IMAM ASY SYAFI'I




Dia adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin syafi’I bin Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al - Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai Al-Qurasyi Al – Mathalib Asy – Syafi’i Al-hijazi Al-Makki, anak paman Rasulullah Shallallahu Alai wa Sallam yang bertemu silsilsilahnya dengan Rasulullah pada Abdu Manaf.

Para ulama sepakat bahwa ia lahir pada tahun 150 Hijriyah,yaitu pada tahun meninggalnya Imam Abu Hanifah Rahimahumullah. Bahkan, ada yang mengatakan kalau ia lahir pada hari yang sama ketika Abu Hanifah Wafat. Imam An-Nawawi berkata, ”Ketahuilah bahwa sesungguhnya Imam Asy-syafi’I adalah termasuk manusia pilihan yang mempunyai akhlak mulia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah islam.

Pada diri
Imam Asy-Syafi’i terkumpul berbagai macam kemuliaan karunia Allah, di antaranya nasab yang suci bertemu dengan nasabnya Rasulullah dalam satu nasab dan garis keturunan yang sangat baik semua ini merupakan kemuliaan paling tinggi yang tidak ternilai dengan materi .

Awal menuntut ilmu dan kecerdasannya

Dari Abu Nu’aim dengan sanad dari Abu Bakr bin Idris juru tulis Imam Al-Humaidi, dari Imam Asy-syafi’i, dia berkata, aku adalah seorang yatim di bawah asuhan ibuku. Ibuku tidak mempunyai dana guna membayar seorang guru untuk mengajariku. Namun, seorang guru telah mengizinkan diriku untuk belajar dengannya, ketika ia mengajar yang lain. Tatkala aku selesai mengkhatamkan Al-Qur’an, aku lalu masuk masjid untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan para ulama. Dalam pengajian itu,aku hafalkan hadits dan permasalahan-permasalahan agama. Waktu itu aku masih tinggal di Makkah, di suku khif.

Akibat kemiskinanku ,ketika aku melihat tulang yang menyerupai papan, maka tulang itu ku ambil untuk aku gunakan menulis hadist dan beberapa permasalahan agama. Di daerah kami terdapat tempat sampah, ketika tulang yang aku tulis sudah penuh, maka tulang itu aku buang disana.

Imam Al - Baihaqi dengan sanadnya dari Mus’ab bin Abdillah Az-Zabiri, dia berkata, ”Imam Asy –syafi’i memulai aktivitas keilmuannya dengan belajar sya’ir, sejarah dan sastra. Setelah itu baru menekuni dunia fikih.”

Sebab ketertarikan Imam Asy-syafi’i terhadap fikih bermula dari suatu ketika dia berjalan dengan mengendarai binatang, sedang di belakangnya kebetulan sekretaris Ubay sedang mengikutinya.

Berangkat dari perkataan inilah, Imam Asy-Syafi’i melantunkan bait sya’ir , sehingga sekretaris Ubay memacu kendaraannya agar berjalan lebih cepat lagi untuk menghampirinya. Ketika sudah mendekat dengan Imam Asy-Syafi’i, ia lalu berkata “orang sepertimu akan kehilangan muru’ah kalau hanya serperti ini saja. Di mana kemampuanmu dibidang fiqih?

Berangkat dari inilah Imam Asy Syafi’i , belajar ilmu fikih kepada Imam Malik bin Anas. Adz –Dzabi berkata “dari Imam Asy-Syafi’i, dia berkata “aku telah mendatangi Imam Malik, sedang usiaku baru 13 tahun, demikian berdasarkan riwayat ini. Akan tetapi secara zhahir, nampaknya usianya pada saat itu adalah dua puluh tiga tahun.

Sebelum mendatangi Imam Malik, aku terlebih dahulu mendatangi saudara sepupuku yang menjabat walikota madinah. Kemudian saudara sepupuku mengantarku ke Imam Malik, saudara sepupuku lalu berkata kepadaku, ”carilah seorang guna menyeleksi bacaan Al-Qur-anmu!” Lalu aku menjawab, aku mencari guru untuk membaca Al-Qur-an!Lalu, aku menghadapkan bacaanku kepada Imam Malik. Barangkali bacaanku sudah jauh, akan tetapi ia memintaku untuk mengulanginya, sehingga aku pun mengulangi bacaan Al-Qur’anku lagi yang membuatnya terkagum kagum, ketika aku bertanya kepada Imam Malik beberapa masalah dan dijawabnya, maka Imam Malik lalu berkata ”apakah kamu ingin menjadi seorang hakim”

Setelah berguru kepada Imam Malik .Imam Asy-syfi’i lalu pindah ke yaman , dari yaman lalu ia pindah ke Irak untuk menyibukkan dirinya dalam ilmu agama. Di Irak ia berdebat dengan Muhammad bin Al-Hasan dan ulama lainnya. di sana ia sebarkan ilmu Hadist, mendirikan madzhabnya dan membantu perkembangan sunnah. Hasilnya, nama dan keutamaan Imam Asy-syafi’i tersebar dan semakin dikenal hingga namanya membumbung ke angkasa memenuhi setiap dataran bumi Islam.

Sanjungan Para Ulama Terhadapnya

Abu Nu’aim Al-Hafizh berkata, ”diantara ulama terdapat imam yang sempurna, berilmu dan mengamalkannya, mempunyai keilmuan yang tinggi, berakhlak mulia dan dermawan. Ulama demikian ini adalah cahaya diwaktu gelap yang menjelaskan segala kesulitan dan ilmunya menerangi belahan Timur sampai Barat.

Madzhabnya di ikuti oleh orang banyak,baik yang tinggal di darat maupun dilautan karena madzhabnya didasarkan pada sunnah, atsar dan sesuatu yang telah disepakati para sahabat Anshar dan Muhajirin, dan terambil dari perkataan imam pilihan. Ulama itu adalah Abu Abdilllah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Al-Aimmah Al-Ahbar Al-Hijazi Al-Muthalibi.

Dari Ayyub bin Suwaid, dia berkata, ”aku tidak pernah membayangkan kalau dalam hidupku ini aku dapat bertemu dengan orang seperti Imam Asy-Syafi’i. Ar-Razi berkata, ”sesungguhnya sanjungan dan pujian para ulama terhadap Imam Asy-Syafi’i sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya.

Ibadah, Kewara’an dan Kezuh udannya

Bahr bin Nashr berkata, ”di masa Imam Asy-Syafi’i, aku belum pernah melihat dan mendengar ada orang yang bertaqwa dan wira’i melebi Imam Asy-Syafi’i. Begitu juga aku belum pernah mendengarkan ada orang yang melantunkan Al-Qur’an dengan suara yang lebih bagus darinya.”

Al - Husain Al Karabisi berkata, ”Aku bermalam bersama Asy Syafi’i selama delapan puluh malam, dia selalu sholat sekitar sepertiga malam. Dalam sholatnya, aku juga tidak pernah melihatnya membaca Al-Qur’an kurang dari delapan puluh ayat, kalau pun lebih tidak lebih dari seratus ayat, ketika membaca ayat yang berisi rahmat, maka ia selalu berdoa untuk dirinya dan orang mukmin semuanya. Dan ketika membaca ayat yang berisi adzab, maka ia selalu memohon perlindungan dari Allah untuk dirinya dan orang mukmin semuanya. Kalau aku perhatikan, maka seolah olah rasa takut dan penuh harap berkumpul dan bersatu menjadi satu dalam dirinya.

Kedermawanan

Ibnu Abdil Hakam mengatakan bahwa Imam Asy-Syafi’i adalah orang yang paling dermawan terhadap sesuatu yang ia miliki. Ketika ia lewat di tempat kami dan tidak melihat diriku maka ia meninggalkan pesan agar aku datang kerumahnya. Oleh karena itu aku sering makan siang dirumahnya.

Ketika aku duduk bersamanya untuk makan siang, maka ia menyuruh budak perempuannya agar memasak makanan untuk kami. Lalu ia tetap setia menunggu di meja makan hingga kami selesai dari makan.Dari Ar-Rabi’ bin sulaiman, ia berkata ”ketika Imam Asy-Syafi’i sedang meniki keledai melewati pasar, maka tanpa sadar cemeti ditangannya jatuh mengenai salah seorang tukang sepatu, sehingga ia pun turun mengambil cemeti dan mengusap orang tersebut. Kemudian Imam Asy-Syafi’i berkata Ar-Rabi’, ”berikan uang Dinar yang ada padamu kepadanya,” Ar-Rabi’ berkat ”Aku tidak tahu, enam atau sembilan dinar yang aku berikan kepada tukang sepatu tersebut.

Keteguhan Mengikuti Sunnah dan Celaannya Terhadap Ahli Bid’ah
 
Dari Abu Ja’far At-Tirmidzi, ia mengatakan, ”ketika aku ingin menulis kitab tentang pemikiran,tiba tiba dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Aku bertanya kepada beliau, ya Rasulullah, apakah aku perlu menulis pemikiran Imam Asy-Syafi’i ? Maka beliau bersabda, ”sesungguhnya itu bukan pemikiran, Akan tetapi, itu adalah bantahan terhadap orang orang yang menentang sunnah-sunnahku.

Ketika Seseorang bertanya, ”Wahai Abu Abdillah, apakah kami boleh mengamalkan Hadist dari Rasulullah itu shahih dan aku tidak menggunakannya, maka aku bersaksi kepada kalian bahwa akalku telah hilang.

Dalam kesempatan lain Imam Asy-Syafi’i mengatakan, ”Apabila hadist itu adalah shahih maka ketahuilah bahwa sesungguhnya itu adalah mazhabku .

Syafi’i, pernah berkata, ”Seorang hamba melakukan semua jenis dosa selain syirik kepada Allah itu masih lebih baik daripada hamba yang bemain-main dengan hawa nafsunya.

Kepandaiannya Berkarya dan karya-karyanya membawa manfaat

Imam Asy-Syafi’i adalah orang pertama kali yang berkarya dalam bidang Ushul Al-Fiqh dan Ahkam Al-Qur’an. Para ulama dan cendekia terkemuka pada mengkaji karya-karya Imam Asy-Syafi’i dan mengambil manfaat darinya.

Imam Asy-Syafi’i telah menulis kitab Ar-Risalah. Padahal pada saat itu Imam Asy-Syafi’i masih sangat muda. Dan masih banyak lagi karya-karyanya yang lain.

Dan beliau juga pandai dalam bersyair dan berkata mutiara, seperti: 
  • Ilmu bukanlah sesuatu yang dihafal,tetapi ilmu adalah sesuatu yang ada manfaatnya.
  • Barangsiapa membenarkan ajaran Allah, maka ia akan selamat. Barangsiapa memperhatikan agamanya, maka ia akan selamat dari kehinaan.barangsiapa zuhud di dunia, maka hatinya akan ditenangkan Allah dengan memperlihatkan padanya balasan yang baik.
Guru dan Murid-muridnya

Guru-guru beliau : Al-Hafiz berkata, ”Imam Asy-Syafi’i berguru kepada muslim bin khalid Az-Zanji, Imam Malik bin Anas, Ibrahim bin Sa’ad, Sa’id bin Salim Al-Qaddah, Ad-Darawardi, Abdul Wahab Ats-Tsaqafi, dan banyak lagi yang lainnya.

Murid-murid beliau : Adalah Sulaiman bin Dawud Al-Hasyimi, Abu Bakar Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi, Ibrahim bin Al-mundzir Al-Hizami, Imam Ahmad bin ambal, dan yang lainnya.

Wasiat Beliau

Sesunggunya beliau berwasiat kepada dirinya sendiri dan orang yang mendengar wasiatnya ini untuk tetap menghalalkan sesuatu yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya dan dihalalkan oleh Nabi-Nya, dan mengharamkan sesuatu yang diharamkan dalam sunnah utusan-Nya.



Janganlah melampaui batas-batas ketentuan yang dihalkan maupun yang diharamkan tersebut dengan hal hal lain. Sesungguhnya orang orang yang melampaui batas batas ketentuan tersebut berarti meninggalkan kewajiban yang ditetapkan Allah.

Sakit dan Meninggalnya Beliau

Dia menderita penyakit yang kronis, sampai sampai darahnya mengalir ketika dia sedang menaiki kenderaannya. Aliran darah itu berceceran sampai memenuhi celana ,kenderaan dan telapak kakinya .

Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata, ”Imam Asy-Syafi’i meninggal pada malam jum’at setelah maghrib. Pada waktu itu aku berada disampingnya. Jasadnya di makamkan pada hari jum’at setelah ashar, hari terakhir di bulan rajab. Ketika kami pulang dari mengiringi jenazahnya kami melihat hilal bulan sya’ban tahun 204 Hijriyah.


KISAH KEHIDUPAN IMAM SYAFI’I
Di kampung miskin di kota Ghazzah (orang Barat menyebutnya Gaza ) di bumi Palestina, pada th. 150 H (bertepatan dengan th. 694 M) lahirlah seorang bayi lelaki dari pasangan suami istri yang berbahagia, Idris bin Abbas Asy-Syafi`ie dengan seorang wanita dari suku Azad. Bayi lelaki keturunan Quraisy ini akhirnya dinamai Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie . Demikian nama lengkapnya sang bayi itu. Namun kebahagiaan keluarga miskin ini dengan kelahiran bayi tersebut tidaklah berlangsung lama. Karena beberapa saat setelah kelahiran itu, terjadilah peristiwa menyedihkan, yaitu ayah sang bayi meninggal dunia dalam usia yang masih muda. Bayi lelaki yang rupawan itu pun akhirnya hidup sebagai anak yatim.

Sang ibu sangat menyayangi bayinya, sehingga anak yatim Quraisy itu tumbuh sebagai bayi yang sehat. Maka ketika ia telah berusia dua tahun, dibawalah oleh ibunya ke Makkah untuk tinggal di tengah keluarga ayahnya di kampung Bani Mutthalib. Karena anak yatim ini, dari sisi nasab ayahnya, berasal dari keturunan seorang Shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam yang bernama Syafi’ bin As-Sa’ib. Dan As-Sa’ib ayahnya Syafi’, sempat tertawan dalam perang Badr sebagai seorang musyrik kemudian

As-Sa’ib menebus dirinya dengan uang jaminan untuk mendapatkan status pembebasan dari tawanan Muslimin. Dan setelah dia dibebaskan, iapun masuk Islam di tangan Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Maka nasab bayi yatim ini secara lengkap adalah sebagai berikut: Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie, adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam , bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya Syafi’. Kepada Syafi’ bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang melahirkan Bani Mutthalib, maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wasallam bersabda:
“Hanyalah kami (yakni Bani Hasyim) dengan mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab. Sambil beliau menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan beliau.” (HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Hilyah nya juz 9 hal. 65 – 66).
Di lingkungan Bani Al-Mutthalib, dia tumbuh menjadi anak lelaki yang penuh vitalitas. Di usia kanak-kanaknya, dia sibuk dengan latihan memanah sehingga di kalangan teman sebayanya, dia amat jitu memanah. Bahkan dari sepuluh anak panah yang dilemparkannya, sepuluh yang kena sasaran, sehingga dia terkenal sebagai anak muda yang ahli memanah. Demikian terus kesibukannya dalam panah memanah sehingga ada seorang ahli kedokteran medis waktu itu yang menasehatinya. Dokter itu menyatakan kepadanya: “Bila engkau terus menerus demikian, maka sangat dikuatirkan akan terkena penyakit luka pada paru-parumu karena engkau terlalu banyak berdiri di bawah panas terik mata hari.” Maka mulailah anak yatim ini mengurangi kegiatan panah memanah dan mengisi waktu dengan belajar bahasa Arab dan menekuni bait-bait sya’ir Arab sehingga dalam sekejab, anak muda dari Quraisy ini menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya dalam usia kanak-kanak. Di samping itu dia juga menghafal Al-Qur’an, sehingga pada usia tujuh tahun telah menghafal di luar kepala Al-Qur’an keseluruhannya. 

Demi ia merasakan manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Remaja yatim ini belajar fiqih dari para Ulama’ fiqih yang ada di Makkah, seperti Muslim bin khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah. Kemudian beliau juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah. Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bin Abi Bakr Al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para Ulama’ fiqih sebagaimana tersebut di atas. Ia pun demi kehausan ilmu, akhirnya berangkat dari Makkah menuju Al-Madinah An Nabawiyah guna belajar di halaqah Imam Malik bin Anas di sana. Di majelis beliau ini, si anak yatim tersebut menghapal dan memahami dengan cemerlang kitab karya Imam Malik, yaitu Al-Muwattha’ . Kecerdasannya membuat Imam Malik amat mengaguminya. Sementara itu As-Syafi`ie sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi Imam Malik di Al-Madinah dan Imam Sufyan bin Uyainah di Makkah. Beliau menyatakan kekagumannya setelah menjadi Imam dengan pernyataannya yang terkenal berbunyi: “Seandainya tidak ada Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz.” Juga beliau menyatakan lebih lanjut kekagumannya kepada Imam Malik: “Bila datang Imam Malik di suatu majelis, maka Malik menjadi bintang di majelis itu.” Beliau juga sangat terkesan dengan kitab Al-Muwattha’ Imam Malik sehingga beliau menyatakan: “Tidak ada kitab yang lebih bermanfaat setelah Al-Qur’an, lebih dari kitab Al-Muwattha’ .” Beliau juga menyatakan: “Aku tidak membaca Al-Muwattha’ Malik, kecuali mesti bertambah pemahamanku.” Dari berbagai pernyataan beliau di atas dapatlah diketahui bahwa guru yang paling beliau kagumi adalah Imam Malik bin Anas, kemudian Imam Sufyan bin Uyainah. Di samping itu, pemuda ini juga duduk menghafal dan memahami ilmu dari para Ulama’ yang ada di Al-Madinah, seperti Ibrahim bin Sa’ad, Isma’il bin Ja’far, Atthaf bin Khalid, Abdul Aziz Ad-Darawardi. Beliau banyak pula menghafal ilmu di majelisnya Ibrahim bin Abi Yahya. Tetapi sayang, guru beliau yang disebutkan terakhir ini adalah pendusta dalam meriwayatkan hadits, memiliki pandangan yang sama dengan madzhab Qadariyah yang menolak untuk beriman kepada taqdir dan berbagai kelemahan fatal lainnya. Sehingga ketika pemuda Quraisy ini telah terkenal dengan gelar sebagai Imam Syafi`ie, khususnya di akhir hayat beliau, beliau tidak mau lagi menyebut nama Ibrahim bin Abi Yahya ini dalam berbagai periwayatan ilmu.

Ketika Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Mutthalibi Al-Qurasyi telah berusia dua puluh tahun, dia sudah memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan Ulama’ di jamannya dalam berfatwa dan berbagai ilmu yang berkisar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tetapi beliau tidak mau berpuas diri dengan ilmu yang dicapainya. Maka beliaupun berangkat menuju negeri Yaman demi menyerap ilmu dari para Ulama’nya. Disebutkanlah sederet Ulama’ Yaman yang didatangi oleh beliau ini seperti: Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadli dan banyak lagi yang lainnya. Dari Yaman, beliau melanjutkan tour ilmiahnya ke kota Baghdad di Iraq dan di kota ini beliau banyak mengambil ilmu dari Muhammad bin Al-Hasan, seorang ahli fiqih di negeri Iraq. Juga beliau mengambil ilmu dari Isma’il bin Ulaiyyah dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Sejak di kota Baghdad, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie mulai dikerumuni para muridnya dan mulai menulis berbagai keterangan agama. Juga beliau mulai membantah beberapa keterangan para Imam ahli fiqih, dalam rangka mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Kitab fiqih dan Ushul Fiqih pun mulai ditulisnya. Popularitas beliau di dunia Islam yang semakin luas menyebabkan banyak orang semakin kagum dengan ilmunya sehingga orang pun berbondong-bondong mendatangi majelis ilmu beliau untuk menimba ilmu. Tersebutlah tokoh-tokoh ilmu agama ini yang mendatangi majelis beliau untuk menimba ilmu padanya seperti Abu Bakr Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (beliau ini adalah salah seorang guru Al-Imam Al-Bukhari), Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam, Ahmad bin Hanbal (yang kemudian terkenal dengan nama Imam Hanbali), Sulaiman bin Dawud Al-Hasyimi, Abu Ya’qub Yusuf Al-Buaithi, Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalbi, Harmalah bin Yahya, Musa bin Abil Jarud Al-Makki, Abdul Aziz bin Yahya Al-Kinani Al-Makki (pengarang kitab Al-Haidah ), Husain bin Ali Al-Karabisi (beliau ini sempat di tahdzir oleh Imam Ahmad karena berpendapat bahwa lafadh orang yang membaca Al-Qur’an adalah makhluq), Ibrahim bin Al-Mundzir Al-Hizami, Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani, Ahmad bin Muhammad Al-Azraqi, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu yang lainnya. Dari murid-murid beliau di Baghdad, yang paling terkenal sangat mengagumi beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal atau terkenal dengan gelar Imam Hanbali.

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Mizzi dengan sanadnya bersambung kepada Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (putra Imam Hanbali). Beliau menceritakan: “Aku pernah bertanya kepada ayahku: <Wahai ayah, siapa sesungguhnya As-Syafi`ie itu, karena aku terus-menerus mendengar ayah mendoakannya?> Maka ayahku menjawab: <Wahai anakku, sesungguhnya As-Syafi`ie itu adalah bagaikan matahari untuk dunia ini, dan ia juga sebagai kesejahteraan bagi sekalian manusia. Maka silakan engkau cari, adakah orang yang seperti beliau dalam dua fungsi ini (yakni fungsi sebagai matahari dan kesejahteraan) dan adakah pengganti fungsi beliau tersebut?>.” Diriwayatkan pula bahwa Sulaiman bin Al-Asy’ats menyatakan: “Aku melihat bahwa Ahmad bin Hanbal tidaklah condong kepada seorangpun seperti condongnya kepada As-Syafi`ie.” Al-Maimuni meriwayatkan bahwa Imam Hanbali menyatakan: “Aku tidak pernah meninggalkan doa kepada Allah di sepertiga terakhir malam untuk enam orang. Salah satunya ialah untuk As-Syafi`ie.” Diriwayatkan pula oleh Imam Shalih bin Ahmad bin Hanbal (putra Imam Hanbali): “Pernah ayahku berjalan di samping keledai yang ditumpangi Imam Syafi`ie untuk bertanya-tanya ilmu kepadanya. Maka melihat demikian, Yahya bin Ma’ien sahabat ayahku mengirim orang untuk menegur beliau. Yahya menyatakan kepadanya: <Wahai Aba Abdillah ( kuniah bagi Imam Hanbali), mengapa engkau ridla untuk berjalan dengan keledainya As-Syafi`ie?>. Maka ayah pun menyatakan kepada Yahya: <Wahai Aba Zakaria ( kuniah bagi Yahya bin Ma’ien), seandainya engkau berjalan di sisi lain dari keledai itu, niscaya akan lebih bermanfaat bagimu>.”


Di samping Imam Hanbali yang sangat mengaguminya, juga diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Tarikh nya dengan sanadnya dari Abu Tsaur. Dia menceritakan: “Abdurrahman bin Mahdi pernah menulis surat kepada As-Syafi`ie, dan waktu itu As-Syafi`ie masih muda belia. Dalam surat itu Abdurrahman meminta kepadanya untuk menuliskan untuknya sebuah kitab yang terdapat padanya makna-makna Al Qur’an, dan juga mengumpulkan berbagai macam tingkatan hadits, keterangan tentang kedudukan ijma’ (kesepakatan Ulama’) sebagai hujjah / dalil, keterangan hukum yang nasikh (yakni hukum yang menghapus hukum lainnya) dan hukum yang mansukh (yakni hukum yang telah dihapus oleh hukum yang lainnya), baik yang ada di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Maka As-Syafi`ie muda menuliskan untuknya kitab Ar-Risalah dan kemudian dikirimkan kepada Abdurrahman bin Mahdi. Begitu membaca kitab Ar-Risalah ini, Abdurrahman menjadi sangat kagum dan sangat senang kepada As-Syafi`ie sehingga beliau menyatakan: “Setiap aku shalat, aku selalu mendoakan As-Syafi`ie.” Kitab Ar-Risalah karya Imam Syafi`ie akhirnya menjadi kitab rujukan utama bagi para Ulama’ dalam ilmu Ushul Fiqih sampai hari ini. Pujian para Ulama’ dan kekaguman mereka bukan saja datang dari orang-orang yang seangkatan dengan beliau dalam ilmu, akan tetapi datang pula pujian itu dari para Ulama’ yang menjadi guru beliau. Antara lain ialah Sufyan bin Uyainah, salah seorang guru beliau yang sangat dikaguminya. Sebaliknya Sufyan pun sangat mengagumi Imam As-Syafi`ie, sampai diceritakan oleh Suwaid bin Saied sebagai berikut: “Aku pernah duduk di majelis ilmunya Sufyan bin Uyainah. As-Syafi`ie datang ke majelis itu, masuk sembari mengucapkan salam dan langsung duduk untuk mendengarkan Sufyan yang sedang menyampaikan ilmu. Waktu itu Sufyan sedang membaca sebuah hadits yang sangat menyentuh hati. Betapa lembutnya hati beliau saat mendengar hadits itu menyebabkan As-Syafi`ie mendadak pingsan. Orang-orang di majelis itu menyangka bahwa As-Syafi`ie meninggal dunia sehingga peristiwa ini dilaporkan kepada Sufyan: <Wahai Aba Muhammad (kuniah bagi Sufyan bin Uyainah), Muhammad bin Idris telah meninggal dunia>. Maka Sufyan pun menyatakan: <Bila memang dia meninggal dunia, maka sungguh telah meninggal orang yang terbaik bagi ummat ini di jamannya>.” Demikian pujian para Ulama’ yang sebagiannya kami nukilkan dalam tulisan ini untuk menggambarkan kepada para pembaca sekalian betapa beliau sangat tinggi kedudukannya di kalangan para Ulama yang sejaman dengannya. Apalagi tentunya para ulama’ yang sesudahnya.

