خصائص نبينا : خص الله نبينا محمدا صلى الله عليه وآله وسلم بخصائص منها المعجزات الكثيرة كالقرآن العظيم معجزالبشر و هو أعظم معجزاته و أدومها لبقائه الى يوم القيامة ، و انشقاق القمر و تسليم الحجر و الشجر و تسبيح الحصى في كفه و حنين الجذع و منها كونه خاتم الأنبياء و منها كونه مبعوثا الى كافة الخلق و منها كومه شرعه ناسخا لشرع من قبله و غيرذلك .
Allah telah memberikan kepada Rasulallah saw dengan kelebihan dan keistimewaan yang luar biasa yang tidak diberikan kepada makhluk makhluk lainnya, diantaranya:
Sumber : Web Fiqih Nabi: https://hasansaggaf.wordpress.com/
MUKJIZAT NABI SAW
Dalam Islam, mukjizat mukjizat Nabi saw banyak sekali, baik sebelum beliau diutus menjadi nabi atau sesudahnya. Hal ini terbukti dalam hadits yang menceritakan kebesaran mukjizat Nabi saw. Adapun mukjizat Nabi saw yang terbesar adalah Al-Qur’an. Selain itu, Nabi saw juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra’ dan Mi’raj yang dilakukan Nabi saw dalam masa tidak sampai satu hari. Selain itu ada lagi mukjizat mukjizat lainya seperti, batu dan pohon memberi salam kepada Nabi saw, kerikil bertasbih di tangan Nabi saw, batang pohon kurma meratap kepada Nabi saw, juga Nabi saw merupakan penutup para nabi dan rasul, dan diutus untuk alam semesta, ajaran beliau menghapus ajaran ajaran sebelumnya yang dibawa para nabi dan rasul.
Beberpa Mukjizat Nabi saw yang terpenting diantaranya:
Al-QUR’AN
Telah disebut dalam pelajaran sebelumnya bahwa Mu’jizat terbesar yang diberikan kepada rasul terakhir Muhammad saw yaitu berupa al-Qur’anul Karim, kitab suci agama islam yang akan terjaga keasliannya hingga akhir zaman. Susunan bahasa dan gaya sastra al-qur’an yang tinggi menjadi bukti kuat jika ayat ayat dalam al-Qur’an bukanlah buatan manusia melainkan wahyu Allah.
Seperti telah disebutkan sebelumnya mukjizat diambil dari bahasa Arab a’jaza-y’ujizu yang berarti melemahkan, mengalahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya atau yang bisa melemahkan sesuatu itu dinamakan mukjizat atau pihak yang mampu melemahkan pihak lain dan mampu membuat lawannya lemah atau kalah, dinamakan mukjizat.
Atau dalam istilah lainya mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang nabi atau rasul, dijadikan sebagai bukti kenabian atau kerasulannya yang bisa melemahkan orang-orang yang ragu dengan apa yang telah dibawanya. Jadi mukjizat adalah hal yang tidak masuk akal dan tidak bisa dipelajari dan dibahas kenapa hal itu bisa terjadi. Mukjizat wajib diimani oleh setiap muslim yang didengar melalui ikhbariat – al-Qur’an dan Hadits.
Para nabi dan rasul sebelum Rasulallah saw telah diberikan kepada mereka bermacam mancam mukjizah sesuai dengan keadaan dan tantangan pada zaman mereka. Tapi mukjizat mukjizat itu hanya berlaku pada masa itu atau tidak bersifat kekal.
Contohnya, perahu nabi Nuh as bisa selamat dari bahaya tsunami dan ombak yang dahsyat. Nabi Ibrahim as tidak hangus terbakar dan bisa selamat hidup di dalam kobaran api. Tongkat nabi Musa as bisa berubah menjadi ular dan menelan semua ular ular tukang sihir. Nabi Isa as bisa menyembuhkan penyakit, menghidupkan orang mati, bisa berbicara sewaktu bayi. Dan masih banyak lagi mukjizat mukjizat para nabi dan rasul yang diberikan Allah kepada mereka tapi bersifat sementara, tidak kekal dan berlaku pada masa dan tempat mereka berada dan berakhir dengan wafatnya mereka.
