ilmu-ilmu agama seperti tafsir, fiqh, perbandingan agama (ushuluddin), tasawuf dan sebagainya juga sudah ia kuasai ketika usianya 10 tahun.

Ibnu Sina Menuntut Ilmu Pada Guru-Guru Ahli
Ibnu Sina mempelajari ilmu fiqih dari seorang ulama besar bernama Ismail yang tinggal di luar kota Bukhara. Dengan semangat yang tinggi, Ibnu Sina tidak keberatan harus bolak-balik ke rumah gurunya. Kecerdasan Ibnu Sina semakin terlihat saat beliau berusia 16 tahun. Ia sudah sanggup menerangkan kembali pada gurunya isi dari buku Isagoge (ilmu logika), buku al-Mages (ilmu astronomi kuno) dan buku Ecludis (ilmu arsitektur).

Ibnu Sina belajar filsafat dari Abu Abdillah an-Natili, seorang filosof kenamaan yang kebetulan sedang berkunjung ke Bukhara. Beliau diminta ayah Ibnu Sina tinggal di kediamannya untuk mengajarkan filsafat pada anaknya. Dalam waktu yang singkat Ibnu Sina berhasil menguasai filsafat.

Ibnu Sina Produktif Menulis
Ibnu Sina juga seorang penulis yang produktif. Tidak kurang dari 450 buku telah ditulisnya, yang sebagian besar fokus pada bidang filsafat dan kedokteran (pengobatan). Karena itu pula Ibnu Sina dianggap sebagai “Bapak Kedokteran Modern" dan banyak sebutan lain yang disematkan kepadanya.

Ia mulai menulis pada usia 21 tahun, ketika berada di Khawarizm. Karya pertamanya yang berjudul “Al-Majmu" yang mengandungi berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap. Nama-nama buku yang pernah dikarang Ibnu Sina, termasuk yang berbentuk risalah ukuran kecil, dimuat dan di himpun dalam satu buku besar yang berjudul Essai de Bibliographie Avicenna" yang dihasilkan oleh Pater Dominican di Kairo. Antara yang terkandung dalam buku tersebut termasuklah buku karangan yang amat terkenal yaitu al-Qanun fi ath-Thibb (The Canon of Medicine) yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Al-Qanun Fi Ath- Thibb, Karya Masterpiece Ibnu Sina
Buku al-Qanun Fi ath- Thibb (Peraturan Pengobatan) yang terdiri dari 14 jilid, telah dianggap sebagai himpunan perbendaharaan ilmu pengobatan. Ilmu pengobatan modern banyak terinspirasi dari Ibnu Sina, baik segi pengunaan obat, diagnosis, maupun pembedahan.

Pada abad ke 12 M Gerard Cremona yang berpindah ke Toledo, Spanyol telah menerjemahkan buku Ibnu Sina ke bahasa Latin. Buku ini menjadi buku rujukan utama di universitas-universitas Eropa hingga 1500 M. Bukunya telah disalin (cetak ) sebanyak 16 kali dan 15 edisi dalam bahasa Latin dan sebuah edisi dalam bahasa Yahudi (Hebrew). Di samping itu buku tersebut turut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Perancis , Spanyol dan Itali . Pada abad ke 16 M , buku ini dicetak 21 kali.

Al-Qanun Fi ath-Thibb juga digunakan sebagai buku teks kedoktoran di berbagai universiti di Perancis. Misalnya di Sekolah Tinggi Kedoktoran Montpellier dan Louvin telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke 17 M. Sementara itu Prof. Phillip K. Hitti telah menganggap buku tersebut sebagai Ensiklopedia Kedokteran". Penulis- penulis Barat telah menganggap Ibnu Sina sebagai Bapak Doktorâ karena Ibnu Sina telah menggabungkan teori pengobatan Yunani Hippocrates dan Galen serta pengalaman dari ahli-ahli pengobatan dari India, Parsi, dan pengalaman beliau sendiri.

Teori Anatomi Dan Fisiologi Ala Ibnu Sina
Teori-teori anatomi dan fisiologi dalam buku-bukunya menggambarkan analogi manusia terhadap negara dan mikrokosmos (dunia kecil) terhadap alam semester sebagai makrokosmos (dunia besar). Misalnya digambarkan bahwa surga adalah bulat dan bumi adalah persegi, dengan demikian kepala itu bulat dan kaki itu empat persegi. Terdapat empat musim dan 12 bulan dalam setahun, dengan itu manusia memiliki empat tangkai dan lengan (anggota badan) mempunyai 12 tulang sendi. Hati (heart) adalah pangerannya tubuh manusia, sementara paru-paru adalah menteriâ-nya. Leher merupakan jendela-nya sang badan, manakala kandung empedu sebagai markas pusat-nya. Limpa dan perut sebagai bumbung sedangkan usus merupakan sistem komunikasi dan sistem pembuangan.

Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Dunia
Ibnu Sina mendapat gelar Medicorum Principal" atau Raja Doktor" oleh kaum Latin Skolastik. Ia juga diberi gelar sebagai Raja Obat". Dalam dunia Islam, ia dianggap sebagai Zenith", puncak tertinggi dalam ilmu kedokteran .

Gelar asy-Syeikh ar-Rais (Mahaguru Utama) juga disandang Ibnu Sina atas jasanya menyembuhkan penyakit. Kisahnya bermula ketika Raja Bukhara, Nuh bin Mansur (memerintah 366-387 H) jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya. Saat itu Ibnu Sina berusia 18 tahun. Pada waktu itu penyakit sultan dalam keadaan parah dan tidak ada dokter lain yang berhasil mengobatinya. Akan tetapi berkat pertolongan Ibnu Sina, Raja kembali pulih.

