Nabi & Rasul

A. Perbedaan Nabi & Rasul


اَلدَّرْسُ السَّابِعُ : فِي الرُّسُلِ
اَلرَّسُوْلُ : هُوَ إِنْسَانٌ ذَكَرٌ حُرٌّ أَوْحَى اللّٰهُ اِلَيْهِ بِشَرْعِ وَأَمَرَهُ بِعَمَلِهِ وَتَبْلِيْغِهِ لِلْخَلْقِ، قَالَ اللّٰه تَعَالَى : ( يَأَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلَّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِيْنَ )
اَلنَّبِيُّ : هُوَ إِنْسَانٌ ذَكَرٌ حُرِّ اَوْحَى اللّٰهُ اِلَيْهِ بِشَرْعِ وَأَمَرَهُ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ
اَلْمُعْجِزَةُ : هِيَ الْاَمْرُ الْخَارِقُ لِلْعَادَةِ الْمَقْرُونِ بِدَعْوَى النُّبُوَّةِ.
اَلْإِرْهَاصُ : هُوَ الْأَمْرُ الْخَارِقُ لِلْعَادَةِ يَكُونُ قَبْلَ النُّبُوَّةِ كَإِظْلَالِ الْغَمَامِ لَهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ اٰلِهِ وَسَلَّمَ.
اَلْكَرَامَةُ : هِيَ الْاَمْرُ الْخَارِقُ لِلْعَادَةِ تَظْهُرُ عَلَى يَدِ وَلِيٍّ للّٰهِ تَعَالَى
اَلْوَلِيُّ : هُوَ الْمُؤْمِنُ الْمُتَّقِي الْمُقْبِلُ عَلَى الطَّاعَاتِ وَالْمُنْصَرِفُ عَنِ الشَّهَوَاتِ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى ( إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا اَلْمُتَّقُونَ )، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى ( اَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُون

Sumber : Web Fiqih Nabi: https://hasansaggaf.wordpress.com/

PELAJARAN KETUJUH: PARA RASUL

SYARAH
Allah mengutus para nabi dan rasul untuk menyampaikan risalah serta menyebarkan ajaran Islam ke muka bumi.

RASUL
Rasul adalah seorang laki laki merdeka yang menerima risalah atau wahyu dari Allah dan ia juga diperintahkan baginya untuk menyampaikannya kepada kaumnya. Jadi boleh dikatakan juga bahwa setiap rasul pasti nabi tapi tidak semua nabi itu adalah rasul.

يَـأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ
Allah berfirman ”Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.” (al-Maidah: 67)

NABI
Nabi adalah seorang laki laki merdeka yang diturunkan kepadanya risalah atau wahyu dari Allah untuk diamalkan, namun tidak diperintahkan baginya untuk menyampaikannya kepada kaumnya.

Kenabian lebih umum karena semua rasul adalah nabi tetapi tidak semua nabi adalah rasul. Jadi orang yang bukan nabi berarti bukan rasul, dengan kata lain, untuk bisa menjadi rasul dia harus menjadi nabi. Rasul diutus untuk membawa risalah kepada manusia, untuk membawa syariat Allah dan agama yang harus disampaikan lagi kepada manusia, sedangkan Nabi saw diutus dengan dakwah dan syariat namun tidak diperintahkan untuk menyampaikanya kepada manusia.

Kenabian adalah pemberian Allah semata. Tidak semua orang bisa menjadi nabi atau julukan nabi. Kenabian tidak bisa diraih dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Manusia tidak mungkin mendapatkan gelar nabi dengan usaha, karena ia bukan gelar yang mungkin diraih dengan jerih payah. Kenabian adalah derajat tinggi dan kedudukan mulia yang Allah berikan kepada orang yang Dia kehendaki. Orang yang dikehendaki sebagai nabi itu telah disiapkan oleh Allah sedemikian rupa untuk memikul kenabian tersebut. Tentu sebelum jadi nabi, Allah menjaganya dari perbuatan yang buruk dan melindunginya dari segala maksiat serta menganugerahkan kepadanya akhlak yang luhur.

Jelasnya, bahwa kenabian tidak diperoleh dengan usaha tertentu, namun kenabian itu anugrah dari Allah diberikan kepada hamba-Nya yang terpilih dan tertentu. Kenabian bukan diberikan kepada orang yang mengharapkan dan memohon menjadi nabi.

Dan kita sebagai muslim, diwajibkan meyakini bahwa Allah mengutus para rasul untuk masing-masing umat yang menyeru mereka kepada tauhid. Beriman kepada seluruh rasul dan nabi adalah wajib dan merupakan rukun iman tanpa membedakan beriman kepada sebagian dan kufur kepada sebagian yang lain sebab hal tersebut sama dengan tidak beriman kepada semuanya. ”(Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”,” (Al-Baqarah, 285).

