Dia adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin syafi’I bin Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al - Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai Al-Qurasyi Al – Mathalib Asy – Syafi’i Al-hijazi Al-Makki, anak paman Rasulullah Shallallahu Alai wa Sallam yang bertemu silsilsilahnya dengan Rasulullah pada Abdu Manaf.
Para ulama sepakat bahwa ia lahir pada tahun 150 Hijriyah,yaitu pada tahun meninggalnya Imam Abu Hanifah Rahimahumullah. Bahkan, ada yang mengatakan kalau ia lahir pada hari yang sama ketika Abu Hanifah Wafat. Imam An-Nawawi berkata, ”Ketahuilah bahwa sesungguhnya Imam Asy-syafi’I adalah termasuk manusia pilihan yang mempunyai akhlak mulia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah islam.
Pada diri Imam Asy-Syafi’i terkumpul berbagai macam kemuliaan karunia Allah, di antaranya nasab yang suci bertemu dengan nasabnya Rasulullah dalam satu nasab dan garis keturunan yang sangat baik semua ini merupakan kemuliaan paling tinggi yang tidak ternilai dengan materi .
Awal menuntut ilmu dan kecerdasannya
Dari Abu Nu’aim dengan sanad dari Abu Bakr bin Idris juru tulis Imam Al-Humaidi, dari Imam Asy-syafi’i, dia berkata, aku adalah seorang yatim di bawah asuhan ibuku. Ibuku tidak mempunyai dana guna membayar seorang guru untuk mengajariku. Namun, seorang guru telah mengizinkan diriku untuk belajar dengannya, ketika ia mengajar yang lain. Tatkala aku selesai mengkhatamkan Al-Qur’an, aku lalu masuk masjid untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan para ulama. Dalam pengajian itu,aku hafalkan hadits dan permasalahan-permasalahan agama. Waktu itu aku masih tinggal di Makkah, di suku khif.
Akibat kemiskinanku ,ketika aku melihat tulang yang menyerupai papan, maka tulang itu ku ambil untuk aku gunakan menulis hadist dan beberapa permasalahan agama. Di daerah kami terdapat tempat sampah, ketika tulang yang aku tulis sudah penuh, maka tulang itu aku buang disana.
Imam Al - Baihaqi dengan sanadnya dari Mus’ab bin Abdillah Az-Zabiri, dia berkata, ”Imam Asy –syafi’i memulai aktivitas keilmuannya dengan belajar sya’ir, sejarah dan sastra. Setelah itu baru menekuni dunia fikih.”
Sebab ketertarikan Imam Asy-syafi’i terhadap fikih bermula dari suatu ketika dia berjalan dengan mengendarai binatang, sedang di belakangnya kebetulan sekretaris Ubay sedang mengikutinya.
Berangkat dari perkataan inilah, Imam Asy-Syafi’i melantunkan bait sya’ir , sehingga sekretaris Ubay memacu kendaraannya agar berjalan lebih cepat lagi untuk menghampirinya. Ketika sudah mendekat dengan Imam Asy-Syafi’i, ia lalu berkata “orang sepertimu akan kehilangan muru’ah kalau hanya serperti ini saja. Di mana kemampuanmu dibidang fiqih?
Berangkat dari inilah Imam Asy Syafi’i , belajar ilmu fikih kepada Imam Malik bin Anas. Adz –Dzabi berkata “dari Imam Asy-Syafi’i, dia berkata “aku telah mendatangi Imam Malik, sedang usiaku baru 13 tahun, demikian berdasarkan riwayat ini. Akan tetapi secara zhahir, nampaknya usianya pada saat itu adalah dua puluh tiga tahun.
Sebelum mendatangi Imam Malik, aku terlebih dahulu mendatangi saudara sepupuku yang menjabat walikota madinah. Kemudian saudara sepupuku mengantarku ke Imam Malik, saudara sepupuku lalu berkata kepadaku, ”carilah seorang guna menyeleksi bacaan Al-Qur-anmu!” Lalu aku menjawab, aku mencari guru untuk membaca Al-Qur-an!Lalu, aku menghadapkan bacaanku kepada Imam Malik. Barangkali bacaanku sudah jauh, akan tetapi ia memintaku untuk mengulanginya, sehingga aku pun mengulangi bacaan Al-Qur’anku lagi yang membuatnya terkagum kagum, ketika aku bertanya kepada Imam Malik beberapa masalah dan dijawabnya, maka Imam Malik lalu berkata ”apakah kamu ingin menjadi seorang hakim”
Setelah berguru kepada Imam Malik .Imam Asy-syfi’i lalu pindah ke yaman , dari yaman lalu ia pindah ke Irak untuk menyibukkan dirinya dalam ilmu agama. Di Irak ia berdebat dengan Muhammad bin Al-Hasan dan ulama lainnya. di sana ia sebarkan ilmu Hadist, mendirikan madzhabnya dan membantu perkembangan sunnah. Hasilnya, nama dan keutamaan Imam Asy-syafi’i tersebar dan semakin dikenal hingga namanya membumbung ke angkasa memenuhi setiap dataran bumi Islam.
Sanjungan Para Ulama Terhadapnya
Abu Nu’aim Al-Hafizh berkata, ”diantara ulama terdapat imam yang sempurna, berilmu dan mengamalkannya, mempunyai keilmuan yang tinggi, berakhlak mulia dan dermawan. Ulama demikian ini adalah cahaya diwaktu gelap yang menjelaskan segala kesulitan dan ilmunya menerangi belahan Timur sampai Barat.
Madzhabnya di ikuti oleh orang banyak,baik yang tinggal di darat maupun dilautan karena madzhabnya didasarkan pada sunnah, atsar dan sesuatu yang telah disepakati para sahabat Anshar dan Muhajirin, dan terambil dari perkataan imam pilihan. Ulama itu adalah Abu Abdilllah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Al-Aimmah Al-Ahbar Al-Hijazi Al-Muthalibi.
Dari Ayyub bin Suwaid, dia berkata, ”aku tidak pernah membayangkan kalau dalam hidupku ini aku dapat bertemu dengan orang seperti Imam Asy-Syafi’i. Ar-Razi berkata, ”sesungguhnya sanjungan dan pujian para ulama terhadap Imam Asy-Syafi’i sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya.
Ibadah, Kewara’an dan Kezuh udannya
Bahr bin Nashr berkata, ”di masa Imam Asy-Syafi’i, aku belum pernah melihat dan mendengar ada orang yang bertaqwa dan wira’i melebi Imam Asy-Syafi’i. Begitu juga aku belum pernah mendengarkan ada orang yang melantunkan Al-Qur’an dengan suara yang lebih bagus darinya.”