Berlainan dengan dengan mukjizat al-Qur’an yang diturukan kepada Rasulallah saw. Mukjizat beliau yang berupa al-Qur’an tidak dibatasi oleh tempat dan masa tertentu. Mukjizat beliau berlaku untuk setiap tempat dan masa, dapat dijangkau oleh setiap manusia yang menggunakan akal di mana saja dan kapan saja.
Al-Qur’an merupakan mu’jizat yang bersifat kekal tidak pernah punah, berbeda dengan mu’jizat para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Qur’an adalah mu’jizat ilmiah yang mencakup semua urusan manusia dunia dan akhirat. (lihat pembahasan al-Qur’an pada pelajaran sebelumnya)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang wajib diimani dan diyakini dengan keyakinan yang kuat akan kesuciannya. Berlainan dengan kitab kitab suci sebelumnya, Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril as itu tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun yang terdiri dari 30 juz. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan di gua Hira’ ketika Nabi saw sedang berkhalawat atau menyendiri. Pada saat itu pula beliau dinobatkan sabagai Rasulullah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat.
Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ”Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.”. Ayat tersebut turun pada Rasulallah saw ketika melakukan haji wada’ kemudian setelah menerima wahyu tersebut beliau wafat.
Al-Quran diturunkan kepada Nabi saw untuk menghapus syari’at yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu. Ia merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan didunia agar tercapai kebahagiaan diakhirat.
Al-Qur’an tidak diragukan lagi kebenaran dan keasliannya, terperihara dari mulai diturunkan sampai masa yang tidak bisa ditentukan. Para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah saw dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.
Penulisan Al-Qu’an dalam bentuk teks sudah dimulai sejak zaman Nabi saw, tapi sangat rare dan jarang didapatkan, karena pada zaman itu mereka kebanyaknya mengandalkan kepada hafalan bukan kepada tulisan. Kemudian sedikit demi sedikit mulai didapatkan perobahan Al-Qur’an dari hafalan ke tulisan dan perobahan Al-Qur’an menjadi teks terus dijumpai dan dilakukan sampai pada zaman khalifah Utsman bin Affan ra.
Pada masa ketika Rasulallah saw masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur’an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Ka’ab. Sahabat yang lain juga secara diam diam menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, dll. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an setelah wahyu diturunkan.
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar ra, terjadi beberapa pertempuran diantaranya perang yang dikenal dengan nama perang Ridda yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur’an dalam jumlah yang tidak terhitung. Umar bin Khattab ra pada saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Khalifah Abu Bakar ra untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur’an yang saat itu tersebar di antara para sahabat, penghapal Al-Qur’an. Lalu Abu Bakar ra memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk membuat lajnah pengumpulan Al-Qur’an yang mengorganisai pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur’an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Khalifah Abu Bakar ra. Abu Bakar ra menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf pertama itu berpindah kepada Umar bin Khattab ra sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya diserahkan dan dipegang oleh anaknya Hafsah yang juga istri Nabi saw.
Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, Islam semakin tersebar luas ke suluruh penjuru, dan terjadilah perbedaan dialek (lahjah) antara suku yang berasal dari daerah dan negara berbeda beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijaksanaan untuk membuat keseragaman dalam cara membaca Al-Qur’an (qira’at). Lalu ia mengirim utusan kepada Hafsah binti Umar ra untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Ia memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurahman bin Al-Harists bin Hisyam. Ia memerintahkan agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika terjadi perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al-Qur’an turun dalam dialek bahasa mereka.
Maka terbentuklah sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah). Standar tersebut kemudian dikenal dengan istilah Mushaf Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Besamaan dengan keluarnya penyamaan dengan standar yang dihasilkan, maka khalifah Ustman ra memerintahkan seluruh mushaf yang berbeda untuk dimusnahkan. Hal ini demi untuk mencegah perselisihan di antara umat islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur’an. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah.
Dari keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati dan disetujui oleh para sahabat. Hal ini agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. Al-Hijr 9
B. Membelah Bulan
MEMBELAH BULAN
Apa mungkin terjadi?
Hadits di bawah ini insyallah bisa menyempurnakan keyakinan dan keimanan kita terhadap kekuasan Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya, Muhammad bin Abdillah saw.