B. Mukjizat

MUKJIZAT
Kata mukjizat berasal dari bahasa Arab a’jaza – yu’jizu yang artinya melemahkan atau menjadikan tidak mampu. kemudian diartikan sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi, sebagai bukti kenabiannya yang tidak mampu ditantang atau dilawan oleh manusia biasa. Mukjizat merupakan khariqul ’adat atau sesuatu yang melanggar kebiasaaan.

Jelasnya, mukjizat merupakan sesuatu khariqul ‘adat artinya sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan dan tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan. Berapa banyak mukjizat turun kepada para nabi tapi tidak diimani oleh orang kafir. Mereka bukan tidak mempercayainya tapi karena sifat adat kejahiliyan, kesombongan dan kedengkian justru mereka menolaknya. Berapa banyak hal yang mereka tuntut supaya nabi yang mereka tantang itu mampu menunjukkan kejadian-kejadian aneh diluar kebiasaan manusia, tapi setelah terbukti tetap mereka tolaknya.

Masing masing nabi diberikan mukjizat yang berbeda beda satu sama lain. Mukjizat ini hanya diberikan untuk menguatkan kenabiannya dan bahwa agama yang dibawanya bukanlah bikinannya sendiri tetapi benar-benar dari Allah. Contohnya mukjizat nabi Musa as, tongkat yang diberikan kepadanya dapat menelan semua ular yang didatangkan tukang-tukang sihir dan dapat membelah laut. Dan mukjizat nabi Isa as dapat menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit dan sebagainya. Rasulallah saw berisra’ Mi’raj merupakan mukjizat. Rasulallah saw membelah bulan juga mukjizat, Rasullah saw berbicara dengan Allah secara langsung merupakan mukjizat. Dan Mukjizat Rasulallah saw yang paling besar dan masih terbukti sampai sekarang ini adalah Al-Qur’an, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam besar Bukhari dan Muslim dan Abu Hurairah, beliau bersabda: “Tiap-tiap nabi itu diberi mukjizat yang dapat menjadikan manusia beriman kepadanya. Tapi aku (Muhammad) hanya diberi wahyu yang diwahyukan Allah kepadaku, maka aku mengaharap semoga pengikutku paling banyak di hari kiamat nanti.”

C. Irhash

IRHASH
Irhash ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi saw sebelum diangkat menjadi Rasul, khariqul ’adat atau sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan, seperti:

Awan memayungi Nabi saw di saat beliau berjalan di panas terik
Jatuhnya kerajaan Kisra terjadi pada saat saat kelahiran Nabi saw
Padamnya api di Persia (api yang dijadikan sesembahan atau Tuhan bagi orang orang Majusi yang tidak pernah padam) terjadi pada saat saat kelahiran Nabi saw.
Dada Nabi saw dibedah tatkala berumur 4 tahun oleh Jibril as dan dikeluarkan dari hati beliau segumpal darah dan dicucinya dengan air zamzam. Semua dilakukan Jibril as tanpa merasa sakit.
Saat melahirkan Nabi saw, ibu beliau tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya
Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susu Nabi saw dapat menyusui kembali setelah dinyatakan sebelumnya susunya telah kering.
Beliau dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi saw. Saat itu beliau berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama pamannya Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Nabi saw saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Nabi saw dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya.

Dan masih banyak lagi tanda tanda kenabian lainnya sebelum datangnya risalah. Ini semua merupakan Irhashat atau tanda tanda luar biasa, khariqul ’adat atau sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan dan tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan. Semua ini diberikan kepada diri Nabi saw sebelum beliau diutus menjadi rasul.

D. Karamat & Wali

KARAMAT
Karamat berasal dari bahasa Arab ”karuma – yakrumu – karamatan” artinya mulia, murah hati atau dermawan. Menurut ajaran Islam karamat ialah kejadian luar biasa atau sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan dan tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan. Semua ini diberikan kepada diri diri seorang wali.

WALI
Wali berasal dari bahasa Arab “waliya – yali”, artinya orang amat dekat atau mengikutinya tanpa batas. Makna Wali adalah seorang mukmin, saleh, bertakwa, taat kepada perintah Allah yang ketaatannya terus menerus, tanpa diselang-selingi oleh perbuatan maksiat.