Imam As-Syafi`ie tinggal di Baghdad hanya dua tahun. Setelah itu beliau pindah ke Mesir dan tinggal di sana sampai beliau wafat pada th. 204 H dan usia beliau ketika wafat 54 th. Beliau telah meninggalkan warisan yang tak ternilai, yaitu ilmu yang beliau tulis di kitab Ar-Risalah dalam ilmu Ushul Fiqih. Di samping itu beliau juga menulis kitab Musnad As-Syafi`ie , berupa kumpulan hadits Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam yang diriwayatkan oleh beliau; dan kitab Al-Um berupa kumpulan keterangan beliau dalam masalah fiqih. Sebagaimana Al-Um , kumpulan riwayat keterangan Imam As Syafi`ie dalam fiqih juga disusun oleh Al-Imam Al-Baihaqi dan diberi nama Ma’rifatul Aatsar was Sunan . Al-Imam Abu Nu’aim Al-Asfahani membawakan beberapa riwayat nasehat dan pernyataan Imam As-Syafi`ie dalam berbagai masalah yang menunjukkan pendirian Imam As-Syafi`ie dalam memahami agama ini. Beberapa riwayat Abu Nu’aim tersebut kami nukilkan sebagai berikut :

Imam As-Syafi`ie menyatakan: “Bila aku melihat Ahli Hadits, seakan aku melihat seorang dari Shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .” (HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 109)

Ini menunjukkan betapa tinggi penghargaan beliau kepada para Ahli Hadits.
Imam As-Syafi`ie menyatakan: “Sungguh seandainya seseorang itu ditimpa dengan berbagai amalan yang dilarang oleh Allah selain dosa syirik, lebih baik baginya daripada dia mempelajari ilmu kalam.” (HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 111)

Beliau menyatakan juga: “Seandainya manusia itu mengerti bahaya yang ada dalam Ilmu Kalam dan hawa nafsu, niscaya dia akan lari daripadanya seperti dia lari dari macan.”

Ini menunjukkan betapa anti patinya beliau terhadap Ilmu Kalam, suatu ilmu yang membahas perkara Tauhid dengan metode pembahasan ilmu filsafat. Diriwayatkan oleh Ar-Rabi’ bin Sulaiman bahwa dia menyatakan: Aku mendengar As-Syafi`ie berkata:
“Barangsiapa mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk, maka sungguh dia telah kafir.” ((HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 113)

Diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim Al-Asfahani bahwa Al-Imam As-Syafi`ie telah mengkafirkan seorang tokoh ahli Ilmu Kalam yang terkenal dengan nama Hafs Al-Fardi, karena dia menyatakan di hadapan beliau bahwa Al-Qur’an itu adalah makhluk. Demikian tegas Imam As-Syafi`ie dalam menilai mereka yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk. Dan memang para Ulama’ Ahlis Sunnah wal Jama’ah telah sepakat untuk mengkafirkan siapa yang meyakini bahwa Al-Qur’an itu makhluk.

Al-Imam Adz-Dzahabi meriwayatkan pula dengan sanadnya dari Al-Buwaithie yang menyatakan: “Aku bertanya kepada As-Syafi`ie: <Bolehkah aku shalat di belakang imam yang Rafidli?> Maka beliau pun menjawabnya: <Jangan engkau shalat di belakang imam yang Rafidli, ataupun Qadari ataupun Murji’ie>. Akupun bertanya lagi kepada beliau: <Terangkan kepadaku tentang siapakah masing-masing dari mereka itu?> Maka beliau pun menjawab: <Barang siapa yang mengatakan bahwa iman itu hanya perkataan lisan dan hati belaka, maka dia itu adalah murji’ie; barangsiapa yang mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar itu bukan Imamnya Muslimin, maka dia itu adalah rafidli. Barangsiapa yang mengatakan bahwa kehendak berbuat itu sepenuhnya dari dirinya (yakni tidak meyakini bahwa kehendak berbuat itu diciptakan oleh Allah ), maka dia itu adalah qadari>.” 

Demikian Imam As-Syafi`i mengajarkan sikap terhadap Ahlil Bid’ah seperti yang disebutkan contohnya dalam pernyataan beliau, yaitu orang-orang yang mengikuti aliran Rafidlah yang di Indonesia sering dinamakan Syi’ah. Aliran Syiah terkenal dengan sikap kebencian mereka kepada para Shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam , khususnya Abu Bakar dan Umar. Di samping Rafidlah, masih ada aliran bid’ah lainnya seperti Qadariyah yaitu aliran pemahaman yang menolak beriman kepada rukun iman yang keenam (yaitu keimanan kepada adanya taqdir Allah Ta`ala). Juga aliran Murji’ah yang menyatakan bahwa iman itu hanya keyakinan yang ada di hati dan amalan itu tidak termasuk dari iman. Murji’ah juga menyatakan bahwa iman itu tidak bertambah dengan perbuatan ketaatan kepada Allah dan tidak pula berkurang dengan kemaksiatan kepada Allah. Semua ini adalah pemikiran sesat, yang menjadi alasan bagi Imam As-Syafi`ie untuk melarang orang shalat di belakang imam yang berpandangan dengan salah satu dari pemikiran-pemikiran sesat ini.

Imam As-Syafi`ie juga amat keras menganjurkan ummat Islam untuk jangan ber taqlid (yakni mengikut dengan membabi buta) kepada seseorang pun sehingga meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah ketika pendapat orang yang diikutinya itu menyelisihi pendapat keduanya. Hal ini dinyatakan oleh beliau dalam beberapa pesan sebagai berikut:
Al-Hafidh Abu Nu`aim Al-Asfahani meriwayatkan dalam Hilyah nya dengan sanad yang shahih riwayat Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, katanya: “Ayahku telah menceritakan kepadaku bahwa Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie berkata: <Wahai Aba Abdillah (yakni Ahmad bin Hanbal), engkau lebih mengetahui hadits-hadits shahih dari kami. Maka bila ada hadits yang shahih, beritahukanlah kepadaku sehingga aku akan bermadzhab dengannya. Sama saja bagiku, apakah perawinya itu orang Kufah, ataukah orang Basrah, ataukah orang Syam>.” 

Demikianlah para Ulama’ bersikap tawadlu’ sebagai kepribadian utama mereka. Sehingga tidak menjadi masalah bagi mereka bila guru mengambil manfaat dari muridnya dan muridnya yang diambil manfaat oleh gurunya tidak pula kemudian menjadi congkak dengannya. Tetap saja sang murid mengakui dan mengambil manfaat dari gurunya, meskipun sang guru mengakui di depan umum tentang ketinggian ilmu si murid. Guru-guru utama Imam Asy Syafi`ie, Imam Malik dan Imam Sufyan bin Uyainah, dengan terang-terangan mengakui keutamaan ilmu As-Syafi`ie. Bahkan Imam Sufyan bin Uyainah banyak bertanya kepada Imam Asy-Syafi`ie saat Imam Syafi’ie ada di majelisnya. Padahal Imam Asy-Syafi`ie duduk di majelis itu sebagai salah satu murid beliau, dan bersama para hadirin yang lainnya, mereka selalu mengerumuni Imam Sufyan untuk menimba ilmu daripadanya. Tetapi meskipun demikian, Imam Syafi`ie tidak terpengaruh oleh sanjungan gurunya. Beliau tetap mendatangi majelis gurunya dan memuliakannya. Di samping itu, hal yang amat penting pula dari pernyataan Imam Asy-Syafi`ie kepada Imam Ahmad bin Hanbal tersebut di atas, menunjukkan kepada kita betapa kuatnya semangat beliau dalam merujuk kepada hadits shahih untuk menjadi pegangan dalam bermadzhab, dari manapun hadits shahih itu berasal.

Imam Asy-Syafi`ie menyatakan pula: “Semua hadits yang dari Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam maka itu adalah sebagai omonganku. Walaupun kalian tidak mendengarnya dariku.” 


KEKAYAAN MADZHAB SYAFI'I " "ULAMA-ULAMA BESAR DARI ABAD KE ABAD
Ulama-ulama besar bintang-bintang Madzhab Syafi'i dari abad ke abad banyak sekali, sehingga tak terhitung lagi banyaknya karena madzhab ini sudah lama berkembang, pengaruhnya sudah amat luas pula, hampir diseluruh pelosok dunia Islam.

Imam Syafi'i wafat pada tahun 204 H. lebih 1000 tahun yg lalu. Untuk menghitung dan menguraikan nama Ulama-ulama Syafi'i satu persatu sudah tentu membutuhkan satu buku besar.

Imam Tajuddin Subki (wafat 771H.) dalam Kitabnya Tabaqatus Syafi'iyah al Kubra,juz I hal.26, menerangkan bahwa sudah ada Ulama-ulama Islam sebelumnya mengarang kitab ''Thabaqat Syafi'i'' yaitu kitab-kitab yg menerangkan Ulama-ulama Syafi'iyah dan Kitab-kitabnya dari abad ke abad.

*Diantaranya:

1. Muhammad bin Suleiman as Shu'luki (wafat:440H)

dengan judul Al Munahazzab fi Syuyukhil Madzhab.

2. Abu Thaib at Tabari,(wafat 450)

dengan judul Mukhtasar.

3. Abu 'Ashil al Abbadi (wafat 458)

dengan nama thabaqat.

4. Abi Ishaq as Syirazi(wafat 476H)

dengan nama Mukhtasar.

5. Abu Muhammad al-Jurjani (wafat 489H)

dengan nama At Thabaqat.

6. Imam Abu Muhammad Abdul Wahab bin Muhammad (wafat 500 H)

dengan nama Tarekh al Fuqaha.*

7. Imam Abu Najib as Syahrawardi (wafat 563H.)

dengan nama Thabaqat.

8. Imam Ibnu Shalah (wafat 634H)

dengan nama kitab Thabaqat. Demikian diterangkan oleh Imam Tajuddin Subki. Hanya disayangkan bahwa kitab-kitab Thabaqat itu tidak sampai di Indonesia.Yg ada kita lihat hanyalah kitab Thabaqatus Syafi'iyah al Kubra karangan Tajuddin Subki 6 juz 3 jilid,dicetak oleh Mathba'ah Husainiyah Kairo tahun 1324H. dan cetakan baru pada Mathba'ah Isa al Babil Halabi Kairo tahun 1383H.

Dan sesudah abad Tajuddin Subki,sudah banyak pula pengarang-pengarang, mengarang kitab-kitab Thabaqat.

*Diantaranya:

9. Syeikh Jamaluddin al Asnawi(wafat 772H)

dengan nama Thabaqat.

10. Syeikh Umar bin Bundar(wafat 672H)

dengan nama Thabaqat At Tafsili.

11. Al Hafizh Ibnu Katsir(wafat 774H)

mengarang juga kitab Thabaqat.

12. Syeikh Muhammad bin Hasan al Wasithi (wafat 776H)

dengan nama Mathalibul 'Aliyah fi Manaqibis Syafi'iyah.