Dalam Bukhari bab Manaqib dari Anas bin Malik dan Muslim Bab sifat al-qiamah, al-jannah Wa an-Nar dari Anas bin Malik, juga dalam kitab kitab hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, tokoh tokoh kafir Quraisy berkumpul seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan lain lainnya. Mereka berkumpul meminta kepada Nabi saw hal yang mustahil bisa terjadi menurut keyakinan mereka dan bisa melemahkan kedudukan beliau sebagai Nabi. Mereka meminta kepada Nabi saw untuk membelah bulan. Hal yang tidak masuk akal bukan? Mereka berkata, “Ya Muhammad, seandainya kamu benar benar seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua”. Rasulullah saw berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya.”.
Lalu Rasulullah saw berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah saw memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Subahanallah. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah saw berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.” .
Demikian jarak belahan bulan itu cukup jauh sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Menurut sebagain riwayat bulan terbelah menjadi dua belahan, belahan pertama berada di jabal Abi Qubais dan sebelah lagi berjalan ke arah jabal Qauqu’an. Kemudian kedua belan bulan itu kembali bersatu. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan mata telanjang.
Atas peristiwa ini Allah menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang-orang (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (Al Qomar, 1-2)
Terbelahnya bulan menjadi dua bagian dan disaksikan oleh kafir quraisy dan disebut dalam Al-Qur’an dan hadits, merupakan mukjizat atau sesuatu yang tidak masuk akal manusia bisa, yang diberikan kepada Nabi saw dan benar benar terjadi. Ini merupakan sebagai bukti atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana telah diberikan kepada para nabi dan rasul sebelumnya.
Seandainya mukjizat ini tidak disaksikan oleh setiap orang yang melihatnya dan seandainya hal itu tidak tertulis di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah saw, maka sudah barang tentu hal tersebut bisa diragukan kebenarnya. Tapi kita sebagi muslim wajib mempercayinya dengan kepercayaan yang kuat dengan apa apa yang telah tertulis dalam al-Qur’an dan telah disebut dalam hadits Nabi saw
C. Isra’ Mi’raj
ISRA’ MI’RAJ
Salah satu mukjizat Nabi saw yang terbesar adalah Isra’ dan Mi’raj. Hal ini merupakan kejadian yang luar biasa yang tidak bisa masuk akal manusia biasa tapi harus diyakini dan diimani oleh setiap muslim dengan keimanan yang benar. Kejadian luar biasa ini telah dialamai Nabi saw setahun sebelum beliau hijrah ke Madinah, yaitu tepatnya pada tanggal 27 Rajab setahun sebelum Hijrah Nabi.
Isra’ berasal dari asra’ yusri artinya berjalan di waktu malam. Jadi isra’ adalah perjalanan Nabi saw di malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Sedangkan mi’raj berasal dari ’araja ya’ruju artinya naik. Jadi arti mi’raj bagi Rasul saw adalah naik ke langit sampai ke langit yang ketujuh bahkan ke tempat yang paling tinggi yaitu Sidrah al-Muntaha. Kejadian ini telah diabadikan dalam al-Qur’an di dalam surat al-Isra’.
Kejadian Isra’ dan Mi’raj merupakan rihlah ruhaniyah dan jasadiah atau perjalanan ruh dan jasad Nabi saw karena selama dalam perjalanan beliau banyak menyaksikan kejadian-kejadian luar biasa, pelajaran yang sangat berguna untuk membina beliau menjadi seorang nabi dan rasul. Jadi kejadian Isra’ Mi’raj Nabi saw bukan sekedar mimpi atau dilakukan oleh ruh Nabi saw. Tapi kejadian ini dialami Nabi saw dengan jasad dan ruh dan beliau dalam keadaan sadar bukan tidur. Ini pendapat sebagian besar ulama.
Setelah melakukan isra’ mi’raj, Nabi saw kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada kaum Quraisy Mekkah. Tentu peristiwa ini menjadi bahan tertawaan mereka, tidak seorangpun percaya, bahkan yang sudah masuk islam pada saat itu banyak yang murtad. Karena mereka menganggap Nabi saw membawa berita palsu. Kecuali sahabat beliau Abu Bakar ra, orang pertama yang mempercayainya.