إِنْ أَوْلِيَآؤُهُ إِلاَّ ٱلْمُتَّقُونَ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
Orang-orang yang berhak menguasainya (para wali), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (al-Anfal, 34)

Adapun Wali menurut Yusuf bin Ismail An- Nabhani dalam kitabnya “Jaami’u Karaamatil Aulia”, dari segi bahasa artinya “dekat” maksudnya apabila seseorang dekat kepada Allah, disebabkan ketaatan, istiqamah dan keikhlasannya maka Allah pun akan dekat kepadanya dengan melimpahkan rahmat, kebajikan dan kurnia-Nya, dan diberikan kepadanya segala kemudahan. Pada saat itu terjadilah perwalian, yakni orang itu dinamakan “Wali” atau Allah senantiasa melindunginya, sehingga terhadap dirinya tidak perlu ada kekhawatiran. Dan Allah memberikan kepadanya berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang lain, berupa kejadian atau peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal atau menyimpang dari kebiasan dan adat manusia, sebagaimana Allah memberikan mukjizat kepada para nabi dan rasul-Nya. Firman Allah:

إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُون الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُون
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (Yunus: 62-63)

Dalam al-Qur’an banyak sekali contoh contoh ini disebut diantaranya ayat dalam surat Al-Kahfi Allah mengisahkan peristiwa besar dan ajaib yang terjadi atas tujuh orang anak muda yang tinggal dalam gua selama lebih dari 300 tahun, tanpa makan dan minum, tetapi tubuhnya tetap sehat. Dan masih banyak lagi yang lainya. Semua peristiwa peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal dan menyimpang dari kebiasaan manusia yang diberikan kepada diri seseorang sedangkan ia bukan nabi, inilah yang dinamakan

E. Jumlah Nabi & Rasul

عَدَدُ الرُّسُلِ
لَايَجِبُ عَلَيْنَا مَعْرِفَةُ عَدَدِ الْأَنْبِيَاءِ وَالرُّسُلْ بِحَصْرِ لِاَنَّ دَلِيْلَهُ أَجَادِي بَلْ يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نَعْتَقِدَ إِجْمَالًا اَنَّ للّٰهِ رُسُلًا وَأَنْبِيَاءَ أَوَّلُهُمْ اَدَمُ وَاَخِرُهُمْ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهِ وَسَلَّمَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى ( مِنْهُم مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ).
اَلرُّسُلُ الْمَذْكُوْرَةُ فِي الْقُرْاٰنِ : يَجِبُ عَلَيْنَا مَعْرِفَةُ الرُّسُلِ الْمَذْكُوْرِيْنَ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ تَفْصِيْلًا وَهُمْ خَمْسَةٌ وَعِشْرُونَ : اٰدَمُ وَإِدْرِيْسُ وَنُوحٌ وَهُوْدٌ وَصَالِحٌ وَاِبْرَاهِيْمُ وَلُوطٌ وَإِسْمَاعِيْلُ وَاِسْحَاقٌ وَيَعْقُوْبُ وَيُوْسُفُ وَأَيُّوْبُ وَشُعَيْبُ وَمُوسَ وَهَارُونٌ وَذُوْالْكِفْلِ وَدَاوُدُ وَسُلَيْمَانُ وَإِلْيَاسُ وَالْيَسَعُ وَيُونُسُ وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيْسَى وَمُحَمَّدٌ ..... وَمِنْهُم خَمْسَةٌ أَوْلُو الْعَزْمِ وَهُم : مُحَمَّدٌ وَاِبْرَاهِيْمُ وَمُوسَى وَعِيْسَى وَنُوح

JUMLAH PARA NABI DAN RASUL
Wajib bagi setiap muslim mengetahui bilangan para nabi dan rasul yang telah disebut dalam al-Qur’an sebanyak 25 dan wajib meyakininya secara keseluruhan bahwa Allah telah mengutus mereka sebagai nabi dan rasul yang dimulai dari nabi Adam as dan diakhiri oleh nabi Muhammad saw.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak Kami ceritakan kepadamu” (al-Ghafir, 78).

Bilangan para rasul sangat banyak, sebagian ulama mengatakan hingga mencapai 315 rasul. Sedangkan bilangan para nabi mencapai 124.000. Di antara mereka ada yang wajib diketahui dan ada yang tidak wajib. Nabi dan rasul Allah yang wajib diketahui berjumlah 25, yakni mereka yang disebutkan di dalam al-Qur’an dengan perincian sebagai berikut: Adam, Idris, Nuh, Hud, Salih, Ibrahim, Lut, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Musa, Harun, Dhul Kifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakariya, Yahya, ’Isa, Muhammad

Inilah jumlah nama dan urutan nabi dan rasul Allah yang wajib ketahui. Dimulai dari Nabi Adam as sebagai pembuka para nabi, dan diakhiri Nabi Muhammad saw, nabi dan rasul Allah saw yang terakhir.