Al - Husain Al Karabisi berkata, ”Aku bermalam bersama Asy Syafi’i selama delapan puluh malam, dia selalu sholat sekitar sepertiga malam. Dalam sholatnya, aku juga tidak pernah melihatnya membaca Al-Qur’an kurang dari delapan puluh ayat, kalau pun lebih tidak lebih dari seratus ayat, ketika membaca ayat yang berisi rahmat, maka ia selalu berdoa untuk dirinya dan orang mukmin semuanya. Dan ketika membaca ayat yang berisi adzab, maka ia selalu memohon perlindungan dari Allah untuk dirinya dan orang mukmin semuanya. Kalau aku perhatikan, maka seolah olah rasa takut dan penuh harap berkumpul dan bersatu menjadi satu dalam dirinya.
Kedermawanan
Ibnu Abdil Hakam mengatakan bahwa Imam Asy-Syafi’i adalah orang yang paling dermawan terhadap sesuatu yang ia miliki. Ketika ia lewat di tempat kami dan tidak melihat diriku maka ia meninggalkan pesan agar aku datang kerumahnya. Oleh karena itu aku sering makan siang dirumahnya.
Ketika aku duduk bersamanya untuk makan siang, maka ia menyuruh budak perempuannya agar memasak makanan untuk kami. Lalu ia tetap setia menunggu di meja makan hingga kami selesai dari makan.Dari Ar-Rabi’ bin sulaiman, ia berkata ”ketika Imam Asy-Syafi’i sedang meniki keledai melewati pasar, maka tanpa sadar cemeti ditangannya jatuh mengenai salah seorang tukang sepatu, sehingga ia pun turun mengambil cemeti dan mengusap orang tersebut. Kemudian Imam Asy-Syafi’i berkata Ar-Rabi’, ”berikan uang Dinar yang ada padamu kepadanya,” Ar-Rabi’ berkat ”Aku tidak tahu, enam atau sembilan dinar yang aku berikan kepada tukang sepatu tersebut.
Keteguhan Mengikuti Sunnah dan Celaannya Terhadap Ahli Bid’ah
Dari Abu Ja’far At-Tirmidzi, ia mengatakan, ”ketika aku ingin menulis kitab tentang pemikiran,tiba tiba dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Aku bertanya kepada beliau, ya Rasulullah, apakah aku perlu menulis pemikiran Imam Asy-Syafi’i ? Maka beliau bersabda, ”sesungguhnya itu bukan pemikiran, Akan tetapi, itu adalah bantahan terhadap orang orang yang menentang sunnah-sunnahku.
Ketika Seseorang bertanya, ”Wahai Abu Abdillah, apakah kami boleh mengamalkan Hadist dari Rasulullah itu shahih dan aku tidak menggunakannya, maka aku bersaksi kepada kalian bahwa akalku telah hilang.
Dalam kesempatan lain Imam Asy-Syafi’i mengatakan, ”Apabila hadist itu adalah shahih maka ketahuilah bahwa sesungguhnya itu adalah mazhabku .
Syafi’i, pernah berkata, ”Seorang hamba melakukan semua jenis dosa selain syirik kepada Allah itu masih lebih baik daripada hamba yang bemain-main dengan hawa nafsunya.
Kepandaiannya Berkarya dan karya-karyanya membawa manfaat
Imam Asy-Syafi’i
adalah orang pertama kali yang berkarya dalam bidang Ushul Al-Fiqh dan Ahkam
Al-Qur’an. Para ulama dan cendekia terkemuka pada mengkaji karya-karya Imam
Asy-Syafi’i dan mengambil manfaat darinya.
Imam Asy-Syafi’i telah menulis kitab Ar-Risalah. Padahal pada saat itu Imam Asy-Syafi’i masih sangat muda. Dan masih banyak lagi karya-karyanya yang lain.
Dan beliau juga pandai dalam bersyair dan berkata mutiara, seperti:
- Ilmu bukanlah sesuatu yang dihafal,tetapi ilmu adalah sesuatu yang ada manfaatnya.
- Barangsiapa membenarkan ajaran Allah, maka ia akan selamat. Barangsiapa memperhatikan agamanya, maka ia akan selamat dari kehinaan.barangsiapa zuhud di dunia, maka hatinya akan ditenangkan Allah dengan memperlihatkan padanya balasan yang baik.
Guru dan
Murid-muridnya
Guru-guru beliau :
Al-Hafiz berkata, ”Imam Asy-Syafi’i berguru kepada muslim bin khalid Az-Zanji,
Imam Malik bin Anas, Ibrahim bin Sa’ad, Sa’id bin Salim Al-Qaddah,
Ad-Darawardi, Abdul Wahab Ats-Tsaqafi, dan banyak lagi yang lainnya.
Murid-murid beliau : Adalah Sulaiman bin Dawud Al-Hasyimi, Abu Bakar Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi, Ibrahim bin Al-mundzir Al-Hizami, Imam Ahmad bin ambal, dan yang lainnya.
Wasiat Beliau
Sesunggunya beliau berwasiat kepada dirinya sendiri dan orang yang mendengar wasiatnya ini untuk tetap menghalalkan sesuatu yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya dan dihalalkan oleh Nabi-Nya, dan mengharamkan sesuatu yang diharamkan dalam sunnah utusan-Nya.
Janganlah melampaui
batas-batas ketentuan yang dihalkan maupun yang diharamkan tersebut dengan hal
hal lain. Sesungguhnya orang orang yang melampaui batas batas ketentuan
tersebut berarti meninggalkan kewajiban yang ditetapkan Allah.
Sakit dan Meninggalnya Beliau
Dia menderita penyakit yang kronis, sampai sampai darahnya mengalir ketika dia sedang menaiki kenderaannya. Aliran darah itu berceceran sampai memenuhi celana ,kenderaan dan telapak kakinya .
Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata, ”Imam Asy-Syafi’i meninggal pada malam jum’at setelah maghrib. Pada waktu itu aku berada disampingnya. Jasadnya di makamkan pada hari jum’at setelah ashar, hari terakhir di bulan rajab. Ketika kami pulang dari mengiringi jenazahnya kami melihat hilal bulan sya’ban tahun 204 Hijriyah.
KISAH
KEHIDUPAN IMAM SYAFI’I
Di kampung miskin di
kota Ghazzah (orang Barat menyebutnya Gaza ) di bumi Palestina, pada th. 150 H
(bertepatan dengan th. 694 M) lahirlah seorang bayi lelaki dari pasangan suami
istri yang berbahagia, Idris bin Abbas Asy-Syafi`ie dengan seorang wanita dari
suku Azad. Bayi lelaki keturunan Quraisy ini akhirnya dinamai Muhammad bin
Idris Asy-Syafi`ie . Demikian nama lengkapnya sang bayi itu. Namun
kebahagiaan keluarga miskin ini dengan kelahiran bayi tersebut tidaklah
berlangsung lama. Karena beberapa saat setelah kelahiran itu, terjadilah
peristiwa menyedihkan, yaitu ayah sang bayi meninggal dunia dalam usia yang
masih muda. Bayi lelaki yang rupawan itu pun akhirnya hidup sebagai anak yatim.