Kejadian ini memang tidak masuk di akal manusia biasa, tapi bagi orang beriman yang mempercayai bahwa Allah adalah Dzat yang maha berkuasa, kejadian tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Sebab beliau tidak berisra’-mi’raj dengan kemauan sendiri, tapi dengan kehendak Allah. Dan Allah jika berkehendak sesuatu, maka tidak ada mustahil bagi-Nya untuk melakukannya (Kun Fayakun).
Jelasnya, Isra’ dan Mi’raj Nabi saw kejadian luar biasa dan merupakan mukjizat yang harus diyakini dan diimani oleh setiap muslim dengan keyakinan yang mantap. Adapun kisah Isra’ Mi’raj Nabi saw diperlukan pembahasan yang luas. Wallahua’lam.
Adapun mukjizat mukjizat lainya yang diberikan Allah kepada Nabi saw dan tidak tertulis dalam al-qur’an tapi tertera dalam hadits hadits beliau yang wajib kita yakini dengan keyakinan yang kuat diantaranya:
D. Penutup Para Nabi & Rasul
كونه خاتم الأنبياء : يجب على كل مكلف أن يعتقد أن نبينا محمدا صلى الله عليه و آله سلم خاتم الأنبياء والمرسلين ، فلا نبي بعده أبدا الى يوم القيامة لقوله تعالى { مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً } . و قد أجمع المسلمون على أن معنى قوله خاتم النبيين أن الله ختم به النبوة و الرسالة و جعل آخر الأنبياء فلا نبي بعده الى يوم القيامة كما تواترت به الأحاديث ، قال صلى الله عليه و آله وسلم : ” سيكون في أمتى ثلاثون كذابا كلهم يدعي أنه نبي و أنا خاتم النبيين لا نبي بعدي ” (مسلم و أبو داود و الترمذي ) ، فمن اعتقد بوجود نبي بعد نبينا فقد كفر لأنه مكذب لاية في القرآن وهو قوله تعالى (خاتم النبيين ) و للأحاديث الصحيحة .
عموم بعثته : يجب على كل مكلف أن يعتقد أن نبينا محمد صلى الله عليه و آله وسلم مرسل الى كافة الخلق من الإنس و الجن و الملائكة ، لقوله تعالى { وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيراً وَنَذِيراً وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ } ، فمن نفى عموم بعثته صلى الله عليه و آله وسلم فقد كفر .
عموم بعثته : يجب على كل مكلف أن يعتقد أن نبينا محمد صلى الله عليه و آله وسلم مرسل الى كافة الخلق من الإنس و الجن و الملائكة ، لقوله تعالى { وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيراً وَنَذِيراً وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ } ، فمن نفى عموم بعثته صلى الله عليه و آله وسلم فقد كفر .
PENUTUP PARA NABI DAN RASUL
Dari mukjizat Nabi saw adalah beliau diutus sebagai penutup para nabi dan rasul, diutus bukan untuk manusia saja tapi untuk alam semesta. Dan ajaran yang dibawanya menghapus semua ajaran ajaran sebelumnya.
Penegasan bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi dan rasul Allah yang terakhir telah banyak ditegaskan Allah dalam al-Qur’an dan ditegaskan pula oleh Rasul-Nya di dalam al-hadits. Jadi kalau ada orang mengaku sebagai nabi setelah beliau, pasti dengan tegas umat Islam akan menolak keberadaanya dan tidak mempercayainya, karena Nabi saw adalah akhir dan penutup para nabi. Keyakinan bahwa Rasulallah saw adalah nabi terakhir begitu kuat tertanam di dada para sahabat beliau, sehingga ketika ada yang mengaku sebagai nabi, pasti dengan tegas mereka menolaknya dan sekaligus menyatakan perang kepada mereka
Satu lagi yang paling penting harus diketahui oleh setiap muslim dan wajib meyakinkan dengan sebenar benarnya keyakinan bahwa Nabi kita Muhammad saw merupakan penutup dan akhir para nabi dan rasul. Tidak ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad saw sampai hari kiamat.
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيراً وَنَذِيراً وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” (Al-Ahzab, 40).Beliau adalah utusan Allah yang terakhir bagi umat manusia, pembawa rahmat untuk seluruh alam semesta dan pelengkap dan penyempurna ajaran ajaran yang telah dibawa para nabi dan rasul sebelumnya. Beliau bukan saja diangkat sebagai seorang nabi dan rasul tetapi juga sebagai pemimpin yang membawa perdamaian di dunia.