Penegasan bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi dan rasul Allah yang terakhir telah banyak ditegaskan Allah dalam al-Qur’an dan dan ditegaskan pula oleh Rasul-Nya di dalam al-hadits. Jadi kalau ada orang mengaku sebagai nabi setelah beliau, pasti dengan tegas umat Islam akan menolak keberadaanya dan tidak mempercayainya, karena Nabi Muhammad saw adalah akhir dan penutup para nabi. Keyakinan bahwa Rasulallah saw adalah nabi terakhir begitu kuat tertanam di dada para sahabat beliau, sehingga ketika ada yang mengaku sebagai nabi, pasti dengan tegas mereka menolaknya dan sekaligus menyatakan perang kepada mereka

F. Ringkasan Sejarah 25 Rasul
Terlampir dibawah ini ringkasan sejarah 25 Nabi dan Rasul, yang insyallah sedikitnya bisa memberi gambaran singkat tentang mereka:

1- Adam
Diperkirakan hidup tahun 5872-4942 SM di sekitar wilayah India . Konon disitulah beliau pertama kali diturunkan Allah ke muka bumi setelah melanggar perintah Allah tidak boleh memakan buah terlarang. Lalu beliau berjalan ke wilayah yang kini disebut dengan Jazirah Arabia. Menurut beberapa riwayat beliau bertemu dengan istrinya, Hawwa di Arafah yang sekarang dijadikan tempat pertemuan ummat Islam dari seluruh dunia setahun sekali saat melakukan ibadah haji. Mereka lantas menetap di sekitar Ka’bah yang memang telah dibangun sebelumnya oleh para malaikat. Beliau wafat di jazirah Arabia (tidak diketahui dimana kuburannya). Diriwayatkan bahwa beliau mempunyai 40 anak. Nama Adam disebut dalam Al-Qur’an: 25 kali.

2- Idris
Idris bin Yarid bin Mahlail dari keturunan Nabi Syits bin Adam as. Beliau dari anak keturunan Qabil yang tinggal di Babil di Iraq. Diperkirakan hidup sekitar tahun 4533-4188 SM. Nama Idris disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 2 kali

3- Nuh
Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qu’ran.

Nabi Nuh as mendapat julukan ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Nabi Nuh as digelari sebagai ulul ’azmi karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali ke jalan yang lurus. Usianya hampir 1000 tahun dan jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an tidak mempercayai ajaran yang dibawanya dan menjadi musuhnya. Atas kehendak Allah umat nabi Nuh as yang membangkang ditenggelamkan dengan tsunami yang dahsyat dan semuanya mati, kecuali nabi Nuh as dan pengikutnya yang beriman.

4- Hud
Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 2450-2320 SM. Diutus untuk Kaum ‘Ad yang tinggal di Al-Ahqaf-Hadramut, Yaman. Beliau wafat di Hadramut sebelah timur, Yaman (kuburannya diziarahi sampai sekakarang). Nama beliau disebutkan sebanyak 7 kali dalam Al-Quran.

5- Shalih
Shalih bin Abid dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan beliau hidup pada tahun 2150-2080 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 2100 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kaum Tsamud yang tinggal di Al-Hijir- Oman. Beliau wafat di Jaziratul Arab. Nama beliau disebutkan sebanyak 9 kali di dalam Al-Quran.

6- Ibrahim
Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau diperkirakan hidup tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau tinggal di Iraq. Beliau wafat di Al-Khalil, Hebron, Palestina. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Quran.

Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendapat gelar ulil ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Dari mulai bayi nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam gua disebabkan karena perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk melepas istri dan anaknya yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru meningkat remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, tapi Allah akhirnya menggantikannya dengan seekor domba. selain itu ujian nabi Ibrahim as yang lain adalah membangun Ka’bah, dan menghadapi Raja Namrudz yang zalim.

7. Luth
Luth bin Haran dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1950-1870 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kaum Luth yang tinggal di negeri Sadum, Syam, Palestina. Beliau meninggal dunia di Desa Shafrah di Syam, Palestina dan meninggalkan 2 anak perempuan. Nama beliau disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Quran.

8- Ismail
Nabi Ismail bin Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1911-1774 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1850 SM. Beliau tinggal di Makkah dengan kabilah Amaliq dari Yaman. Beliau meniggal dunia di Mekkah. Meninggalkan 12 anak. Nama beliau disebutkan sebanyak 12 kali dalam Al-Quran

9- Ishaq
Ishaq Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1897-1717 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1800 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kan’anniyun di wilayah Al-Khalil Palestina. Beliau meninggal di Al-Khalil Hebron Palestina. Memiliki 2 anak. Nama beliau disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 17 kali

10.Ya’qub
Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1837-1690 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1750 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Syam. Beliau wafat di Alkhalil Hebron Palestina. Punya 12 anak. Nama beliau disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 16 kali.