Sang ibu sangat
menyayangi bayinya, sehingga anak yatim Quraisy itu tumbuh sebagai bayi yang
sehat. Maka ketika ia telah berusia dua tahun, dibawalah oleh ibunya ke Makkah
untuk tinggal di tengah keluarga ayahnya di kampung Bani Mutthalib. Karena anak
yatim ini, dari sisi nasab ayahnya, berasal dari keturunan seorang Shahabat
Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam yang bernama Syafi’ bin
As-Sa’ib. Dan As-Sa’ib ayahnya Syafi’, sempat tertawan dalam perang
Badr sebagai seorang musyrik kemudian
As-Sa’ib menebus
dirinya dengan uang jaminan untuk mendapatkan status pembebasan dari tawanan
Muslimin. Dan setelah dia dibebaskan, iapun masuk Islam di tangan Rasulullah shallallahu
`alaihi wa alihi wasallam . Maka nasab bayi yatim ini secara lengkap adalah
sebagai berikut: Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin
As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdi Manaf
bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin
Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar
bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi
Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie, adalah saudara kandung Hasyim bin
Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .
Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu
`alaihi wa alihi wasallam , bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi
Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya Syafi’. Kepada Syafi’
bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan
nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie
Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi
Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Bahkan karena Hasyim
bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung
dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang melahirkan Bani Mutthalib, maka
Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wasallam bersabda:
“Hanyalah kami (yakni
Bani Hasyim) dengan mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab.
Sambil beliau menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan beliau.” (HR. Abu
Nu’aim Al-Asfahani dalam Hilyah nya juz 9 hal. 65 – 66).
Di lingkungan Bani
Al-Mutthalib, dia tumbuh menjadi anak lelaki yang penuh vitalitas. Di usia
kanak-kanaknya, dia sibuk dengan latihan memanah sehingga di kalangan teman
sebayanya, dia amat jitu memanah. Bahkan dari sepuluh anak panah yang
dilemparkannya, sepuluh yang kena sasaran, sehingga dia terkenal sebagai anak
muda yang ahli memanah. Demikian terus kesibukannya dalam panah memanah
sehingga ada seorang ahli kedokteran medis waktu itu yang menasehatinya. Dokter
itu menyatakan kepadanya: “Bila engkau terus menerus demikian, maka sangat
dikuatirkan akan terkena penyakit luka pada paru-parumu karena engkau terlalu
banyak berdiri di bawah panas terik mata hari.” Maka
mulailah anak yatim ini mengurangi kegiatan panah memanah dan mengisi waktu
dengan belajar bahasa Arab dan menekuni bait-bait sya’ir Arab sehingga dalam
sekejab, anak muda dari Quraisy ini menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan
sya’irnya dalam usia kanak-kanak. Di samping itu dia juga menghafal Al-Qur’an,
sehingga pada usia tujuh tahun telah menghafal di luar kepala Al-Qur’an
keseluruhannya.
Demi ia merasakan
manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang
mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Remaja
yatim ini belajar fiqih dari para Ulama’ fiqih yang ada di Makkah, seperti
Muslim bin khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah.
Kemudian beliau juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar
dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu
dari Sufyan bin Uyainah. Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bin
Abi Bakr Al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak
lagi yang lainnya. Dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam
beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para Ulama’ fiqih
sebagaimana tersebut di atas. Ia pun demi kehausan ilmu, akhirnya berangkat
dari Makkah menuju Al-Madinah An Nabawiyah guna belajar di halaqah Imam Malik
bin Anas di sana. Di majelis beliau ini, si anak yatim tersebut menghapal dan
memahami dengan cemerlang kitab karya Imam Malik, yaitu Al-Muwattha’ .
Kecerdasannya membuat Imam Malik amat mengaguminya. Sementara itu As-Syafi`ie
sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi Imam Malik di Al-Madinah dan Imam
Sufyan bin Uyainah di Makkah. Beliau menyatakan kekagumannya setelah menjadi
Imam dengan pernyataannya yang terkenal berbunyi: “Seandainya tidak ada Malik
bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz.” Juga
beliau menyatakan lebih lanjut kekagumannya kepada Imam Malik: “Bila datang
Imam Malik di suatu majelis, maka Malik menjadi bintang di majelis itu.” Beliau
juga sangat terkesan dengan kitab Al-Muwattha’ Imam Malik
sehingga beliau menyatakan: “Tidak ada kitab yang lebih bermanfaat setelah
Al-Qur’an, lebih dari kitab Al-Muwattha’ .” Beliau juga
menyatakan: “Aku tidak membaca Al-Muwattha’ Malik, kecuali mesti
bertambah pemahamanku.” Dari berbagai pernyataan beliau
di atas dapatlah diketahui bahwa guru yang paling beliau kagumi adalah Imam
Malik bin Anas, kemudian Imam Sufyan bin Uyainah. Di samping itu, pemuda ini
juga duduk menghafal dan memahami ilmu dari para Ulama’ yang ada di Al-Madinah,
seperti Ibrahim bin Sa’ad, Isma’il bin Ja’far, Atthaf bin Khalid, Abdul Aziz
Ad-Darawardi. Beliau banyak pula menghafal ilmu di majelisnya Ibrahim bin Abi
Yahya. Tetapi sayang, guru beliau yang disebutkan terakhir ini adalah pendusta
dalam meriwayatkan hadits, memiliki pandangan yang sama dengan madzhab
Qadariyah yang menolak untuk beriman kepada taqdir dan berbagai kelemahan fatal
lainnya. Sehingga ketika pemuda Quraisy ini telah terkenal dengan gelar sebagai
Imam Syafi`ie, khususnya di akhir hayat beliau, beliau tidak mau lagi menyebut
nama Ibrahim bin Abi Yahya ini dalam berbagai periwayatan ilmu.
Ketika Muhammad bin
Idris As-Syafi’i Al-Mutthalibi Al-Qurasyi telah berusia dua puluh tahun, dia
sudah memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan Ulama’ di jamannya dalam
berfatwa dan berbagai ilmu yang berkisar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tetapi
beliau tidak mau berpuas diri dengan ilmu yang dicapainya. Maka beliaupun
berangkat menuju negeri Yaman demi menyerap ilmu dari para Ulama’nya.
Disebutkanlah sederet Ulama’ Yaman yang didatangi oleh beliau ini seperti:
Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadli dan banyak lagi yang lainnya.