13. Syeikh Syamsuddin Muhammad bin Abdurrahman Qadhi Shafad(wafat 780H)

mengarang juga Kitab Thabaqat.

14. Qadhi Syarifuddin,Abu Abdillah bin Quthub(wafat 800H)

mengarang Kitab Al Kafi fi Ma'rifati Ulama Madzhab Syafi'i.*

15. Syeikh Sirajuddin Umar bin Ali yg terkenal dengan nama Ibnul Mulqin(wafat 804H)

dengan judul Al Aqdul Mudzahab fi Thabaqat Hamlatil Madzhab.

16. Alfirudzabadi (wafat 817H).

pengarang Kamus al Muhith mengarang juga kitab Thabqat,bernama Al Maqatul Arfa'iah.

17. Imam Taqiyuddin ad Dimsyaqi(wafat 851 H)

mengarang juga kitab Thabaqat yg dibagi atas 29 tingkat.

18. Radhiyuddin Muhammad bin Ahmad al'Amiri(wafat 864H)

mengarang juga dengan nama Bahyatun Nashirin

19. Qadhi Quthubuddin Muhammad bin Muhammad Al Khaidhari(wafat 894H)

dengan judul Al Luma' al Alma'iyah.*

20. Syeikh Kamaluddin Abul Ma'ali(wafat 906H)

mengarang juga kitab Thabaqat.

21. Abu Bakar bin Hijayatullah(wafat 1014H).

mengarang Kitab Thabaqa Syafi'iyah.

22. Syeikhul Islam as Syarkawi (wafat 1227H)

mengarang Kitab Thabaqat yg menerangkan terjemahan Ulama-ulama Syafi'i dari tahun 900 sampai 1121H.*Demikian yg dapat dicatat kitab-kitab Thabaqat yg dikarang oleh Ulama-ulama Syafi'iyah. Hanya disayangkan sebagai yg dikatakan diatas bahwa kitab-kitab itu tidak sampai ke Indonesia sehingga kita tidak dapat menikmatinya.

Disamping itu disyangkan lagi bahwa kitab Thabaqat Syafi'iyah dan Ulama-ulama bangsa Indonesia yg ber-Madzhab Syafi'i belum ada,sehingga sulit kita mencari tarekh Ulama-ulama Syafi'i bangsa Indonesia yg juga tidak sedikit jumlahnya.

Tetapi sungguhpun begitu dalam fasal ini akan kita kemukakan juga nama-nama bintang Ulama-ulama Syafi'i dari abad ke abad,yaitu nama-nama yg biasa didengar atau bisa kita baca dalam kitab-kitab Syafi'iyah yg beredar di Indonesia.*Kita yakin bahwa yg tidak tertulis disini ratusan kali lebih banyak dari yg tertulis ,sebagai yg kita katakan diatas, bahwa kalau ditulis semuanya pasti akan menjadi buku setebal 10 jilid.

Sesuai dengan qaedah usul fiqih, apa yg tidak dapat semuanya tidak ditinggalkan sebahagiannya.

Kami akan menguraikan nama-nama itu dengan membagi menurut ''abad wafatnya'' supaya dapat dilihat dengan nyata keagungan Madzhab Syafi'i ini dari abad ke abad dan supaya jangan lagi ada orang dinegeri kita ini yg menganggap remeh dan rendah Madazhab Syafi'i itu.

Kami mulai dengan abad ke III, yaitu dari abad wafatnya Imam Besar SYAFI'I Rhl.** ABAD-III Hijriyah *

1. ''Imam Syafi'i Rahimahullah''(wafat 204H).

Nama lengkap beliau adalah ABU ABDULLAH MUHAMMAD bin IDRIS as SYAFI'I. Lahir di Gazzah Palestina (150H) dan wafat di Mesir(Kairo)(204 H).Inilah Imam Besar,Mujtahid Muthlaq (Mujtahid Penuh) dalam Madzhab Syafi'i.*

2. ''Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi''(wafat 270H).

Beliau ini adalah murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl.,di bawa dari Bagdad sampai ke Mesir. Lahir tahun 174H. (wafat tahun 270H.). Beliau inilah yg membantu Imam Syafi'i Rhl. menulis kitab-kitabnya Al Umm dan kitab Usul Fiqih yg pertama di dunia, yaitu Kitab Risalah al Jadidah.

Berkata Muhammad bin Hamdan: ''Saya datang kerumah Rabi'i pada suatu hari,di mana di dapati di hadapan rumahnya 700 kendaraan membawa orang yg datang mempelajari kitab Syafi'i dari beliau''. Ini suatu bukti bahwa Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi adalah seorang yg utama, penyiar dan penyebar Madzhab Syafi'i Rhl. dalam abad-abad yg pertama.Tersebut dalam kitab Al Majmu' halaman 70, kalau ada perkataan ''sahabat kita ar Rabi'i'' maka maksudnya adalah Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi ini.

Didalam kitab Al Munadzab tidak ada Ar Rabi'i selain ar Rabi'i ini,kecuali satu Ar Rabi'i dalam masalah menyamak kulit yg bukan Ar Rabi'i ini,tetapi Ar Rabi'i bin Sulaiman al Jizi. (Beliau ini adalah sahabat Imam Syafi'i Rhl.juga.)*

3. ''Al Buwaithi''(wafat 231H).

Nama lengkap beliau adalah Abu Ya'kup Yusuf bin Yahya al Buwaithi, lahir di desa Buwaith (Mesir) wafat 231H. Beliau ini adalah murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl. sederajat dengan Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi.

Imam Syafi'i berkata: ''Tidak seorang juga yg lebih berhak atas kedudukanku melebihi dari Yusuf bin Yahya al Buwaithi''dan Imam Syafi'i Rhl. berwasiat, manakala beliau wafat maka yg akan mengantikan kedudukan beliau sebagai pengajar adalah Al Buwaithi ini. Beliau menggantikan Imam Syafi'i Rhl. berpuluh tahun dan pada akhir umur beliau ditangkap lantaran persoalan ''fitnah Qur'an'', yaitu tentang makhluk atau tidaknya Qur'an yg digerakkan oleh kaum Mu'tazilah.

Akhirnya al Buwaithi ditangkap oleh Khalifah yg pro faham Mu'tazilah, lalu dibawa dengan ikatan rantai pada tubuhnya ke Bagdad. Beliau meninggal dalam penjara di Bagdad tahun 231H. Beliau Syahid karena mempertahankan kepercayaan dan i'tiqad beliau, yaitu i'tiqad kaum ahlussunnah wal jama'ah yg mempercayai bahwa Qur'an itu adalah Kalam Allah yg Qadim, bukan ''ciptaan Allah'', (makhluk).*

4. '' Al Muzany '' (wafat 264H).

Nama lengkap beliau adalah Imam Abu Ibrahim,Ismail bin Yahya Al Muzany,lahir di Mesir 175H dan 25 tahun lebih muda dari Imam Syafi'i Rhl.

Beliau adalah seorang ulama yg saleh, zuhud dan rendah hati. Beliau banyak mengarang kitab fiqih Syafi'iyah,seumpama:
    1. Al Jami' al Kabir.
    2. Al Jami' as Shagir.
    3. Al Mukhtashar.
    4. Al Mantsur.
    5. At Targib fil Ilmu.
    6. Kitabul Watsaiq.
    7. Al Masail al Mu'tabarah.
    8. Dan lain-lain.*

5 *Harmalah at Tujibi*(lahir tahun 166 H-wafat tahun 243H.)

Nama lengkapnya Harmalah bin Yahya Abdullah at Tujibi,murid Imam Syafi'i Rhl.Imam Syafi'i Rhl. pernah berkata tentang sahabatnya ini, bahwa Al Muzani adalah pembela Madzhabnya.

Setelah Imam al Buwaithi ditangkap maka al Muzany menggantikan kedudukannya dalam balakah Imam Syafi'i itu sampai beliau wafat pada tahun 264 H.(60 tahun terkemudian dari Imam Syafi'i Rhl.). Beliau seorang Ulama besar penegak Madzhab Syafi'i yg menyusun kitab-kitab Madzhab Syafi'i.

Didalam Madzhab Syafi'i terkenal Kitab Harmalah, yaitu kitab karangan Imam Syafi'i Rhl. yg disusun oleh murid beliau ini, yaitu Harmalah bin Yahya.Selain beliau ahli fikih Syafi'i yg terkenal, juga beliau ahli Hadits yg banyak menghafal hadits-hadits Nabi. Kabarnya beliau telah menghafal 10.000 hadits Nabi. Diantara ahli-ahli hadits yg menjadi murid dari Harmalah ini,terdapat Imam Muslim yg terkenal, Imam Ibnu Qutaibah, Imam Hasan bin Sofyan.*

6. * Az Za'farani* (wafat 260H).

Nama lengkap beliau ini adalah Imam al Hasan bin Muhammad Ash Shabah az Za'farani. Lahir di dusun Za'farani dan kemudian pindah ke kota Bagdad di mana di sini beliau belajar kepada Imam Syafi'i Rhl. Imam Az Za'farani adalah murid langsung dari Imam Syafi'i.

Imam Bukhari seorang ahli Hadits yg terkenal banyak mengambil Hadits dari az Za'farani ini tetapi beliau bukan menjadi orang Mujtahid dalam fiqih. Beliau tetap memegang Madzhab Imam Syafi'i Rahimahullah. Dari beliau ini mengalirlah ajaran fiqih Syafi'i kepada Imam Bukhari yg terkenal sehingga beliau menganut Madzhab Syafi'i dalam syari'at dan ibadat.*

7. *AL KARIBISI * (wafat 245H.)

Nama lengkap beliau adalah Imam Abu 'Ali Husein bin 'Ali al Karibisi. Beliau juga seorang murid lansung dari Imam Syafi'i Rhl. sesudah terlebih dahulu menganut ajaran Imam Abu Hanifah(Hanafi) dan kemudian masuk dalam Madzhab Syafi'i. Beliau adalah menjadi tiang tengah dalam menegakkan fatwa dan aliran Imam Syafi'i Rhl.*

8. * AT TUJIBI * (WAFAT:250H).

Ahmad bin Yahya bin Wazir bin Sulaiman at Tujibi Beliau adalah seorang Ulama yg belajar langsung dalam ilmu fiqih kepada Imam Syafi'i Rhl. Meninggal dan bermakam di Mesir.

9. *MUHAMMAD BIN SYAFI'I (wafat tahun 240 H)*

*Muhammad bin Syafi'i,gelarnya Abu Utsman al Qadhi. Beliau adalah anak yg tertua dari Imam Syafi'i Rhl.Pada akhir usia beliau menjabat kedudukan Qadhi di Jazirah dan wafat di situ tahun 240 H.*

10. * ISHAQ BIN RAHUYAH* (WAFAT 238H)

Nama lengkap beliau adalah Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim yg terkenal dengan nama Ibnu Rahuyah. Lahir tahun 166H. wafat tahun 238H.

Beliau belajat fiqih kepada Imam Syafi'i Rhl. Yg terkenal. Bukan saja dalam ilmu fiqih tetapi juga dalam ilmu Hadits. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal ,banyak mengambil hadist dari Ishaq bin Rahuyah ini. Imam Nasai mengatakan bahwa Ibnu Rahuyah adalah Tsiqqah'',yaitu''dipercaya''*

11. * AL HUMAIDI *.  Wafat di Mekkah pada tahun 219H.

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Zuber bin Isa,Abu Bakar al Humaidi. Beliau adalah juga murid langsung dari Imam Syafi'i Rahimahullah.Beliaulah yg membawa dan mengembangkan Madzhab Syafi'i ketika di Mekkah,sehingga beliau diangkat menjadi Mufti Mekkah. Wafat di Mekkah pada tahun 219H.

Inilah diantaranya 11 orang murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl. yg kemudian menjadi Ulama Besar dan tetap teguh memegang Madzhab Syafi'i.*Dengan perantaraan beliau-beliau inilah Madzhab Syafi'i tersiar luas kepelosok-pelosok duni Islam terutama ke bagian Timur dari Hijaz,yaitu ke Iraq,ke Khurasan,ke Maawara an Nahr,ke Adzerbaiyan,ke Tabristan,juga ke Sind,ke Afganistan,ke India,ke Yaman dan terus ke Hadaramaut ,ke Pakistan, India dan Indonesia.