11. Yusuf
Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1745-1635 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1715 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan Heksos di Mesir. Beliau wafat di Nablus Palestina. Punya dua anak laki laki dan satu perempuan. Nama beliau disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran

12. Syu’aib
Syu’aib dari keturunan Madyan bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1600-1490 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada ahli Madyan dan Penduduk Aikah Madyan. Beliau wafat di Madyan. Nama beliau disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Quran.

13. Ayyub
Ayyub dari keturunan Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1540-1420 SM. Dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1500 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Orang-orang Amoria di Huran, Syam, Palestina. Beliau wafat di Huran di Syam. Punya 26 anak. Disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran.

14. Zulkifli
Zulkifli dari keturunan Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1500-1425 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1460 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada orang-orang Amoria di Damaskus. Beliau wafat di Damaskus Syiria. Punya 2 anak. Disebutkan sebanyak 1 kali di dalam Al-Quran

15. Musa
Musa bin Imran dri keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1527-1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil di Mesir. Beliau wafat di Tanah Tih. Punya 2 anak.

Nabi Musa as adalah nabi yang paling banyak namanya disebutkan dalam al-Qur’an yaitu sebanyak 136 kali. Beliau termasuk nabi yang mendapat gelar ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi dalam menghadapi dan berda’wah kepada Firaun. Selain itu, dia juga nabi yang sabar dalam memimpin kaumnya yang selalu membangkang. Ketika Musa as akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi. Harun as yang ditugasi mengganti tugas Musa as, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Dengan kesabaran nabi Musa yang hebat tapi beliau pernah tidak bersabar ketika berguru kepada nabi Khidir as .

16. Harun
Harun bin Imran dri keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1531-1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil Mesir. dan wafat di Tanah Tih. Disebutkan sebanyak 19 kali di dalam Al-Quran.

17. Daud
Daud dari keturunan Yahudza bin Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 1041-971 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1010 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Punya 1 anak dan wafat di Baitul Maqdis, Palestina. Disebutkan sebanyak 16 kali di dalam Al-Quran.

18. Sulaiman
Sulaiman bin Daud dari keturunan Yahudza bin Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 989-931 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Beliau wafat di Rahbaam Baitul Maqdis, Palestina. Disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran.

19. Ilyas
Ilyas bin Yasin bin Fanhas dari keturunan Harun bin Imran. Diperkirakan hidup pada tahun 910-850 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 870 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Orang-orang Phiniq di Ba’labak di Syam. Beliau tidak wafat tapi diangkat ke sisi Allah. Disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran.

20. Ilyasa’
Ilyasa’ bin Akhtub dari keturunan Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 885-795 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 830 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan orang-orang Amoria di Panyas, Syam. Beliau wafat di Palestina. Disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran.

21. Yunus
Yunus bin Matta dari keturunan Bunyamin bin Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 820-750 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada orang Asyiria di Ninawa di Iraq. Beliau wafat di Ninawa di Iraq. Disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran.

22. Zakaria
Zakaria dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 91-31 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau wafat di Syam. Punya satu orang anak. Disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran.

23. Yahya
Yahya bin Zakaria dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM – 31M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 28M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Wafat di Damaskus Syiria. Disebut dalam alquran 3 kali

24. Isa
Isa bin Maryam binti Imran dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM-32M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 29M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau juga tidak wafat melainkan diangkat ke sisi Allah. Nabi Isa as Disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran.

Beliau adalah nabi yang mendapat julukan ulul ’azmi karena banyak memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika nabi Isa as sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan muridnya, menghadapi fitnah, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan nabi Isa as menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.

25.Muhammad
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 571M-632M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 610M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tinggal di Mekkah dan Madinah. Wafat di Madinah. Meninggalkan 7 orang anak. Rasulallah saw namanya disebutkan hanya 5 kali di dalam Al-Quran.

Beliau mendapat julukan ulul ’azmi karena sejak kecil sampai dewasa, Rasulallah saw selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Rasulallah saw juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Dan masih banyak lagi kesabaran dan masa masa sulit yang dihadapi beliau dari mulai lahir sampai beliau wafat.

Demikian ringkasan sejarah 25 nabi dan rasul (lihat Qashash al-Anbiya’ oleh ibnu Katsir, tahqiq Dr. as-Sayyid al-Jumaili dan kitab Atlas al-Quran oleh Syauqi Abu Khalil). Semoga bisa menjadi rujukan yang bermanfaat dan kebenaranya kita kembalikan kepada Allah.