Dari Yaman, beliau melanjutkan tour ilmiahnya ke kota Baghdad di Iraq
dan di kota ini beliau banyak mengambil ilmu dari Muhammad bin Al-Hasan,
seorang ahli fiqih di negeri Iraq. Juga beliau mengambil ilmu dari Isma’il bin
Ulaiyyah dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sejak di kota
Baghdad, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie mulai dikerumuni para muridnya
dan mulai menulis berbagai keterangan agama. Juga beliau mulai membantah beberapa
keterangan para Imam ahli fiqih, dalam rangka mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu
`alaihi wa alihi wasallam . Kitab fiqih dan Ushul Fiqih pun mulai
ditulisnya. Popularitas beliau di dunia Islam yang semakin luas menyebabkan
banyak orang semakin kagum dengan ilmunya sehingga orang pun berbondong-bondong
mendatangi majelis ilmu beliau untuk menimba ilmu. Tersebutlah tokoh-tokoh ilmu
agama ini yang mendatangi majelis beliau untuk menimba ilmu padanya seperti Abu
Bakr Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (beliau ini adalah salah seorang guru
Al-Imam Al-Bukhari), Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam, Ahmad bin Hanbal (yang
kemudian terkenal dengan nama Imam Hanbali), Sulaiman bin Dawud Al-Hasyimi, Abu
Ya’qub Yusuf Al-Buaithi, Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalbi, Harmalah bin
Yahya, Musa bin Abil Jarud Al-Makki, Abdul Aziz bin Yahya Al-Kinani Al-Makki
(pengarang kitab Al-Haidah ), Husain bin Ali Al-Karabisi (beliau
ini sempat di tahdzir oleh Imam Ahmad karena berpendapat bahwa lafadh
orang yang membaca Al-Qur’an adalah makhluq), Ibrahim bin Al-Mundzir Al-Hizami,
Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani, Ahmad bin Muhammad Al-Azraqi, dan masih
banyak lagi tokoh-tokoh ilmu yang lainnya. Dari murid-murid beliau di Baghdad,
yang paling terkenal sangat mengagumi beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal atau
terkenal dengan gelar Imam Hanbali.
Diriwayatkan oleh
Al-Imam Al-Mizzi dengan sanadnya bersambung kepada Imam Abdullah bin Ahmad bin
Hanbal (putra Imam Hanbali). Beliau menceritakan: “Aku pernah bertanya kepada
ayahku: <Wahai ayah, siapa sesungguhnya As-Syafi`ie itu, karena aku
terus-menerus mendengar ayah mendoakannya?> Maka ayahku menjawab: <Wahai
anakku, sesungguhnya As-Syafi`ie itu adalah bagaikan matahari untuk dunia ini,
dan ia juga sebagai kesejahteraan bagi sekalian manusia. Maka silakan engkau
cari, adakah orang yang seperti beliau dalam dua fungsi ini (yakni fungsi
sebagai matahari dan kesejahteraan) dan adakah pengganti fungsi beliau
tersebut?>.” Diriwayatkan pula bahwa Sulaiman bin Al-Asy’ats menyatakan:
“Aku melihat bahwa Ahmad bin Hanbal tidaklah condong kepada seorangpun seperti
condongnya kepada As-Syafi`ie.” Al-Maimuni meriwayatkan bahwa Imam Hanbali
menyatakan: “Aku tidak pernah meninggalkan doa kepada Allah di sepertiga
terakhir malam untuk enam orang. Salah satunya ialah untuk As-Syafi`ie.”
Diriwayatkan pula oleh Imam Shalih bin Ahmad bin Hanbal (putra Imam Hanbali):
“Pernah ayahku berjalan di samping keledai yang ditumpangi Imam Syafi`ie untuk
bertanya-tanya ilmu kepadanya. Maka melihat demikian, Yahya bin Ma’ien sahabat
ayahku mengirim orang untuk menegur beliau. Yahya menyatakan kepadanya:
<Wahai Aba Abdillah ( kuniah bagi Imam Hanbali), mengapa engkau ridla
untuk berjalan dengan keledainya As-Syafi`ie?>. Maka ayah pun menyatakan
kepada Yahya: <Wahai Aba Zakaria ( kuniah bagi Yahya bin Ma’ien),
seandainya engkau berjalan di sisi lain dari keledai itu, niscaya akan lebih
bermanfaat bagimu>.”
Di samping Imam
Hanbali yang sangat mengaguminya, juga diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi
dalam Tarikh nya dengan sanadnya dari Abu Tsaur. Dia
menceritakan: “Abdurrahman bin Mahdi pernah menulis surat kepada As-Syafi`ie,
dan waktu itu As-Syafi`ie masih muda belia. Dalam surat itu Abdurrahman meminta
kepadanya untuk menuliskan untuknya sebuah kitab yang terdapat padanya
makna-makna Al Qur’an, dan juga mengumpulkan berbagai macam tingkatan hadits,
keterangan tentang kedudukan ijma’ (kesepakatan Ulama’) sebagai hujjah / dalil,
keterangan hukum yang nasikh (yakni hukum yang menghapus hukum lainnya) dan
hukum yang mansukh (yakni hukum yang telah dihapus oleh hukum yang lainnya),
baik yang ada di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Maka As-Syafi`ie muda
menuliskan untuknya kitab Ar-Risalah dan kemudian dikirimkan
kepada Abdurrahman bin Mahdi. Begitu membaca kitab Ar-Risalah ini,
Abdurrahman menjadi sangat kagum dan sangat senang kepada As-Syafi`ie sehingga
beliau menyatakan: “Setiap aku shalat, aku selalu mendoakan As-Syafi`ie.” Kitab
Ar-Risalah karya Imam Syafi`ie akhirnya menjadi kitab rujukan
utama bagi para Ulama’ dalam ilmu Ushul Fiqih sampai hari ini. Pujian para
Ulama’ dan kekaguman mereka bukan saja datang dari orang-orang yang seangkatan
dengan beliau dalam ilmu, akan tetapi datang pula pujian itu dari para Ulama’
yang menjadi guru beliau. Antara lain ialah Sufyan bin Uyainah, salah seorang
guru beliau yang sangat dikaguminya. Sebaliknya Sufyan pun sangat mengagumi
Imam As-Syafi`ie, sampai diceritakan oleh Suwaid bin Saied sebagai berikut:
“Aku pernah duduk di majelis ilmunya Sufyan bin Uyainah. As-Syafi`ie datang ke majelis
itu, masuk sembari mengucapkan salam dan langsung duduk untuk mendengarkan
Sufyan yang sedang menyampaikan ilmu. Waktu itu Sufyan sedang membaca sebuah
hadits yang sangat menyentuh hati. Betapa lembutnya hati beliau saat mendengar
hadits itu menyebabkan As-Syafi`ie mendadak pingsan. Orang-orang di majelis itu
menyangka bahwa As-Syafi`ie meninggal dunia sehingga peristiwa ini dilaporkan
kepada Sufyan: <Wahai Aba Muhammad (kuniah bagi Sufyan bin Uyainah),
Muhammad bin Idris telah meninggal dunia>. Maka Sufyan pun menyatakan:
<Bila memang dia meninggal dunia, maka sungguh telah meninggal orang yang
terbaik bagi ummat ini di jamannya>.” Demikian pujian
para Ulama’ yang sebagiannya kami nukilkan dalam tulisan ini untuk
menggambarkan kepada para pembaca sekalian betapa beliau sangat tinggi
kedudukannya di kalangan para Ulama yang sejaman dengannya. Apalagi tentunya
para ulama’ yang sesudahnya.