Beliau-beliau ini menyiarkan Madzhab Syafi'i dengan lisan dan tulisan. Selain dari itu ada dua orang murid Imam Syafi'i Rhl.,yaitu Ahmad bin Hanbal,(wafat 241H) yg kemudian ternyata membentuk satu aliran dalam fikih yg bernama Madzhab Hanbali. Yg kedua Syeikh Muhammad bin Abdul Hakam,seorang Ulama murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl.yg ilmunya tidak kalah dari al Buwaithi. Beliau ini pada akhir umurnya berpindah ke Madzhab Maliki dan wafat dalam tahun 268H.di Mesir*Ulama-ulama,murid yg langsung dari Imam Syafi'i Rhl.ini boleh dinamakan Ulama-ulama Syafi'iyah ''tingkatan pertama''. Ada ''tingkatan dua'',yaitu Ulama-ulama Syafi'iyah yg wafat dalam abad ke tiga juga,tetapi tidak belajar kepada Imam Syafi'i sendiri,melainkan kepada murid-murid Imam Syafi'i Rhl.

Ulama-ulama itu adalah->

12. * AHMAD BIN SYAYYAR AL MAWARDI *(WAFAT 268H)

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Sayyar bin Ayub Abu Hasan al Mawardzi.Beliau adalah murid dari Ishaq bin Rahuyah dan Ulama-ulama Syafi'i yg lain,Ulama-ulama seperi Nasai, Ibnu Khuzaimah,Imam Bukhari dan lain-lain,mengambil ilmu kepada beliau.Syeikh Ahmad bin Sayyar yg membawa dan mengembangkan Madzhab Syafi'i ke Marwin,ke Gazanah di India,ke Afganistan dan lain-lain.

Beliau adalah pengarang kitab ''Tarikh Marwin''*

13. *IMAM ABU JA'FAR AT TIRMIDZI* (WAFAT:295H).

Nama lengkap beliau ini adalah Muhammad bin Ahmad bin Nashar,Abu Ja'far at Tirmidzi. Beliau adalah Ulama Besar Syafi'iyah di Iraq sebelum masanya Ibnu Surej.

Beliau mengarang sebuah kitab dengan judul ''Kitab Ikhtilaf Akhlis Shalat'' dalam usulluddin.*

14. *ABU HATIM AR RAZI *(WAFAT 277 H)

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Idris bin Munzir bin Daud bin Mihram. Abu Hatim ar Razi,lahir tahun 195 H. Beliau adalah seorang Ulama Syafi'iyah yg besar,yg mengatakan bahwa beliau telah berjalan kaki mencari Hadits pada tingkat pertama sepanjang 1000 farsakh.

Beliau berjalan kaki dari Bahrein ke Mesir,ke Ramlah di Palestina,ke Damaskus,ke Inthakiah,ke Tharsus,kemudian kembali ke Iraq dalam usia 20 tahun.

Diantara guru beliau dalam fikih ialah Yunus bin Abdul A'ala,yaitu sahabat-sahabat Imam Syafi'i Rhl.*

15. * IMAM BUKHARI * (WAFAT 256H)

Nama lengkap beliau Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughitah bin Bardizbah al Jufri al Bukhari. Lahir tahun 194 H. di Bukhara Asia Tengah.

Sejak kecil beliau sudah menghafal Al-Qur'an di luar kepala dan sangat menyukai mencari dan mendengar Hadits-hadits Nabi. Kemudian selama 16 tahun beliau menyusun dan mengarang kitab sahihnya yg berjudul kitab ''Sahih al Bukhari''

Beliau selalu berkelana ke daerah-daerah dan kota-kota negeri Islam ketika itu. Beliau belajar Hadits-hadits di negerinya dan kemudian pergi ke Balkha,ke Marwa,ke Nisabur,ke Rai,ke Basrah,ke Kufah,ke Mekkah,ke Madinah,ke Mesir,ke Damaskus,ke Asqalan dan lain-lain.

Perjalanan beliau ini adalah dalam rangka mencari ulama-ulama yg menyimpan hadits dalam dadanya untuk dituliskannya di dalam kitab yg ketika itu sangat kurang sekali.Kitab sahih Bukhari itu adalah kitab agama Islam yg kedua sesudah Al-Qur'an. Hadits-hadits di dalamnya menjadi sumber hukum yg kuat dalam fiqih(hukum)Islam.

Pada mulanya beliau sampai menghafal hadits sebanyak 600.000 hadits yg diambilnya dari 1080 orang guru, tetapi kemudian setelah disaring dan disaringnya lagi,maka yg dituliskannya dalam Kitab Sahih Bukhari hanya 1275 hadits. Kalau disatukan hadits yg berulang-ulang disebutnya dalam kitab itu,jadinya berjumlah 4000 hadits yg kesemuanya hadits sahih dan diterima oleh seluruh dunia Islam, terkecuali oleh orang yg buta mata hatinya.

Diantara guru beliau dalam fiqih Syafi'i adalah Imam al Humaidi, sahabat Imam Syafi'i yg belajar fiqih kepada Imam Syafi'i ketika berada di Makkah al Mukarramah. Juga beliau belajar fiqih dan Hadits kepada Za'farani dan Abu Tsur dan Al Karabisi, ketiganya adalah murid Imam Syafi'i Rhl. Demikian diterangkan oleh Imam Abu 'Ashim al Abbadi dalam kitab ''Thabaqaf''nya.

Beliau tidak banyak membicarakan soal fiqih,tetapi hampir semua pekerjaan beliau berkisar kepada hadits-hadits saja yg tidak mengambil hukum dari hadits-hadits itu.

Inilah suatu bukti bahwa beliau bukan Imam Mujtahid, tetapi ahli hadits yg didalam furu' syari'at beliau menganut Madzhab Syafi'i Rahimahullah.Di dalam kitab ''Faidul Qadir'' syarah Jamius Shagir pada juz I hal. 24 diterangkan bahwa Imam Bukhari mengambil fiqih dari al Humaidi dan sahabat Imam Syafi'i yg lain.

Imam Bukhari tidak mengambil hadits dari Imam Syafi'i Rhl. karena beliau meninggal dalam usia muda,  tetapi Imam Bukhari belajar dan mengambil hadits dari murid-murid Imam Syafi'i Rhl. Tetapi sungguh pun begitu,di dalam kitab sahih Bukhari ada dua kali Imam Syafi'i disebut,yaitu pada bab Rikaz yg lima dalam kitab Zakat dan pada bab Tafsir 'Araya dalam kitab Buyu'.(lihat Fathul Bari juz IV,hal 106 dan juz V hal.295)*

16. *AL JUNEID BAGDADI *(WAFAT 298H).

Nama lengkap beliau,Abdul Qasim Juneid bin Muhammad bin Juneid al Bagdadi. Beliau adalah seorang ahli tasauf besar yg sampai sekarang masyhur namanya dalam dunia Islam. Beliau belajar ilmu fiqih kapada Abu Tsur al Kalibi (murid Imam Syafi'i Rhl.) dan dalam usia 20 tahun sudah berfatwa.*

17. * AD DARIMI *(WAFAT 280H).

Nama lengkap beliay adalah Utsman bin Sa'id bin Khalid bin Sa'id as Sijistani al Hafizh Abu Sa'ad ad Darimi.

Beliau seorang ahli hadits yg terkenal dan juga ahli fiqih Syafi'i. Beliau belajar fiqih kepada sahabat-sahabat Imam Syafi'i Al-Buwaithi dan juga kepada Ishak bin Rahuyah.Beliau mengarang Kitab hadits besar bernama ''Masnad Darimi '' dan juga mengarang kitab untuk menolak Bisyir al Marisi, Imam Mu'tazilah.*

18. * IMAM ABU DAUD *(WAFAT 275H).

Nama lengkap beliau adalah Sulaiman bin Asy'ats bin Ishak as Sijistani,yg kemudian terkenal dengan Imam Abu Daud saja. Beliau berasal dari Sijistan sebuah desa di India,lahir pada tahun 202 H. Seorang ulama ilmu hadits yg terkenal,yg kitabnya ''Sunan Abu Daud'' termasuk kitab Hadits yg enam,yaitu Bukhari,Muslim,Abu Daud,Nasai,Ibnu Majah dan Tirmidzi. Selain itu beliau adalah ahli fiqih Syafi'i yg dipelajarinya dari Ishaq Ibnu Rahuyah dan lain-lain ulama Syafi'iyah.

Inilah di antaranya sahabat-sahabat Syafi'i Rhl.dan Ulama-ulama Syafi'iyah yg wafat pada abad ke III,yaitu abad dimana Imam Syafi'i Rhl.wafat,yaitu pada tahun 202H.*

ABAD-IV Hijriyah*Diantara Ulama-ulama Syafi'iyah yg besar yg wafat antara tahun 300 dan 400 H.adalah seperti dibawah ini:


19. *AN NASAI*(WAFAT 303H).

Nama lengkap beliau Abu Abdirrahman Ahmad bin Syu'ib bin Ali bin Bahar bin Sinan bin Dinar an Nasai,lahir di suatu desa yg bernama Nasa' di daerah Khurasan pada tahun 215H.

Beliau adalah seorang Ulama hadits yg terkenal,yg mana kitabnya termasuk kitab Hadits yg enam, yaitu Bukhari, Muslim, Abu Daud ,Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasai. Guru-guru beliau di antaranya adalah Ishaq Ibnu Rahuyah, Yunus bin Abdul Ja'la (sahabat/murid Imam Syafi'i Rhl), Quthaibah bin Said Hasan bin Muhammad Za'farani, Abu Daud as Sijistani dan lain-lain.Tersebut dalam Kitab Sunan Nasai di bahagian terjemahan pengarang bahwa beliau adalah seorang yg berpegang teguh kepada Madzhab Syafi'i dan mengarang sebuah kitab ''Manasik haji'' atas dasar Madzhab Syafi'i.

Diantara kitab-kitab yg dikarang beliau adalah:
     1. Kitab hadits Sunan Nasai' 4 jilid besar.
     2. Kitab Manasik.
     3. Kitab Sunan Al Kubra.
     4. Dan lain-lain.

Riwayat beliau sedikit menyedihkan.

Pada tahun 303 H. beliau datang ke Damaskus,di mana ketika itu yg berkuasa adalah pengikut-pengikut Saidina Mu'awiyah yg membenci Saidina Ali Rda. Banyak orang ketika itu yg menghina Saidina 'Ali.

Imam Nasai bukan kaum Syi'ah,tetapi beliau mencintai Ahlil Bait, khususnya Saidina 'Ali Kw. Beliau mengarang sebuah kitab untuk menerangkan kelebihan-kelebihan Saidina 'Ali Kw. Dengan keluar dan beredarnya kitab ini menjadikan penguasa di Damaskus marah kepada beliau.

Akhirnya beliau diusir dari Damaskus, sampai-sampai kabarnya dipukuli sehingga beliau wafat di suatu tempat yg bernama Ramlah di Syria.

Ada orang mengatakan bahwa jenazahnya dibawa ke Mekkah dimakamkan antara Shafa dan Marwa. Berkata Imam Daruquthi,bahwa Nasai adalah seorang Ulama yg terkenal di zamannya. Berkata Abu Ja'far Thahawi bahwa Nasai adalah Imam ummat Islam seluruhnya.Berkata Abu 'Ali Naisaburi bahwa Nasai adalah Imam Hadits,tidak ada yg membantah keimanannya.*

20. * AT THABARI *(WAFAT 306H).

Nama lengkap beliau adalah Abu 'Ali Hasan bin Qasim at Thabari. Beliau adalah seorang Ulama Syafi'iyah yg banyak mengarang kitab Syafi'iyah yg terkenal,yaitu kitab ''Al Muharrar fin Nazhar'', ''Al Ifsah fil Fiqih''. Kitan fil Usul,kitab ''fil jidal dan lain-lain*

21. *IBNU SUREJ*(WAFAT 306H)

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Umar bin Surej Abul Abbas al Qadhi. Guru-guru beliau dalam ilmu fiqih adalah Abu Qasim Al Anmary, Hasan bin Muhammad az Za'farani,Abu Sijistani,dll. Mulanya beliau menjadi Qadhi di Syiradzi,kemudian pindah ke Bagdad dan akhirnya masyhur dengan nama Ibnu Surej al Bagdadi.