G. Ulul ‘Azmi

ULUL ’AZMI
Dari 25 Rasul tersebut terdapat 5 Rasul yang mempunyai sifat Ulil ’Azmi diantara mereka ialah Rasulallah saw, nabi Ibrahim as, nabi Musa as, nabi Isa as dan nabi Nuh as, seperti yang telah disebut diatas.

Mereka yang memiliki sifat Ulil ’Azim adalah Rasul-Rasul yang mempunyai keteguhan hati sangat mengagumkan, tabah luar biasa, sabar dan kesabarannya tidak terbatas, meskipum mereka mendapatkan berbagai macam celaan,hinaan, tantangan yang menyakitkan namun mereka tetap teguh, sabar, dan senantiasa bertwakal dalam menyampaikan ajarannya kepada manusia.

1- Nabi Muhammad
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 571M-632M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 610M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tinggal di Mekkah dan Madinah. Wafat di Madinah. Meninggalkan 7 orang anak. Rasulallah saw namanya disebutkan hanya 5 kali di dalam Al-Quran.

Beliau mendapat julukan ulul ’azmi karena sejak kecil sampai dewasa, Rasulallah saw selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Rasulallah saw juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Dan masih banyak lagi kesabaran dan masa masa sulit yang dihadapi beliau dari mulai lahir sampai beliau wafat.

2- Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau diperkirakan hidup tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau tinggal di Iraq. Beliau wafat di Al-Khalil, Hebron, Palestina. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Quran.

Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendapat gelar ulil ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Dari mulai bayi nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam gua disebabkan karena perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk melepas istri dan anaknya yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru meningkat remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, tapi Allah akhirnya menggantikannya dengan seekor domba. selain itu ujian nabi Ibrahim as yang lain adalah membangun Ka’bah, dan menghadapi Raja Namrudz yang zalim.

3- Nabi Musa
Musa bin Imran dri keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1527-1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil di Mesir. Beliau wafat di Tanah Tih. Punya 2 anak.

Nabi Musa as adalah nabi yang paling banyak namanya disebutkan dalam al-Qur’an yaitu sebanyak 136 kali. Beliau termasuk nabi yang mendapat gelar ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi dalam menghadapi dan berda’wah kepada Firaun. Selain itu, dia juga nabi yang sabar dalam memimpin kaumnya yang selalu membangkang. Ketika Musa as akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi. Harun as yang ditugasi mengganti tugas Musa as, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Dengan kesabaran nabi Musa yang hebat tapi beliau pernah tidak bersabar ketika berguru kepada nabi Khidir as .

4- Nabi Isa
Isa bin Maryam binti Imran dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM-32M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 29M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau juga tidak wafat melainkan diangkat ke sisi Allah. Nabi Isa as Disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran.

Beliau adalah nabi yang mendapat julukan ulul ’azmi karena banyak memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika nabi Isa as sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan muridnya, menghadapi fitnah, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan nabi Isa as menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.

5- Nabi Nuh
Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qu’ran.

Nabi Nuh as mendapat julukan ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Nabi Nuh as digelari sebagai ulul ’azmi karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali ke jalan yang lurus. Usianya hampir 1000 tahun dan jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an tidak mempercayai ajaran yang dibawanya dan menjadi musuhnya. Atas kehendak Allah umat nabi Nuh as yang membangkang ditenggelamkan dengan tsunami yang dahsyat dan semuanya mati, kecuali nabi Nuh as dan pengikutnya yang beriman.

H. Hikmah Diutus Rasul

حِكْمَةُ إِرْسَالِ الرُّسُلِ
إِرْشَادُ الْخَلْقِ اِلَى مَعْرِفَةِ الْخَالِقِ وَإِلَى مَا يَجِبُ أَنْ يَعْرِفَ مِنْ صِفَاتِهِ وَتَبْيِيْنُ اَنْوَاعِ الْعِبَادَاتِ وَالْمُعَامَلَاتِ وَتَبْشِيْرُ أَهْلِ الْإِيْمَانِ وَالطَّاعَةِ بِالْجَنَّةِ وَالثَّوَابِ وَإِنْذَارُ اَهْلِ الْكُفْرِ وَالْمَعْصِيَةِ بِالْعِقَابِ وَإِظْهَارُ مَا يَحْنَارُ مَا يَحْنَاجُ الْخَلْقِ اِلَيْهِ مِنْ أَمُورِ الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا لِيَكُونَ الرُّسُلُ مُنْقِذِيْنَ لِلْعَالَمِ مِنْ سَبُلِ الْجَهْلِ وَالْغَوَايَةِ اِلَى طُرُقِ الْحَقِّ وَالْهِدَايَةِ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى ( رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِىَٔلًا يَكُونَ لِنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ).