Imam As-Syafi`ie
tinggal di Baghdad hanya dua tahun. Setelah itu beliau pindah ke Mesir dan
tinggal di sana sampai beliau wafat pada th. 204 H dan usia beliau ketika wafat
54 th. Beliau telah meninggalkan warisan yang tak ternilai, yaitu ilmu yang
beliau tulis di kitab Ar-Risalah dalam ilmu Ushul Fiqih. Di
samping itu beliau juga menulis kitab Musnad As-Syafi`ie , berupa
kumpulan hadits Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam yang
diriwayatkan oleh beliau; dan kitab Al-Um berupa kumpulan
keterangan beliau dalam masalah fiqih. Sebagaimana Al-Um ,
kumpulan riwayat keterangan Imam As Syafi`ie dalam fiqih juga disusun oleh
Al-Imam Al-Baihaqi dan diberi nama Ma’rifatul Aatsar was Sunan .
Al-Imam Abu Nu’aim Al-Asfahani membawakan beberapa riwayat nasehat dan
pernyataan Imam As-Syafi`ie dalam berbagai masalah yang menunjukkan pendirian
Imam As-Syafi`ie dalam memahami agama ini. Beberapa riwayat Abu Nu’aim tersebut
kami nukilkan sebagai berikut :
Imam As-Syafi`ie
menyatakan: “Bila aku melihat Ahli Hadits, seakan aku melihat seorang dari
Shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .” (HR. Abu
Nu’aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 109)
Ini menunjukkan
betapa tinggi penghargaan beliau kepada para Ahli Hadits.
Imam As-Syafi`ie
menyatakan: “Sungguh seandainya seseorang itu ditimpa dengan berbagai amalan
yang dilarang oleh Allah selain dosa syirik, lebih baik baginya daripada dia
mempelajari ilmu kalam.” (HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah
nya juz 9 hal. 111)
Beliau menyatakan
juga: “Seandainya manusia itu mengerti bahaya yang ada dalam Ilmu Kalam dan
hawa nafsu, niscaya dia akan lari daripadanya seperti dia lari dari macan.”
Ini menunjukkan
betapa anti patinya beliau terhadap Ilmu Kalam, suatu ilmu yang membahas
perkara Tauhid dengan metode pembahasan ilmu filsafat. Diriwayatkan oleh
Ar-Rabi’ bin Sulaiman bahwa dia menyatakan: Aku mendengar As-Syafi`ie berkata:
“Barangsiapa
mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk, maka sungguh dia telah kafir.” ((HR. Abu
Nu’aim Al-Asfahani dalam Al-Hilyah nya juz 9 hal. 113)
Diriwayatkan pula
oleh Abu Nu’aim Al-Asfahani bahwa Al-Imam As-Syafi`ie telah mengkafirkan seorang
tokoh ahli Ilmu Kalam yang terkenal dengan nama Hafs Al-Fardi, karena dia
menyatakan di hadapan beliau bahwa Al-Qur’an itu adalah makhluk. Demikian tegas
Imam As-Syafi`ie dalam menilai mereka yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu
makhluk. Dan memang para Ulama’ Ahlis Sunnah wal Jama’ah telah sepakat untuk
mengkafirkan siapa yang meyakini bahwa Al-Qur’an itu makhluk.
Al-Imam Adz-Dzahabi
meriwayatkan pula dengan sanadnya dari Al-Buwaithie yang menyatakan: “Aku
bertanya kepada As-Syafi`ie: <Bolehkah aku shalat di belakang imam yang
Rafidli?> Maka beliau pun menjawabnya: <Jangan engkau shalat di belakang
imam yang Rafidli, ataupun Qadari ataupun Murji’ie>. Akupun bertanya lagi
kepada beliau: <Terangkan kepadaku tentang siapakah masing-masing dari
mereka itu?> Maka beliau pun menjawab: <Barang siapa yang mengatakan
bahwa iman itu hanya perkataan lisan dan hati belaka, maka dia itu adalah
murji’ie; barangsiapa yang mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar itu bukan
Imamnya Muslimin, maka dia itu adalah rafidli. Barangsiapa yang mengatakan
bahwa kehendak berbuat itu sepenuhnya dari dirinya (yakni tidak meyakini bahwa
kehendak berbuat itu diciptakan oleh Allah ), maka dia itu adalah
qadari>.”
Demikian Imam
As-Syafi`i mengajarkan sikap terhadap Ahlil Bid’ah seperti yang disebutkan
contohnya dalam pernyataan beliau, yaitu orang-orang yang mengikuti aliran
Rafidlah yang di Indonesia sering dinamakan Syi’ah. Aliran Syiah terkenal
dengan sikap kebencian mereka kepada para Shahabat Nabi shallallahu `alaihi
wa alihi wasallam , khususnya Abu Bakar dan Umar. Di samping Rafidlah,
masih ada aliran bid’ah lainnya seperti Qadariyah yaitu aliran pemahaman yang
menolak beriman kepada rukun iman yang keenam (yaitu keimanan kepada adanya
taqdir Allah Ta`ala). Juga aliran Murji’ah yang menyatakan bahwa iman itu hanya
keyakinan yang ada di hati dan amalan itu tidak termasuk dari iman. Murji’ah
juga menyatakan bahwa iman itu tidak bertambah dengan perbuatan ketaatan kepada
Allah dan tidak pula berkurang dengan kemaksiatan kepada Allah. Semua ini
adalah pemikiran sesat, yang menjadi alasan bagi Imam As-Syafi`ie untuk
melarang orang shalat di belakang imam yang berpandangan dengan salah satu dari
pemikiran-pemikiran sesat ini.
Imam As-Syafi`ie juga
amat keras menganjurkan ummat Islam untuk jangan ber taqlid (yakni
mengikut dengan membabi buta) kepada seseorang pun sehingga meninggalkan
Al-Qur’an dan As-Sunnah ketika pendapat orang yang diikutinya itu menyelisihi
pendapat keduanya. Hal ini dinyatakan oleh beliau dalam beberapa pesan sebagai
berikut:
Al-Hafidh Abu Nu`aim
Al-Asfahani meriwayatkan dalam Hilyah nya dengan sanad yang
shahih riwayat Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, katanya: “Ayahku telah
menceritakan kepadaku bahwa Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie berkata: <Wahai
Aba Abdillah (yakni Ahmad bin Hanbal), engkau lebih mengetahui hadits-hadits
shahih dari kami. Maka bila ada hadits yang shahih, beritahukanlah kepadaku
sehingga aku akan bermadzhab dengannya. Sama saja bagiku, apakah perawinya itu
orang Kufah, ataukah orang Basrah, ataukah orang Syam>.”