Berkata Imam ad Dhiya',b ahwa Ibnu Surej adalah sahabat Imam Syafi'i yg paling pintar dalam ilmu kalam dan ilmu fiqih,(maksud perkataan sahabat di sini ialah pengikut faham). Ibnu Surej ini mengarang kitab-kitab sebanyak 400 buah dalam bemacam-macam ilmu pengetahuan.Kalau tersebut Ibnu Surej dalam kitab Muhazzab, maka beliau inilah yg dimaksudkan.*

22. * ABDULLAH BIN MUHAMMAD ZIYAD AN NISABURI * (WAFAT 324H).

Abdullah bin Muhammad Ziyad an Nisaburi seorang Ulama Syafi'i yg besar pada zamannya itu. Beliau adalah seorang yg banyak menghafal hadits-hadits sehingga diberi gelar juga dengan ''hafizh''. Beliau adalah seorang ulama yg mula-mula membicarakan tentang ''ilmu munasabah'', yaitu ilmu tentang persesuaian ayat suci antara satu ayat dengan yg lain. Apa hubungannya, apa pertaliannya maka ayat ini didekatkan dengan ayat yg lain, surat ini didekatkan dengan surat yg lain.

Beliau pernah mencari ilmu ke Bagdad, Syam,Mesir dan berguru kepada Imam Muzani sahabat Imam Syafi'i. Akhirnya beliau tetap di Bagdad menjadi Imam Ummat Islam Iraq dalam Madzhab Syafi'i. Wafat dan bermakam di Iraq tahun 324 H.*

23. * ABU ISHAQ AT MARWADZI *(WAFAT 340H)

Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad Al mawardzi, adalah nama lengkap beliau,dan dilahirkan di sebuah desa yg benama Marwadzi di Persi. Beliau meninggal di Bagdad pada tahun 304 H.Kalau disebut ''Abu Ishaq'' dalam kitab Muhazzab maka beliau inilah yg dimaksudkan.*

24. * IBNUL QASHI * (WAFAT 335H).

Nama lengkap beliau, Abu Abbas Ahmad bin Abi Ahmad bin Al Qashi.

Beliau seorang ulama fiqih Syafi'i yg besar di Thibristan, dan wafat di Tartus pada tahun 335H.Beliau banyak mengarang kitab,diantaranya ''Kitab Talkhish'',kitab Miftah Adaabul Qadhi,dan lain-lain.*

25. * IBNU ABI HURAIRAH *(WAFAT 345H).

Nama lengkap beliau, Hasan bin Husein Qadhi Abu 'Ali bin Abi Hurairah. Beliau adalah Syeikh besar dari Madzhab Syafi'i. Beliau mengarang sebuah kitab Fiqih Syafi'i dengan nama Syarah Mukhtasar,di mana di dalamnya banyak dimuat masalah fiqhiyah Syafi'iyah.*

26. * ABU SA'IB AL MARWADZI * (WAFAT 362H).

Nama lengkap beliau adalah Imam Abu Sa'ib al Qadhi Utbah bin Ubaidillah bin Musa. Beliau adalah seorang Ulama Syafi'iyah yg mula-mula menjabat pangkat Qadhi Qudhaat(Qadhi dari sekalian Qadhi).

27. * ABU HAMID AL MARWADZI *(WAFAT 362H).

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Basyar bin 'Ami al 'Amiri,Qadhi Abu Hamid al Marwadzi, dan berasal dari Marwadzi. (Persi).

Beliau ini pengarang kitab ''Al Jami'i'' sebuah kitab yg menjadi tiang dari fiqih Syafi'i. Selain itu beliau mengarang juga kitab Syarah al Muzzani,yaitu kitab Imam Syafi'i yg diriwayatkan oleh Imam Muzzani (sahabat Syafi'i). Hampir seluruh Ulama Fiqih di Basrah (Iraq) mengambil pengajiannya dari Syeikh Abu Hamid al Mawardzi ini.

Apabila diktakan dalam kitab Syarah al Muhazab ''Qadhi Abu Hamid'' maka beliau inilah yg dimaksudkan.Perlu diperhatikan bahwa ada dua nama Al Mawardzi yg terkenal dalam Madzhab Syafi'i,yaitu Syeikh Abu Ishaq Ahmad al Mawardzi(wafat 340H) dan Syeik Abu Hamid al Mawardzi ini (wafat tahun 362H).*

28 * AL QAFFAL AL KABIIR * (WAFAT 365H).

Nama lengkap beliau Muhammad bin Ismail al Qaffal al Kabiir as Satsi,dilahirkan tahun 291H. dinegeri Sats di daerah Ma Waraan Nahr(Khurasan).

Beliau dinamai ''Imam lengkap'',karena beliau dalam kenyataannya adalah Imam dalam ilmu Hadits, Imam dalam ilmu Tafsir, Imam dalam ilmu Kalam,Imam dalam ilmu Furu',Imam dalam ilmu Bahasa,Imam dalam kesalihan dan kezuhudan. Pendeknya ulama dalam arti kata yg sebenarnya.Dalam ilmu usuluddin beliau ini belajar langsung kepada Abul Hasan Al Asy'ari Imam Ahlussunnah,tetapi dalam ilmu fiqih Imam Abul Hasan belajar langsung kepada Imam Qaffal al Kabiir ini.

Diantara karangan beliau terdapat Kitab ''Fi Usulil Fiqih''. Syarah ar Risalah (karangan Imam Syafi'i).Dalam ilmu Kalam beliau ini terderet dalam barisan kaum Ahlussunnah wal jama'ah,pengikut Asy'ari yg kuat.Dalam kitab Muhdzab,tersebut ''Al Qaffal'' dalam bab nikah yg dimaksud adalah beliau ini.*

29. * AS SHU'LUKI * (WAFAT 337H)

Nama lengkap beliau Ahmad bin Muhammad bin Suleiman Abu Thaib As Shuluki,wafat di Nisabur(Persia) tahun 337H.

Beliau seorang terkuat. Dan beliau juga Tsiqqah(dipercaya dalam meriwayatkan hadits-hadits Nabi)

30. * IBNUL QASHI *(WAFAT 335H).

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Abi Ahmad Abul 'Abbas Ibnul Qashi,seorang Ulama Syafi'iyah di Thabaristan.Beliau banyak mengarang kitab-kitab,diantaranya ''Talkhish'', ''Al Mifta'', ''Adabul Qadhi''. ''Al Mawaqiit'', ''Adabul Qadha'' dan lain-lain. Semuanya atas dasar Madzhab Syafi'i Rhl. Guru beliau adalah Surej yg terkenal.*

31. * AS SIJISTANI *(WAFAT 363H)

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Husein bin Ibrahim Abul Husein as Sijistani. Beliau mengarang kitab ''Manaqib Syafi'i''.

32. * IBNU ABI HATIM *(WAFAT 381H).

Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin Abi Hatim Muhammad bin Idris bin Mudzir.

Diantara karangan beliau yg banyak,terdapat kitab Tafsir 4 Jilid,kitab Jarah wat Ta'dil,kitab Rad al Jahmiyah,kitab al Masnad,kitab al Fawadil Kabir dan lain-lain.Juga beliau mengarang kitab Manaqib Syafi'i (tuah-tuah Imam Syafi'i Rahimahullah)*

33. * AL DARIKI * (WAFAT 375H)

Nama lengkap beliau adalah Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad bin Abdil Azis,Abdul Qasim ad Dariki,dilahirkan di Bagdad.

Berkata Imam Hakim: Ad Dariki adalah seorang ulama Syafi'iyah terbesar di Naisabur yg tak ada tandingannya.Imam Abu Thaib mengatakan bahwa beliau belum pernah berjumpa dengan orang yg se'alim Dariki dalam fiqih.*

34. * AL ASY'ARI * (WAFAT TAHUN 324H).

NAMA LENGKAP BELIAU ADALAH 'ALI BIN ISMAIL BIN ABI BASYAR ABUL HASAN AL ASY'ARI ,LAHIR TAHUN 260 H. DI BASRAH(IRAQ)

INILAH ULAMA BESAR DALAM ILMU USULUDDIN, PERUMUS DAN PEMBELA FAHAM AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH, YAITU FAHAM NABI, SAHABAT-SAHABAT DAN TABI'IN YG BANYAK. DALAM FURU' SYARI'AT BELIAU PENGANUT YG KUAT DARI MADZHAB SYAFI'I. BELIAU BELAJAR FIQIH KEPADA ABU ISHAQ AL MARWADZI, DEMIKIAN DIKATAKAN OLEH USTADZ ABU BAKAR BIN FURAK PENGARANG KITAB TABAQATUL MUTAKALLIMIN, DAN DEMIKIAN JUGA DIKATAKAN OLEH USTADZ ABU ISHAQ AL ARFARAINI SEBAGAI YG DINUKILKAN OLEH SYEIK ABU MUHAMMAD AL JUNAIDI DALAM KITAB SYARAH RISALAH. ABU HASAN AL ASY'ARI ADALAH SEORANG ULAMA BESAR, IKUTAN RATUSAN JUTA UMMAT ISLAM DARI DULU SAMPAI SEKARANG,KARENA BELIAU YG MENJADI IMAM KAUM AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH SEBAGAI LAWAN DARI KAUM MU'TAZILAH, KAUM SYI'AH, KAUM MUJASSIMAH,DAN LAIN-LAIN FIRQAH SESAT WALAUPUN BELIAU SEORANG IMAM BESAR DALAM USULUDDIN, TETAPI DALAM FURU' SYARI'AT BELIAU MENGANUT MADZHAB SYAFI'I RAHIMAHULLAH.*

35. * AL MAS'UDI * (WAFAT 346H).

'Ali bin Husein bin 'Ali al Mas'udi,adalah nama lengkap beliau dan lahir di Bagdad.

Beliau adalah ahli sejarah yg terkenal yg mengarang kitab ''Marujuz Zahab'' dan Kitab Dzakhairul Ulum. Al maqalalaat fi Usulid Dinayanaat dan kitab Ar Risalah. Ada orang mengatakan bahwa beliau ini adalah cucu dari Saidina Abdullah bin Mas'ud, seorang sahabat Nabi yg terkenal.*

36. * AL JURJANI * (WAFAT 392 H).

Nama lengkap beliau 'Ali bin Abdul Aziz bin Hasan bin Ali bin Ismail al Jurjani.Jurjani adalah sebuah tempat di Khurasan.Beliau adalah ahli fiqih dan ahli sastra,pandai mengubah puisi,sya'ir dan sajak. Di dalam fiqih beliau mengarang kitab Al Wakalah yg berisikan 4000 maslah fiqih.*

37. * AL DARUQUTHNI * (WAFAT 385H)

Ahli Hadist yg terkenal Imam Daruquthni yg mengarang kitab Sunan Daruquthni adalah penganut faham Syafi'iyah dalam fiqih.Hal ini ternyata dalam kitab yg dikarang beliau,yaitu kitab '' As Sunan ''.** ABAD-V Hijriyah *

38. * AL BAIHAQI * (WAFAT 458H).

Ahmad bin Husein bin 'Ali bin Abdullah bin Musa, Abu Bakar al Baihaqi an Nisaburi,demikian nama lengkap belia,dilahirkan di sebuah desa kecil Khusraujirdi di negeri Baihqi(Nisaburi) pada tahun 384H. Beliau adalah seorang Ulama Hadits yg terkenal,juga penganut faham Ahlussunnah wal jama'ah dari Asy'ari dan juga terkenal dalam ilmu fiqih Syafi'iyah.

Beliau banyak mengarang kitab di antaranya:
     1. Kitab Ahkamul Qur'an.
     2. Kitab Da'awat.
     3. Kitab Al Ba'atsi wan Nutsur.
     4. Kitab Az Audul Kabiir.5 Kitab Al I'itiqad(ilmu Usuluddin).
     6. Kitabul Adaab.
     7. Kitabul Asrar.8. Kitabul Arba'in.
     9. Kitab Fadhailul Auqaat.
     10. Kitab Al Ma'fifah.
     11. Kitab Dalilun Nubuwah.
     12. Kitab Manaqib Syafi'i.

Menurut Imam Subki dalam Kitab Thabaqqatus Syafi'iyah al Kubra,bahwa Imam Baihaqi ini telah mengarang lebih dari 1000 jilid Kitab dari bermacam-macam vak.Beliau ini adalah ahli Hadits dan penyiar terbesar dari faham Ahlussunnah wal Jama'ah yg bermadzhab Syafi'i.*

39* IBNUL MAHAMILI * (WAFAT 415H)

Ahmad bin Muhammad bin Ahmad,bin Qasim bin Ismail,Abul Hasan Ad Dhabbi al Mahamili,lahir pada tahun 368H. Diwaktu kecil beliau dibawa oleh ibunya ke Kufah dan belajar kepada Abi Hasan bin Abi Sirri.