Para ulama telah bersepakat bahwa arti penutup nabi nabi disini sesungguhnya Allah telah menutup kenabian dan risalah setelah kenabian dan risalah Muhammad bin Abdillah saw dan tidak diturunkan lagi setelah beliu satu nabipun di permukaan bumi sampai hari kiamat sebagaimana tercantum dalam hadits, beliau bersabda “Akan datang kepada umatku 30 pendusta, mereka semuanya mengaku sebagai nabi, sedangkan aku adalah nabi yang terakhir dan penutup para nabi nabi dan tidak ada nabi setelahku” (Muslim, Abu Daud, Tirmidhi)
Seandainya ada orang tidak mempercayai bahwa nabi Muhammad saw adalah penutup para nabi nabi, dan menyakini bahwa ada lagi nabi setelah beliau, maka orang itu dikatagorikan bukan muslim dan digelari kafir. Karena dia telah mendustai al-Qur’an dan hadits Nabi saw. Begitu pula halnya, seandainya seorang muslim tidak mempercayai bahwa Nabi Muhammad saw adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam semesta dan pelengkap dan penyempurna ajaran ajaran yang telah dibawa para nabi dan rasul sebelumnya, maka kedudukannya juga sama adalah kafir. Karena ia telah mengingkari firman Allah
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيراً وَنَذِيراً وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (Saba’,. 28)E. Mukjizat2 Lain-nya
BATU DAN POHON MEMBERI SALAM KEPADA NABI SAW
Dikisahkan oleh Ali bin Abi Thalib ra: ”Pernah aku bersama sama Rasulallah saw berada di Makkah, lalu kami keluar di sekeliling kota. Dan beliau tidak dijumpai oleh gunung dan pohon kecuali mereka berkata: Assalamu ‘Alaikum Ya Rasulallah” (HR Tirmidhi)
KERIKIL BERTASBIH DI TANGAN NABI SAW
Dan Abu Dzar ra berkata: “Sesungguhnya aku menyaksikan Rasulullah saw dalam sebuah halaqoh; ditangannya ada batu kerikil, lalu batu kerikil itu bertasbih di telapak tangannya. Bersama kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra, maka orang-orang yang berada dalam halaqoh semua mendengar tasbihnya. Kemudian (batu itu) diberikan kepada Abu Bakar ra; lalu batu tersebut bertasbih ditelapak tangannya , semua yang berada di halaqoh mendengar tasbihnya. Kemudian diberikan kembali kepada Rasulullah saw dan bertasbih lagi ditangannya. Kemudian diberikan kepada Umar ra, lalu bertasbih ditelapak tangannya, semua yang berada di halaqoh mendengar tasbihnya. Kemudian diberikan kepada Utsman bin Affan ra, lalu bertasbih ditangannya. Kemudian diberikan kepada kami, tetapi batu tersebut tidak bertasbih ketika berada di tangan salah seorang dari kami. [HR.ath-Thabrani).
BATANG POHON KURMA MERATAP KEPADA NABI SAW
Ratapan batang pohon kurma kepada Rasulullah saw. dan tangisannya dengan suara keras yang bisa didengar seluruh orang yang berada di masjid beliau. Itu terjadi setelah Rasulullah saw. meninggalkannya.
Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah, Rasulallah saw sering berdiri dekat sebuah pohon kurma. Ketika sebuah tempat duduk disediakan baginya, kami mendengar pohon itu menangis bagaikan unta betina hamil sampai Nabi saw jongkok dan memeluk pohon itu. (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari).
Dan masih banyak lagi mukjizat mukjizat Nabi saw yang disebut oleh penulis dan ini perlu pembahasan tersendiri, diantaranya:
– Mimbar menangis mendengar ayat ayat Allah yang dibacakan Nabi saw
– Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.
– Air memancar dari sela-sela jari Nabi saw.
– Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Nabi saw
– Medoakan Ali bin Abi Thalib sembuh dari sakit matanya.
– Mendatangkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami kekeringan.
– dll
0 Response to "Mukjizat Nabi"
Posting Komentar