Demikianlah para
Ulama’ bersikap tawadlu’ sebagai kepribadian utama mereka. Sehingga tidak
menjadi masalah bagi mereka bila guru mengambil manfaat dari muridnya dan
muridnya yang diambil manfaat oleh gurunya tidak pula kemudian menjadi congkak
dengannya. Tetap saja sang murid mengakui dan mengambil manfaat dari gurunya,
meskipun sang guru mengakui di depan umum tentang ketinggian ilmu si murid.
Guru-guru utama Imam Asy Syafi`ie, Imam Malik dan Imam Sufyan bin Uyainah,
dengan terang-terangan mengakui keutamaan ilmu As-Syafi`ie. Bahkan Imam Sufyan
bin Uyainah banyak bertanya kepada Imam Asy-Syafi`ie saat Imam Syafi’ie ada di
majelisnya. Padahal Imam Asy-Syafi`ie duduk di majelis itu sebagai salah satu
murid beliau, dan bersama para hadirin yang lainnya, mereka selalu mengerumuni
Imam Sufyan untuk menimba ilmu daripadanya. Tetapi
meskipun demikian, Imam Syafi`ie tidak terpengaruh oleh sanjungan gurunya.
Beliau tetap mendatangi majelis gurunya dan memuliakannya. Di samping itu, hal
yang amat penting pula dari pernyataan Imam Asy-Syafi`ie kepada Imam Ahmad bin
Hanbal tersebut di atas, menunjukkan kepada kita betapa kuatnya semangat beliau
dalam merujuk kepada hadits shahih untuk menjadi pegangan dalam bermadzhab,
dari manapun hadits shahih itu berasal.
Imam Asy-Syafi`ie
menyatakan pula: “Semua hadits yang dari Nabi shallallahu `alaihi wa alihi
wasallam maka itu adalah sebagai omonganku. Walaupun kalian tidak
mendengarnya dariku.”
KEKAYAAN
MADZHAB SYAFI'I " "ULAMA-ULAMA BESAR DARI ABAD KE ABAD
Ulama-ulama besar bintang-bintang
Madzhab Syafi'i dari abad ke abad banyak sekali, sehingga tak terhitung lagi
banyaknya karena madzhab ini sudah lama berkembang, pengaruhnya sudah amat luas
pula, hampir diseluruh pelosok dunia Islam.
Imam Syafi'i wafat pada tahun 204
H. lebih 1000 tahun yg lalu. Untuk menghitung dan menguraikan nama Ulama-ulama
Syafi'i satu persatu sudah tentu membutuhkan satu buku besar.
Imam Tajuddin Subki (wafat 771H.)
dalam Kitabnya Tabaqatus Syafi'iyah al Kubra,juz I hal.26, menerangkan bahwa
sudah ada Ulama-ulama Islam sebelumnya mengarang kitab ''Thabaqat Syafi'i''
yaitu kitab-kitab yg menerangkan Ulama-ulama Syafi'iyah dan Kitab-kitabnya dari
abad ke abad.
*Diantaranya:
1. Muhammad bin Suleiman as
Shu'luki (wafat:440H)
dengan judul Al Munahazzab fi
Syuyukhil Madzhab.
2. Abu Thaib at Tabari,(wafat
450)
dengan judul Mukhtasar.
3. Abu 'Ashil al Abbadi (wafat
458)
dengan nama thabaqat.
4. Abi Ishaq as Syirazi(wafat
476H)
dengan nama Mukhtasar.
5. Abu Muhammad al-Jurjani (wafat
489H)
dengan nama At Thabaqat.
6. Imam Abu Muhammad Abdul Wahab
bin Muhammad (wafat 500 H)
dengan nama Tarekh al Fuqaha.*
7. Imam Abu Najib as Syahrawardi
(wafat 563H.)
dengan nama Thabaqat.
8. Imam Ibnu Shalah (wafat 634H)
dengan nama kitab Thabaqat.
Demikian diterangkan oleh Imam Tajuddin Subki. Hanya disayangkan bahwa
kitab-kitab Thabaqat itu tidak sampai di Indonesia.Yg ada kita lihat hanyalah
kitab Thabaqatus Syafi'iyah al Kubra karangan Tajuddin Subki 6 juz 3
jilid,dicetak oleh Mathba'ah Husainiyah Kairo tahun 1324H. dan cetakan baru
pada Mathba'ah Isa al Babil Halabi Kairo tahun 1383H.
Dan sesudah abad Tajuddin
Subki,sudah banyak pula pengarang-pengarang, mengarang kitab-kitab Thabaqat.
*Diantaranya:
9. Syeikh Jamaluddin al
Asnawi(wafat 772H)
dengan nama Thabaqat.
10. Syeikh Umar bin Bundar(wafat
672H)
dengan nama Thabaqat At Tafsili.
11. Al Hafizh Ibnu Katsir(wafat
774H)
mengarang juga kitab Thabaqat.
12. Syeikh Muhammad bin Hasan al
Wasithi (wafat 776H)
dengan nama Mathalibul 'Aliyah fi
Manaqibis Syafi'iyah.
13. Syeikh Syamsuddin Muhammad
bin Abdurrahman Qadhi Shafad(wafat 780H)
mengarang juga Kitab Thabaqat.
14. Qadhi Syarifuddin,Abu
Abdillah bin Quthub(wafat 800H)
mengarang Kitab Al Kafi fi
Ma'rifati Ulama Madzhab Syafi'i.*
15. Syeikh Sirajuddin Umar bin
Ali yg terkenal dengan nama Ibnul Mulqin(wafat 804H)
dengan judul Al Aqdul Mudzahab fi
Thabaqat Hamlatil Madzhab.
16. Alfirudzabadi (wafat 817H).
pengarang Kamus al Muhith
mengarang juga kitab Thabqat,bernama Al Maqatul Arfa'iah.
17. Imam Taqiyuddin ad
Dimsyaqi(wafat 851 H)
mengarang juga kitab Thabaqat yg
dibagi atas 29 tingkat.
18. Radhiyuddin Muhammad bin
Ahmad al'Amiri(wafat 864H)
mengarang juga dengan nama
Bahyatun Nashirin
19. Qadhi Quthubuddin Muhammad
bin Muhammad Al Khaidhari(wafat 894H)
dengan judul Al Luma' al
Alma'iyah.*
20. Syeikh Kamaluddin Abul
Ma'ali(wafat 906H)
mengarang juga kitab Thabaqat.
21. Abu Bakar bin
Hijayatullah(wafat 1014H).
mengarang Kitab Thabaqa
Syafi'iyah.
22. Syeikhul Islam as Syarkawi
(wafat 1227H)
mengarang Kitab Thabaqat yg
menerangkan terjemahan Ulama-ulama Syafi'i dari tahun 900 sampai
1121H.*Demikian yg dapat dicatat kitab-kitab Thabaqat yg dikarang oleh
Ulama-ulama Syafi'iyah. Hanya disayangkan sebagai yg dikatakan diatas bahwa
kitab-kitab itu tidak sampai ke Indonesia sehingga kita tidak dapat
menikmatinya.