Beliau seorang Ulama Besar,banyak mengarang kitab,di antaranya kitab Al Majmu',Al Muqna',Al Lubab.

Kalau dalam kitab al Muhadzab tersebut kitab Al Lubab,maka yg dimaksudkan adalah Al Lubab karangan Imam Ibnul Mahamili ini,begitu juga kitab Al Muqna'.*

40. * AT TSA'LABI *(WAFAT 427H)

Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim,Abu Ishak an Nisaburi as Tsa'labi berasal dari negeri Nisaburi. Beliau adalah seorang Ulama Syafi'i ahli Tafsir yg terkenal,yg sangat masyhur pada abad ke V H.Salah satu fatwa Tsa'labi dalam fiqih,adalah: Darah yg tinggal pada daging dan tulang tidak najis karena susah memelihara darah pada daging itu.*

41.* AL ASFARAINI *(LAHIR 340-WAFAT 406H.)

Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al Asfaraini adalah nama lengkap beliau dan berasal dari Asfaraini sebuah desa di Persia dan lahir pada tahun 340H.Beliau adalah murid dari Ibnul Marzaban dan Syeik ad Daraki. Berkata Abu Ishaq: ''Pada ketika itu berkumpul di tengah Asfaraini ini ilmu keduniaan dan keagamaan di Bagdad''.

Berkata Al Khatib: ''Telah belajar 300 orang ahli fiqih Syafi'i kepada Ahmad bin Muhammad al Asfaraini ini''.*

42. * AS SYIRADZI * (WAFAT 476H).

Syeik Ibrahim bin 'Ali bin Yusuf Abu Ishaq al Firuzabadi as Syiradzi,dilahirkan di sebuah desa yg bernama Firuzabadi,di Syiradzi Persia pada tahun 393H.Beliau ini adalah seorang Ulama Syafi'iyah yg terkenal pada abad ke V di Bagdad.Karangan-karangan beliau diantaranya:1. Tanbih2. Al Muhazab.3. Al Luma'.4. At Tabsirah.5. Al Mukhnish.6. Al Ma'na.7. Thabaqatil Fiqaha'.8. Dan lain-lain banyak lagi.Di Indonesia beliau terkenal dengan kitabnya Al Muhadzab,suatu kitab fiqih Syafi'i yg besar yg kemudian diberi komentar(syarah) oleh Imam Nawawi dengan kitab Al Majmu.(13 jilid).

Beliau selain mengarang kitab-kitab,juga menjadi guru besar di Universitas Islam Nizhamiyah di Bagdad,yg dibangun oleh wazir(menteri) kerajaan Saljuk Bernama Nizhamul Mulk.*

43. * AS SINJI * (WAFAT 406H).

Imam Abu 'Ali,Husein bin Syu'ib bin Muhammad as Sinji,dilahirkan di Sinji negeri Marwin Khurasan.

Guru beliau di Iraq adalah Abu Hamid dan di Khurasan adalah Abu Bakar al Qaffal. Karena beliau dapat meneruskan aliran-aliran fiqih Syafi'iyah dari ulama-ulama Iraq dan fiqih Syafi'iyah dari ulama-ulama Khurasan.

Beliau ini mengarang kitab ''Syarah Mukhtasar'' yg dikatakan oleh Imam Harmaini bahwa kitabnya ini adalah kitab Madzhab yg besar. Begitu juga beliau mengarang syarah Talkhish karangan Ibnul Qashi,dan mensyarah kitab ''Al Furu'' dari Ibnul Hadad. As Sinji terkenal di Iraq,di Khurasan dan Nisaburi,di samping nama beliau banyak disebut dalam kitab-kitab fiqih Syafi'iyah yg dikarang kemudian.*

44.* AT THABARI *(WAFAT 495H).

Husein bin 'Ali at Thabari pengarang kitab ''Al Uddah''.Beliau belajar Fiqih dengan Syeikh 'Ali Nashir di Khurasan dengan Qadhi Abu Thalib di Bagdad dan dengan Syeikh Abi Ishaq as Siradzi.

Ternyata kemudian beliau ini menjadi seorang ulama fiqih Syafi'iyah yg besar dan banyak mengarang kitab-kitab agama serta mengajar pada sekolah Islam Syafi'iyah(Sekolah Tinggi) di Bagdad yg bernama Nizmiyah.*

45. * AL MAWARDI * (WAFAT 450H).

Syeikh 'Ali bin Muhammad bin Habib Abul Hasan Al Mawardi adalah nama lengkap beliau.Beliau ini pada mulanya adalah murid dari Abu Hamid Al Asfraini di Bagdad dan kemudian menjadi seorang Ulama Syafi'iyah yg besar.

Beliau adalah pengarang dari kitab-kitab:Al Hawi dan Iqna dalam fiqih,kitab Tafsir,kitab Dalilunnubuah,kitab Al Ahkamus Sulthaniyah,kitab Qanun al Wuzarah,kitab Siyastul Mulk dan lain-lain.Ternyata bahwa Imam al Mawardi ini adalah ahli fiqih dan ahli siasat pemerintahan,terbukti dengan kitabnya Ahkamussulthaniyah yg sampai sekarang masih sangat terpakai dalam kalangan politik ummat Islam.Ada orang menuduh bahwa Imam Mawardi ini termasuk golongan kaum Mu'tazilah,tetapi Imam Nawawi mengatakan dalam kitab Thabaqaat bahwa tuduhan itu tidak beralasan,hanya dibangkitkan oleh rasa iri hati belaka.Beliau adalah seorang ulama Ahlussunnah wal jama'ah yg menganut Madzhab Syafi'i.Berkata Al Khatib: ''Al Mawardi adalah seorang ulama Syafi'i yg terkemuka''.Kalau dalam kitab-kitab fiqih tersebut kitab ''Al Hawi'',maka yg dimaksudkan adalah kitab karangan Mawardi.*

46. * IMAMUL HARAMAIN * (WAFAT 460H)

Abdul Muluk Al Juwaini,Imam al Haramain,dilhirkan di Persia(Nisaburi)tahun 399H.

Beliau belajar fiqih di Mekkah,kemudian dipanggil pulang oleh Raja di Persia dan disuruh mengajar pada Madrasah Nizhamul Muluk di Nisabur.Kitab karangan beliau adalah ''al Buhran'' dalam ilmu usul Fiqih. Kalau ada dalam kitab-kitab Syafi'i disebut Imamul Haramain,maka yg dimaksud adalah beliau ini. Imam Ghazali adalah salah seorang dari murid beliau.*

47. * AL BAQILANI * (WAFAT 403H).

Qadhi Abu Bakar,Muhammad bin At Thaib bin Muhammad al Baqilani.Seorang Ulama Syafi'iyah yg besar dalam abad ke IV H. Dan wafat dalam abad ke V H.

Beliau ini juga penganut dan pengamal dari faham Ahlussunnah wal jama'ah dari Asy'ari.Kitab karangannya yg terkenal adalah I'ijazul Qur'an'' dicetak di Mesir tahun 1315 H.dan kitab ''Tahmid'' untuk menolak faham-faham Mu'tazilah,Rafidhah dan Khawarij.*

48 * AL QUSYAIRI *(WAFAT 465H)

Abul Qasyim Abdul Karim bin Hawazin al Qusyairi,demikian nama lengkap beliau,adalah seorang Ulama ahli Fiqih,ahli Hadits,ahli Tafsir dan ahli Usuluddin dan istimewa dalam Tasauf.Beliau mengarang kitab-kitab,di antaranya bernama Risalah al Qusyairiyah dicetak di Mesir tahun 1284H.

49. * AL 'AZIZI * (WAFAT 494H)

Qadhi Abul Ma'ali 'Azizi bin Abdulmuluk seorang ulama Syafi yg terkenal,pengarang kitab ''Al Burfan fi Musykilati Qur'an''(wafat 494H).*

***Rangkuman ulama-ulama madzhab Syafi'i dari masa kemasa dalam berbagai disiplin ilmu:

ULAMA SYAFI'I GENERASI PERTAMA DAN MURID IMAM SYAFI'I

Rabi' bin Sulaiman Al-Jaizi,
Rabi' bin Sulaiman Al-Muradi,
Al-Buwaiti,
Al-Muzani,
Al-Qadhi Husain.

ULAMA SYAFI'I GENERASI KEDUA SETELAH WAFATNYA IMAM SYAFI'I

Al-Baihaqi,
Abu Ishaq As-Syairazi,
An-Nawawi,
Ar Ramli,
Al-Bujairami,
Al-Khatib Asy-Syarbini,
Ar-Rafi'i,
Al-Ghazali,
Al-Juwaini Imam Al-Haramain,
As-Subki,
Ibnu Hajar Al-Haitami,
Ibnu Hajar Al-Asqalani,
As-Suyuti.

KITAB FIQIH BERPENGARUH MADZHAB SYAFI'I

Al-Umm karya Imam Syafi'iAl-Risalah (Ushul Fiqh) oleh Imam Syafi'i 
Minhajut Talibin oleh Imam Nawawi
Raudhah at-Talibin wa Umdatul Muftin oleh Imam Nawawi
Al-Majmuk oleh Imam Nawawi
Matan Taqrib oleh Abu Syujak
Al-Iqna' oleh Muhammad Al Sharbini Al Khatib
Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj oleh Ibnu Hajar Al-Haithami
Mughni al-Muhtaj ila Makrifati Ma'ani Alfadzil Minhaj oleh Al-Khatib As-Syarbini
Al-Wasit oleh Imam Ghazali
Manhaj at-Tullab oleh Zakaria Al-Anshari Abu Yahya
Al-Hawi al-Kabir oleh Al-Mawardi
Kifayatul Akhyar oleh Taqiuddin Abu Bakr bin Muhammad Al-Husaini Al-Hishni
Mukhtashar al-Muzani oleh Al-MuzaniAt-Tahdzib,
Al-Fatawa oleh Imam Al-Baghawi
As-Syarhul Kabir (Fathul Aziz) oleh Imam Rafi'i
Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah oleh Abdullah Bafadhal Al-Hadrami
Al-Manhajul Qawim Syarh Masa'il at-Taklim (Syarh Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah) oleh Ibnu Hajar Al-Haitami.
Umdatul Masalik wa Iddatun Nasik oleh Abu Syihab Al-Mishri

**ULAMA BERPENGARUH MADZHAB SYAFI'I 

Daftar ulama berpengaruh madzhab Syafi'i berdasarkan tahun lahir atau wafatnya dalam berbagai bidang keilmuan. Tahun lahir/wafat berdasar tahun hijriah

KURUN KE-TIGA HIJRIYAH

- al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i (w. 204 H)
- al-Imam al-Humaidi (w. 219 H)
- al-Imam Ishaq bin Rahuyah (w. 238 H)
- al-Imam Muhammad bin Syafi’i (w. 240 H)
- al-Imam al-Karabisi (w. 245 H)
- al-Imam at-Tujibi (w. 250H)- al-Imam al-Muzani (w. 264 H)
- al-Imam Harmalah at-Tujibi (w. 243 H)
- al-Imam Bukhari (w. 256 H)
- al-Imam az-Za’farani (w. 260 H)
- al-Imam Muslim (w. 261 H)
- al-Imam Ahmad bin Syayyar al-Marwazi (w. 268 H)
- al-Imam ar-Rabi’ ibn Sulaimanal-Muradi (w. 270 H)
- al-Imam Ibnu Majah (w. 275 H)
- al-Imam Abu Daud (w. 276 H)
- al-Imam Abu Hatim ar-Razi (w. 277 H)
- al-Imam ad-Darimi (w. 280 H)
- Imam Abu Ja’far at-Tirmidzi (w. 295 H)
- al-Imam Junaid al-Baghdadi (w. 298 H)