HIKMAH DIUTUS PARA RASUL
Hikmah Allah sangat luas, kekuasaan Allah sangat besar, dan rahmat Allah itu tidak ada batasnya. Sudah barang tentu Allah mengutus para nabi dan rasul terdapat hikmah yang sangat mulia. Allah menciptakan makhluk hanya untuk beribadah kepada-Nya, melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dimurkai-Nya. Tentu untuk melaksanakan perintah Allah ini harus ada tuntunan dan bimbingan. Maka Allah menciptakan para rasul dan nabi sebagai penuntun dan pembimbing. Dan melalui tuntunan dan pimbingan para rasul, manusia bisa melaksanakan perintah dan larangan Allah dengan seksama.

Allah telah mengutus para nabi dan rasul untuk memberi petunjuk kepada manusia agar mereka mengenal Allah dan apa yang harus diketahui dari sifat sifat-Nya, menjelaskan kepada manusia hukum hukum yang bersangkutan dengan ibadah kepada Allah dan mu’amalat sesama manusia, memberi kabar gembira kepada yang beriman dan ta’at kepada-Nya kelak di akhirat balasanya adalah pahala dan surga, dan memberi peringatan kepada orang yang ingkar dan berbuat maksiat kelak mereka akan mendapat balasan adhab dan siksaan yang setimpal.

Juga Allah telah mengutus para nabi dan rasul untuk menerangkan apa apa yang dibutuhkan dari urusan dunia dan akhirat, menyelamatkan mereka dari bencana kebodohan dan menunjukan kepada mereka jalan yang benar dan berhidayah.

رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزاً
”(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (an-Nisa’, 165).

Disamping itu akal manusia tidak akan sanggup mengetahui perkara-perkara yang gaib, seperti adanya hari kebangkitan, adanya surga dan neraka, adanya malaikat dan jin, dan yang lainnya. Semua perkara ini hanya bisa diketahui melalui jalur para rasul yang mendapatkan wahyu dari Allah yang mengutus mereka. Seandainya para nabi dan rasul tidak terutus maka manusia akan hidup di alam kegelapan dan tidak mungkin manusia bisa memiliki keimanan terhadap perkara yang gaib.

I. 4 Sifat Wajib/Mustahil Bagi Rasul

الدرس الثامن : في صفات الرسل
الصفات الواجبة في حق الرسل أربع وهي الصدق و الأمانة و التبليغ و الفطانة .
الصدق هو مطابقة الخبر للواقع فيجب علينا أن نعتقد بأن جميع ما جاء به الرسل قولا و فعلا صدق و حق ، قال الله تعالى: صدق الله و رسوله و الدليل العقلي على ذلك ظهور المعجزات على أيديهم فلو لم يكونوا صادقين لكانوا كاذبين و لو كان كاذبين لكان الله يؤيد الكاذبين و يأمر بالاقتداء بهم في قوله تعالى { وَمَآ آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُواْ } و هو محال لأن الله لا يأمر بالفحشاء و المنكر .
الامانة : معنى الأمانة في حق الرسل هو حفظ ظواهرهم و بواطنهم من الوقوع في منهي عنه لو كراهة ، فيجب علينا أن نعتقد بأنهم محفوظون من الظاهرة و الباطنة ، قال الله تعالى حكاية عن أحد الرسل { إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ } ، و الدليل العقلي على ذلك أنهم لو كان غير أمناء لكانوا خائنين لما أمرنا الله باتباعهم ، قال الله تعالى { إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ }

PELAJARAN KEDELAPAN: SIFAT PARA RASUL

SYARAH:
Sebagaimana para malaikat, yang selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah sekalipun melanggar larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka adalah orang-orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Allah telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam perbuatan dosa, sejak mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan rasul.

Telah diyakini bahwa para rasul yang diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang telah dipilih dengan sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk biasa. Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan tujuan untuk menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada mereka empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul, yaitu Shidiq (Jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (cerdas).

1. SHIDIQ (JUJUR)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia harus meyakinkanya dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah.

Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak mungkin harus diyakini dan diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak jujur. Tentu setelah itu apa yang telah diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti dengan ta’at dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan.

وَمَآ آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُواْ
”Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,” (al-Hasyr, 7)

2. AMANAH (DIPERCAYA)
Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika.

إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (asy-syuara’ 143)

Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya. Jika para rasul telah melanggar etika berarti mereka telah bekhianat dan Allah tidak menyukai manusia yang berkhianat.

إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.”(al-Anfal, 58)

التبليغ : معنى التبليغ في حق الرسل عليهم السلام هو ايصال الأحكام التى أمروا بتبليغها الى المرسل اليهم ، فيجب علينا أن نعتقد أنهم عليهم السلام بلغوا ما أمروا بتبليغه ما أخفوا على الناس من ذلك شيئا ، لا عمدا و لا سهوا و لا نسيانا قال الله تعالى { الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلاَّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيباً } و الدليل العقلي على ذلك أنهم لو كتموا شيئا مما أمروا بتبليغه ، و لكنا مأمورين بكتم العلم ، لأننا أمرنا بالاقتداء بهم و هو باطل لأن كاتم العلم ملعون .
الفطانة : هي حدة الذكاء و التيقظ التام لإلزام الخصوم و إبطال دعاويهم ، فيجب علينا أن نعتقد أنهم عليهم الصلاة و السلام أكمل أهل زمانهم في العقل و الفطنة و قوة الذكاء . و الدليل العقلي على ذلك أن الله تعالى أرسلهم لإحقاق الحق و إبطال الباطل و إبطال دعاوي الخصوم بإقامة الحجة ، فلو كانوا غير فطناء لكانوا بلداء و لو كانوا بلداء لعجزوا عن إقامة الحجة و هو باطل ، قال الله تعالى { وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ آتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ }

3. TABLIGH (MENYAMPAIKAN)
Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti atau saksi akan kebenaran wahyu itu.

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلاَّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيباً
Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (al-Ahzab, 39).

Hal ini bisa dikiyaskan bahwa jika Allah memberikan wahyu kepada para rasul untuk tidak disampaikan atau dirahasiakan kepada manusia, maka tidak wajib bagi manusia untuk mempelajarinya. Sedangkan menyampaikan adalah hal yang wajib dan menyembunyikan adalah hal yang terlaknat dan tercela.

4. FATHONAH (CERDAS)
Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.

Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya maka mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ آتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ
Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (al-An’am, 83)

الصفات المستحيلة في حق الرسل
يستيحل في حق الرسل عليهم السلام أضداد الصفات الواجبة وهي أربع : الكذب و الخيانة و الكتمان و البلادة
الصفات الجائزة في حق الرسل : يجوز في حق الرسل عليهم السلام كل وصف من أوصاف البشر التى لا تؤدي الى نقص في مراتبهم العلية ، كالأكل و الشرب و النكاح و المرض الخفيف و الاغماء والدليل على ذلك مشاهدة احوالهم لأن من حضر معهم ذلك معهم ، و وصل الينا بالتواتر ، قال الله تعالى { وَمَآ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلاَّ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأَسْوَاقِ } و يستحيل في حقهم الجنون و البرص والعمى و كل مرض ينفر الناس عنهم.

SIFAT MUSTAHIL BAGI RASUL
Telah diterangkan di atas sifat sifat wajib para rasul yang harus diimani oleh setiap muslim yaitu: Shidiq (jujur), Amanah (bisa dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas). Adapun kebalikan dari sifat sifat wajib para rasul adalah sifat sifat mustahil yaitu Kidhb (Bohong), Khianah (Berkhianat atau tidak dipercaya), Kitman (menyembunyikan) dan Baladah (Bodoh).

SIFAT JAIZ BAGI RASUL
Allah telah mengutus para rasul kepada manusia dan telah dihiasi dengan sifat kesempurnaan melebihi makhluk Allah yang lain, namun mereka tidak akan terlepas dari fitrah kemanusian yang ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang manusia biasa yang berprilaku sebagaimana manusia.

Sifat para rasul Allah ini telah membuat mereka melakukan aktifitas sebagaimana manusia lainnya. Sudah tentu yang dimaksud di sini adalah prilaku dan sifat yang tidak mengurangi derajat kerasulan mereka di mata manusia. Jadi sifat sifat ini boleh dikatakan jaiz bagi para rasul, yaitu sifat sifat yang boleh dilakukan dan boleh pula ditinggalkan Seperti makan, minum, tidur, kawin, istirahan, sakit yang ringan, pingsan, jalan ke pasar pasar, berniaga dan semacamnya.

Sedangkan prilaku dan sifat yang bisa merendahkan derajat kerasulan, mereka akan terpelihara dan dipelihara oleh Allah dan sudah pasti perilaku dan sifat itu tidak pernah dilakukannya. Dan inilah yang membedakan mereka dengan manusia yang lain.

وَمَآ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلاَّ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأَسْوَاقِ
Allah berfirman, ”Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (al-Furqon, 20)


Related Posts:

0 Response to "Nabi & Rasul"

Posting Komentar