Ibnu Sina, Ahli Geografi
Ibnu Sina juga seorang ahli geografi yang mampu menerangkan bagaimana sungai-sungai berhubungan dan berasal dari gunung-gunang dan lembah-lembah. Ia mampu mengemukakan suatu hipotesis atau teori yang pada waktu itu gagal dilakukan oleh ahli Yunani dan Romani sejak dari Heredotus, Aristoteles hingga Protolemaious. Menurut Ibnu Sina "gunung-ganang yang menjulang tinggi itu merupakan lapisan dari kulit bumi, apabila ia diterjang maka berganti rupa karena sungai-sungai yang meruntuhkan pinggiran-pinggirannya. Akibat proses seperti ini, maka terjadilah apa yang disebut sebagai lembah-lembah."

Ibnu Sina, Ahli Geologi, Kimia, Dan Kosmologi
Ibnu Sina juga menyumbang ilmu dalam bidang geologi, kimia serta kosmologi. Menurut A.M.A Shushtery, karangan Ibnu Sina mengenai ilmu pertambangan (mineral) menjadi sumber geologi di Eropa. Dalam bidang kimia , ia juga meninggalkan penemuan-penemuan yang bermanfaat . Menurut Reuben Levy, Ibnu Sina telah menerangkan bahwa benda-benda logam sebenarnya berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap logam terdiri dari berbagai jenis. Penerangan tersebut telah mengembangkan ilmu kimia yang telah dirintis sebelumnya oleh Jabbir Ibnu Hayyan , Bapa Kimia Muslim. Sebahagian daripada karyanya yang dapat dicatat di sini adalah daripada :

Bidang logika Isaguji", The Isagoge", ilmu logika Isagoge.
Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah (On the Divisions of the Rational Sciences) tentang pembagian ilmu-ilmu rasional.

Bidang metafisika , Ilahiyyat" (Ilmu ketuhanan)

Bidang psikologi , Kitab an-Nayat" (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa.
Fi ad-Din yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Liber de Mineralibus" yakni tentang pemilikan (mimeral).

Bidang sastra arab Risalah fi Asab Huduts al-Huruf",risalah tentang sebab-sebab terjadinya huruf.

Bidang syair dan prosa Al-Qasidah al- Aniyyah" syair-syair tentang jiwa manusia.
Cerita-cerita roman fiktif , Risalah ath-Thayr" cerita seekor burung.

Bidang politik Risalah as-Siyasah" (Book on Politics) Buku tentang politik.

Hari-hari terakhir hidupnya, Ibnu Sina tetap mendedikasikan dirinya untuk ilmu dan umat

Di hari tuanya, Ibnu Sina terserang penyakit Colic. Dikisahkan bahwa keinginan untuk sembuh sangat kuat hingga ia pernah meminta obat delapan kali dalam sehari. Sekalipun kondisinya memburuk karena penyakit yang ia derita, ia masih saja tetap aktif menghadiri sidang-sidang majelis ilmu di Isfahan. Kemudian ketika ad-Daulah bermaksud akan pergi ke Hamadan, Ibnu Sina memaksakan ikut dalam rombongan tersebut.

Pada hari-hari terakhirnya, Ibnu Sina mandi, bermunajat mendekatkan diri pada Allah Swt, menyumbangkan hartanya untuk fakir-miskin, membela orang-orang yang tertindas, menolong orang yang lemah, memerdekakan budak, dan tekun membaca Alquran sehingga beliau bisa menamatkannya tiap tiga hari sekali. Semua itu terus ia lakukan hingga ajal menjemput.

Ibnu Sina meninggal dunia di Hamdan ,dalam usia 58 tahun pada bulan Ramadhan 428 H/1037 M . Ia dimakamkan di sana. Dalam rangka memperingati 1000 tahun hari kelahirannya (Fair Millenium) di Tehran pada tahun 1955 M ia telah dinobatkan sebagai Father of Doctor" untuk selamanya-selamanya , dan di sana (Tehran) telah dibangunkan sebuah monemun sejarah untuk itu. Makam beliau di Hamdan kini dikelilingi oleh makam-makam doktor Islam yang lain.

Karya-karya dari Ibnu Sina
Karya yang ditulis oleh Ibnu Sina diperkiranan antara 100 sampai 250 buah judul. Karya-karya Ibnu Sina yang terkenal dalam Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat, dan Al-Isyarat. Karyanya yang terkenal dalam bidang kedokteran adalah Al-Qanun. Kualitas karyanya yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik, menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Selain itu, ia banyak menulis karangan-karangan pendek yang dinamakan Maqallah. Beberapa Karyanya diantara lain :
Al-Qanun fi Thib (aturan pengobatan)
Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
Al-Inshaf (buku tentang keadilan sejati)
An-Najah (buku tentang kebahagiaan Jiwa)
Al-Musiqa (Buku tentang musik)
dan sebagainya.

Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya yang terkenal adalah :
Hayy ibn Yaqzhan
Risalah Ath-Thair
Risalah fi Sirr Al-Qadar
Risalah fi Al- 'Isyq
Tahshil As-Sa'adah

Beberapa karya puisinya yaitu :
Al-Urjuzah fi Ath-Thibb
Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah

Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina memperoleh penghargaan yang tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filsafat besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim beberapa abad. Kehidupan Ibnu Sina dihabiskan untuk urusan negara dan menulis. Pada usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya.


Related Posts:

0 Response to "Ibnu Sina"

Posting Komentar