KURUN KE-EMPAT HIJRIYAH

• al-Imam an-Nasa’i (w. 303 H)
• al-Imam at-Thabari (w. 305 H)
• al-Imam Ibnu Surej (w. 306 H)
• al-Imam ‘Abdullah bin Muhammad Ziyad an-Nisaburi (w. 324 H)
• al-Imam Ibnu Qasi (w. 335 H)
• al-Imam as-Su’luki (w. 337 H)
• al-Imam al-Asy’ari (w. 324 H)
• al-Imam Abu Ishaq al-Marwazi (w.340 H)
• al-Imam Ibnu Abi Hurairah (w. 345 H)
• al-Imam al-Mus’udi (w. 346 H)
• al-Imam Abu Saib al-Marwazi (w. 362 H)
• al-Imam Abu Hamid sl-Marwazi (w. 362 H)
• al-Imam as-Sijistani (w. 363 H)
• al-Imam al-Qaffal al-Kabiir (w. 365 H)
• al-Imam ad-Dariki (w. 375 H)
• al-Imam Ibnu Abi Hatim (w. 381 H)
• al-Imam al-Daruquthni (w. 385 H)
• al-Imam al-Jurjani (w. 393 H)

KURUN KE-LIMA HIJRIYAH

• al-Imam al-Baqilani (w. 403 H)
• al-Imam Hakim [Hakim al-Naisaburi] (w. 405 H)
• al-Imam al-Asfaraini (w. 406 H)
• al-Imam as-Sinji (w. 406 H)
• al-Imam Ibnu Mahamili (w. 415 H)
• al-Imam ats-Tsa’labi (w. 427 H)
• al-Imam al-Mawardi (w. 450 H)
• al-Imam al-Baihaqi (w. 458H)
• al-Imam al-Haramain (w. 460H)
• al-Imam al-Qusyairi (w. 465H)
• al-Imam asy-Syirazi (w. 476 H)
• al-Imam al-’Aziz (w. 494 H)
• al-Imam at-Thabari (w. 495 H)

KURUN KE-ENAM HIJRIYAH

• al-Imam al-Kayahirasi (w. 504 H)
• al-Imam al-Ghazali (w. 505 H)
• al-Imam Abu Bakar asy-Syasyi al-Qaffal (w. 507 H)
• al-Imam al-Baghawi (w. 510 H)
• al-Imam Syahrastani (w. 548 H)
• al-Imam Abul Husain Yahya al-Amrani al-Yamani (w. 558 H)
• al-Imam Syihabuddin Abu Syuja’ (w. 593 H)

KURUN KE-TUJUH HIJRIYAH

• al-Imam ‘Izzuddin bin ‘Abdissalam (w. 606 H)
• al-Imam ar-Razi (wafat 606 H)
• al-Imam Ibnu Atsir (w. 606 H)
• al-Imam Ibnu Shalah (w. 643 H)
• al-Imam ar-Rafi’i (w. 623 H)
• al-Imam an-Nawawi (w. 676 H)

KURUN KE-DELAPAN HIJRIYAH

• al-Imam Taqiyuddin Ibnu Daqiqil ‘Id (w. 702 H)
• al-Imam Zamlukani (w. 727 H)
• al-Imam Taqiyuddin as-Subki (w. 756 H)
• al-Imam Tajuddin Subki (w. 771 H)
• al-Imam Ibnu Katsir (w. 774 H)
• al-Imam Zarkasyi (w. 794 H)

KURUN KE-SEMBILAN HIJRIYAH

• al-Imam al-Mahalli (w. 835 H)
• al-Imam Ibnu Mulaqin (w. 804 H)
• al-Imam Ibnu Ruslan (w. 844 H)
• al-Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani (w. 852 H)
• al-Imam al-Husaini al-Hishni (w. 829 H)
• al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Manhaji al-Qahari (w. 880 H)

KURUN KE-SEPULUH HIJRIYAH

• al-Imam as-Suyuthi (w. 911 H)
• al-Imam Abdullah bin Abdurramah Bafadlal al-Hadlrami (w. 918 H)
• al-Imam Qasthalani (w. 923 H)
• al-Imam Zakaria al-Anshari (w. 926 H)
• al-Imam al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami (w. 974 H)
• al-Imam Khatib Syarbaini (w. 977 H)
• al-’Allamah Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari (w. 987 H)
• al-Imam Ahmad ‘Umairah (w. 957 H)

KURUN KE-SEBELAS HIJRIYAH

• al-Imam ar-Ramli (w. 1004 H)
• al-Imam ar-Raniri (w. 1068 H)
• al-Imam Ahmad Salamah al-Qalyubi (w. 1069 H)
• Imam-Imam lainnya pada abad ini sebenarnya banyak.

KURUN KE-DUA BELAS HIJRIYAH

• al-Habib ‘Abdullah ibn ‘Alwi al-Haddad (w. 1132 H)
• Syaikh Sayyid Ja’far al-Barzanji (W. 1184 H)

KURUN KE-TIGA BELAS HIJRIYAH

• al-Imam asy-Syarqawi (w. 1227 H)
• al-Imam al-’Allamah Syaikh Sulaiman al-Jumal (w. 1204 H)
• al-Imam al-Bujairami al-Mishri (w. 1221 H)
• Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari (w. 1227 H)
• Syaikh asy-Syanwani (w. 1233H)
• Syaikh Abdus Samad al-Falembani/Palembang
• Syaikh Daud ‘Abdullah al-Fathani (w. 1265 H)
• al-Imam Al-Bajuri (w. 1276 H)

KURUN KE-EMPAT BELAS HIJRIYAH

• Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Makkah (w. 1304 H)
• Syaikh al-Bakri Syatha ad-Dimyathi (w. 1302 H)
• Syaikh an-Nawawi al-Bantani al-Jawi (W. 1316 H)
• Syaikh Muhammad Khalil al-Maduri [Bangkalan]
• Syaikh Wan Ali Kutan (w. 1331 H)
• Syaikh Utsman Betawi (w. 1333 H)
• Syaikh Ahmad Khatib (w. 1334 H)
• Syaikh Utsman Senik (w. 1336 H)
• al-’Allamah az-Zuhri al-Ghamrawi (w. 1337 H)
• Syaikh Utsman as-Saraqawi (w. 1339 H)
• Syaikh Muhammad Sa’ad (w. 1339 H)
• Syaikh Muhammad Sa’id al-Linggi (w. 1345 H)
• Syaikh Yusuf Bin Isma’il al-Nabhani (w. 1350 H)
• Syaikh Muhammad Shaleh al-Minankabawi (w.1351 H)
• Syaikh Wan Sulaiman (w. 1354 H)
• Syaikh Hasan Ma’sum (w. 1355 H)
• Syaikh Abu Bakar Muar (w. 1357 H)
• Syaikh Abdul Latif at-Tanbi (w. 1358 H)
• Imam Ya’qub al-Kalantani (w. 1360 H)
• Syaikh Muhammad Jamil Jaho (w. 1360 H)
• Syaikh Muhammad Shaleh Kedah
• Syaikh Hasyim Asy’ari (w. 1367 H)
• Syaikh Abdul Mubin al-Jarimi al-Fathani (w. 1367 H)
• Syaikh Abdul Wahid (w. 1369 H)
• Syaikh Muhammad Fadlil Banten (w. ? H)
• Syaikh Mustafa Husein (w. 1370 H)
• Syaikh Abbas Qadi (w. 1370 H)
• Syaikh Tahir Jalaluddin al-Azhari (w. 1376 H)
• Syaikh Tengku Mahmud az-Zuhdi (w. 1376 H)
• Syaikh Abdullah Fahim (w. ? H)
• Syaikh Muda Wali (w. 1380 H)
• Syaikh Abdurrahman al-Kalantani (w. 1391 H)
• Syaikh Ismail al-Asyi (w. ? H)
• Syaikh Ihsan Dahlan al-Jampesi’
• Syaikh Zainal Abidin bin Muhammad al-Fathani (w. ? H)


KURUN KE-LIMA BElAS HIJRIYAH

• Syaikh [KH.] Sirajuddin ‘Abbas (w. 1400 H)
• Syaikh Muhammad Idris al-Marbawi (W. 1409 H)
• Mufti Haji Ismail Omar (w. 1413 H)
• Syaikh’ [Kiyai] Shamsuddin (w. 1418 H)
• K.H.M. Syafi’i Hadzami (w. 1427 H)
• Syaikh Muhammad Fuad al-Maliki
• Syaikh Nuh ‘Ali Salman al-Qudah (w. 1432 H)
• Syaikh Ahmad Sahl al-Hajini
• Syaikh Mushthafa al-Khin
• Syaikh Mushthafa al-Bugha

Dan masih banyak lagi yang mungkin terlewatkan untuk kami sebutkan, pada kurun-kurun terakhir seperti Syeikh Yasin Al FadaniSayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki dll.

ULAMA SYAFI'IYAH BIDANG FIQIH

Fiqh adalah bidang studi terpenting dalam madzhab. Karena istila madzhab empat itu sendiri identik dengan madzhab fiqih. Ulama paling berpengaruh dalam bidang fiqih Syafi'i berdasarkan karya kitab fiqih dan senioritas mereka adalab sbb:

Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi (Imam Nawawi)
Abdul Karim bin Muhammad bin Abdul Karim bin Al-Fadhl bin Al-Hasan Al-Qazwini (Imam Abul Qasim Ar-Rafi'i)
Jalaluddin Abdurrohman bin Abi Bakr As-Suyuti
Ibnu Hajar Al-Asqalani
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali (Imam Ghazali)
Jamaluddin Al-Asnawi
Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf Al-Juwaini (Imam Haramain Abul Ma'ali Al-Juwaini)
Ibnu Hajar Al-Haitami
Syihabuddin Al-Ramli

ULAMA FIQIH QAUL QADIM

Qaul qadim (pendapat lama) adalah pendapat hukum Syafi'i selama di Baghdad, Iraq

Muhammad Al-Za'farani
Al-Husain Al-Karabisi
Ibrahim Abu Tsaur

ULAMA FIQIH QAUL JADIM 

Qaul jadid (pendapat baru) adalah pendapat hukum Syafi'i selama di Kairo, Mesir.

Yusuf Al-Buwaiti
Ismail bin Yahya Al-Muzani
Al-Rabi' bin Sulaiman Al-Muradi

BIDANG HADITS

Al-Bayhaqi
Hakim al-Nishaburi
al-Tabarani
Ibn KhuzaymahIbn al-Salah
Yusuf ibn Abd al-Rahman al-Mizzi
Dhahabi
Ibn Hajar al-Asqalani
Al-SakhawiAl-Khatib al-Baghdadi,
Abd al-Rahim ibn al-Husain al-'Iraqi
Al-Qastallani

ULAMA MADZHAB SYAFI'I BIDANG TAFSIR

Ibn Kathir
Al-Baghawi Baidawi
Ahmad ibn Muhammad al-Tha'labi

BIDANG SUFISME (TASAWUF)

Harith al-Muhasibi
Junayd al-Baghdadi
Ibn KhafifAbd al-Karīm ibn Hawāzin Qushayri
Abu Talib al-Makki
Imam al-Haddad
Ahmad Ghazali
Ayn al-Quzat Hamadani
Abu al-Najib Suhrawardi
Shahab al-Din Suhrawardi
Yusuf Hamdani
Ahmed ar-Rifa'i
Shams Tabrizi
Safi-ad-din Ardabili Is'haq Ardabili
Kamal Khujandi
Yusuf an-Nabhani
Mir Sayyed Ali Hamadani

BIDANG AQIDAH

'ALI BIN ISMAIL BIN ABI BASYAR ABUL HASAN AL ASY'ARI

BIDANG SEJARAH

Ali ibn al-Athir
Ibn 'Asakir
Ibn Khallikan

NEGARAWAN

Saladin
Nizam al-Mulk

BIDANG BAHASA

Raghib Isfahani
Fairuzabadi

ULAMA SYAFI'I KONTEMPORER

Wahbah Zuhayli - Damaskus, Suriah
Muhammad Sa'id Ramadan al-Buti - Damaskus, Suriah
Ali Gomaa (Jumah) - Grand Mufti of Egypt.
Habib Umar bin Hafiz - Yaman
Afifi al-Akiti - Dosen Universitas Oxford
Taha Karan - Afrika Selatan. Dijuluki Syafi'i kecil.
Nuh Ha Mim Keller Mohammad Salim Al-Awa - Mesir.
Ahmed Kuftaro - Suriah

Dan masih banyak lagi nama-nama ulama besar yg belum dituliskan. Ini semua meruapakan kekayaan Madzhab Syafi'i, yang membuktikan bahwa sanad keilmuan tidak pernah putus. Wallahu'alam.

*Dari berbagai sumber.


Related Posts:

0 Response to "IMAM ASY SYAFI'I"

Posting Komentar