Disamping itu disyangkan lagi
bahwa kitab Thabaqat Syafi'iyah dan Ulama-ulama bangsa Indonesia yg ber-Madzhab
Syafi'i belum ada,sehingga sulit kita mencari tarekh Ulama-ulama Syafi'i bangsa
Indonesia yg juga tidak sedikit jumlahnya.
Tetapi sungguhpun begitu dalam
fasal ini akan kita kemukakan juga nama-nama bintang Ulama-ulama Syafi'i dari
abad ke abad,yaitu nama-nama yg biasa didengar atau bisa kita baca dalam
kitab-kitab Syafi'iyah yg beredar di Indonesia.*Kita yakin bahwa yg tidak
tertulis disini ratusan kali lebih banyak dari yg tertulis ,sebagai yg kita katakan
diatas, bahwa kalau ditulis semuanya pasti akan menjadi buku setebal 10 jilid.
Sesuai dengan qaedah usul fiqih,
apa yg tidak dapat semuanya tidak ditinggalkan sebahagiannya.
Kami akan menguraikan nama-nama
itu dengan membagi menurut ''abad wafatnya'' supaya dapat dilihat dengan nyata
keagungan Madzhab Syafi'i ini dari abad ke abad dan supaya jangan lagi ada
orang dinegeri kita ini yg menganggap remeh dan rendah Madazhab Syafi'i itu.
Kami mulai dengan abad ke III,
yaitu dari abad wafatnya Imam Besar SYAFI'I Rhl.**
ABAD-III Hijriyah *
1. ''Imam Syafi'i
Rahimahullah''(wafat 204H).
Nama lengkap beliau adalah ABU
ABDULLAH MUHAMMAD bin IDRIS as SYAFI'I. Lahir di Gazzah Palestina (150H) dan
wafat di Mesir(Kairo)(204 H).Inilah Imam Besar,Mujtahid Muthlaq (Mujtahid
Penuh) dalam Madzhab Syafi'i.*
2. ''Ar Rabi'i bin Sulaiman al
Muradi''(wafat 270H).
Beliau ini adalah murid langsung
dari Imam Syafi'i Rhl.,di bawa dari Bagdad sampai ke Mesir. Lahir tahun 174H.
(wafat tahun 270H.). Beliau inilah yg membantu Imam Syafi'i Rhl. menulis
kitab-kitabnya Al Umm dan kitab Usul Fiqih yg pertama di dunia, yaitu Kitab
Risalah al Jadidah.
Berkata Muhammad bin Hamdan:
''Saya datang kerumah Rabi'i pada suatu hari,di mana di dapati di hadapan
rumahnya 700 kendaraan membawa orang yg datang mempelajari kitab Syafi'i dari
beliau''. Ini suatu bukti bahwa Ar Rabi'i bin Sulaiman al Muradi adalah seorang
yg utama, penyiar dan penyebar Madzhab Syafi'i Rhl. dalam abad-abad yg
pertama.Tersebut dalam kitab Al Majmu' halaman 70, kalau ada perkataan
''sahabat kita ar Rabi'i'' maka maksudnya adalah Ar Rabi'i bin Sulaiman al
Muradi ini.
Didalam kitab Al Munadzab tidak
ada Ar Rabi'i selain ar Rabi'i ini,kecuali satu Ar Rabi'i dalam masalah
menyamak kulit yg bukan Ar Rabi'i ini,tetapi Ar Rabi'i bin Sulaiman al Jizi.
(Beliau ini adalah sahabat Imam Syafi'i Rhl.juga.)*
3. ''Al Buwaithi''(wafat 231H).
Nama lengkap beliau adalah Abu
Ya'kup Yusuf bin Yahya al Buwaithi, lahir di desa Buwaith (Mesir) wafat 231H.
Beliau ini adalah murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl. sederajat dengan Ar
Rabi'i bin Sulaiman al Muradi.
Imam Syafi'i berkata: ''Tidak
seorang juga yg lebih berhak atas kedudukanku melebihi dari Yusuf bin Yahya al
Buwaithi''dan Imam Syafi'i Rhl. berwasiat, manakala beliau wafat maka yg akan
mengantikan kedudukan beliau sebagai pengajar adalah Al Buwaithi ini. Beliau
menggantikan Imam Syafi'i Rhl. berpuluh tahun dan pada akhir umur beliau
ditangkap lantaran persoalan ''fitnah Qur'an'', yaitu tentang makhluk atau
tidaknya Qur'an yg digerakkan oleh kaum Mu'tazilah.
Akhirnya al Buwaithi ditangkap
oleh Khalifah yg pro faham Mu'tazilah, lalu dibawa dengan ikatan rantai pada
tubuhnya ke Bagdad. Beliau meninggal dalam penjara di Bagdad tahun 231H. Beliau
Syahid karena mempertahankan kepercayaan dan i'tiqad beliau, yaitu i'tiqad kaum
ahlussunnah wal jama'ah yg mempercayai bahwa Qur'an itu adalah Kalam Allah yg
Qadim, bukan ''ciptaan Allah'', (makhluk).*
4. '' Al Muzany '' (wafat 264H).
Nama lengkap beliau adalah Imam
Abu Ibrahim,Ismail bin Yahya Al Muzany,lahir di Mesir 175H dan 25 tahun lebih
muda dari Imam Syafi'i Rhl.
Beliau adalah seorang ulama yg
saleh, zuhud dan rendah hati. Beliau banyak mengarang kitab fiqih
Syafi'iyah,seumpama:
1. Al Jami' al
Kabir.
2. Al Jami' as
Shagir.
3. Al Mukhtashar.
4. Al Mantsur.
5. At Targib fil
Ilmu.
6. Kitabul Watsaiq.
7. Al Masail al
Mu'tabarah.
8. Dan lain-lain.*
5 *Harmalah at Tujibi*(lahir
tahun 166 H-wafat tahun 243H.)
Nama lengkapnya Harmalah bin
Yahya Abdullah at Tujibi,murid Imam Syafi'i Rhl.Imam Syafi'i Rhl. pernah
berkata tentang sahabatnya ini, bahwa Al Muzani adalah pembela Madzhabnya.
Setelah Imam al Buwaithi
ditangkap maka al Muzany menggantikan kedudukannya dalam balakah Imam Syafi'i
itu sampai beliau wafat pada tahun 264 H.(60 tahun terkemudian dari Imam
Syafi'i Rhl.). Beliau seorang Ulama besar penegak Madzhab Syafi'i yg menyusun
kitab-kitab Madzhab Syafi'i.
Didalam Madzhab Syafi'i terkenal
Kitab Harmalah, yaitu kitab karangan Imam Syafi'i Rhl. yg disusun oleh murid
beliau ini, yaitu Harmalah bin Yahya.Selain beliau ahli fikih Syafi'i yg
terkenal, juga beliau ahli Hadits yg banyak menghafal hadits-hadits Nabi.
Kabarnya beliau telah menghafal 10.000 hadits Nabi. Diantara ahli-ahli hadits
yg menjadi murid dari Harmalah ini,terdapat Imam Muslim yg terkenal, Imam Ibnu
Qutaibah, Imam Hasan bin Sofyan.*
6. * Az Za'farani* (wafat 260H).
Nama lengkap beliau ini adalah
Imam al Hasan bin Muhammad Ash Shabah az Za'farani. Lahir di dusun Za'farani
dan kemudian pindah ke kota Bagdad di mana di sini beliau belajar kepada Imam
Syafi'i Rhl. Imam Az Za'farani adalah murid langsung dari Imam Syafi'i.
Imam Bukhari seorang ahli Hadits
yg terkenal banyak mengambil Hadits dari az Za'farani ini tetapi beliau bukan
menjadi orang Mujtahid dalam fiqih. Beliau tetap memegang Madzhab Imam Syafi'i
Rahimahullah. Dari beliau ini mengalirlah ajaran fiqih Syafi'i kepada Imam
Bukhari yg terkenal sehingga beliau menganut Madzhab Syafi'i dalam syari'at dan
ibadat.*
7. *AL KARIBISI * (wafat 245H.)
Nama lengkap beliau adalah Imam
Abu 'Ali Husein bin 'Ali al Karibisi. Beliau juga seorang murid lansung dari
Imam Syafi'i Rhl. sesudah terlebih dahulu menganut ajaran Imam Abu
Hanifah(Hanafi) dan kemudian masuk dalam Madzhab Syafi'i. Beliau adalah menjadi
tiang tengah dalam menegakkan fatwa dan aliran Imam Syafi'i Rhl.*
8. * AT TUJIBI * (WAFAT:250H).
Ahmad bin Yahya bin Wazir bin
Sulaiman at Tujibi Beliau adalah seorang Ulama yg belajar langsung dalam ilmu
fiqih kepada Imam Syafi'i Rhl. Meninggal dan bermakam di Mesir.
9. *MUHAMMAD BIN SYAFI'I (wafat
tahun 240 H)*
*Muhammad bin Syafi'i,gelarnya
Abu Utsman al Qadhi. Beliau adalah anak yg tertua dari Imam Syafi'i Rhl.Pada
akhir usia beliau menjabat kedudukan Qadhi di Jazirah dan wafat di situ tahun
240 H.*
10. * ISHAQ BIN RAHUYAH* (WAFAT
238H)
Nama lengkap beliau adalah Ishaq
bin Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim yg terkenal dengan nama Ibnu Rahuyah. Lahir
tahun 166H. wafat tahun 238H.
Beliau belajat fiqih kepada Imam
Syafi'i Rhl. Yg terkenal. Bukan saja dalam ilmu fiqih tetapi juga dalam ilmu
Hadits. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal ,banyak
mengambil hadist dari Ishaq bin Rahuyah ini. Imam Nasai mengatakan bahwa Ibnu
Rahuyah adalah Tsiqqah'',yaitu''dipercaya''*
11. * AL HUMAIDI
*. Wafat di Mekkah pada tahun 219H.
Nama lengkap beliau adalah
Abdullah bin Zuber bin Isa,Abu Bakar al Humaidi. Beliau adalah juga murid
langsung dari Imam Syafi'i Rahimahullah.Beliaulah yg membawa dan mengembangkan
Madzhab Syafi'i ketika di Mekkah,sehingga beliau diangkat menjadi Mufti Mekkah.
Wafat di Mekkah pada tahun 219H.
Inilah diantaranya 11 orang murid
langsung dari Imam Syafi'i Rhl. yg kemudian menjadi Ulama Besar dan tetap teguh
memegang Madzhab Syafi'i.*Dengan perantaraan beliau-beliau inilah Madzhab
Syafi'i tersiar luas kepelosok-pelosok duni Islam terutama ke bagian Timur dari
Hijaz,yaitu ke Iraq,ke Khurasan,ke Maawara an Nahr,ke Adzerbaiyan,ke
Tabristan,juga ke Sind,ke Afganistan,ke India,ke Yaman dan terus ke Hadaramaut
,ke Pakistan, India dan Indonesia.
Beliau-beliau ini menyiarkan
Madzhab Syafi'i dengan lisan dan tulisan. Selain dari itu ada dua orang murid
Imam Syafi'i Rhl.,yaitu Ahmad bin Hanbal,(wafat 241H) yg kemudian ternyata membentuk
satu aliran dalam fikih yg bernama Madzhab Hanbali. Yg kedua Syeikh Muhammad
bin Abdul Hakam,seorang Ulama murid langsung dari Imam Syafi'i Rhl.yg ilmunya
tidak kalah dari al Buwaithi. Beliau ini pada akhir umurnya berpindah ke
Madzhab Maliki dan wafat dalam tahun 268H.di Mesir*Ulama-ulama,murid yg
langsung dari Imam Syafi'i Rhl.ini boleh dinamakan Ulama-ulama Syafi'iyah
''tingkatan pertama''. Ada ''tingkatan dua'',yaitu Ulama-ulama Syafi'iyah yg
wafat dalam abad ke tiga juga,tetapi tidak belajar kepada Imam Syafi'i
sendiri,melainkan kepada murid-murid Imam Syafi'i Rhl.
Ulama-ulama itu adalah->
12. * AHMAD BIN SYAYYAR AL
MAWARDI *(WAFAT 268H)
Nama lengkap beliau adalah Ahmad
bin Sayyar bin Ayub Abu Hasan al Mawardzi.Beliau adalah murid dari Ishaq bin
Rahuyah dan Ulama-ulama Syafi'i yg lain,Ulama-ulama seperi Nasai, Ibnu
Khuzaimah,Imam Bukhari dan lain-lain,mengambil ilmu kepada beliau.Syeikh Ahmad
bin Sayyar yg membawa dan mengembangkan Madzhab Syafi'i ke Marwin,ke Gazanah di
India,ke Afganistan dan lain-lain.
Beliau adalah pengarang kitab
''Tarikh Marwin''*
13. *IMAM ABU JA'FAR AT TIRMIDZI*
(WAFAT:295H).
Nama lengkap beliau ini adalah
Muhammad bin Ahmad bin Nashar,Abu Ja'far at Tirmidzi. Beliau adalah Ulama Besar
Syafi'iyah di Iraq sebelum masanya Ibnu Surej.
Beliau mengarang sebuah kitab
dengan judul ''Kitab Ikhtilaf Akhlis Shalat'' dalam usulluddin.*
14. *ABU HATIM AR RAZI *(WAFAT
277 H)
Nama lengkap beliau adalah
Muhammad bin Idris bin Munzir bin Daud bin Mihram. Abu Hatim ar Razi,lahir
tahun 195 H. Beliau adalah seorang Ulama Syafi'iyah yg besar,yg mengatakan
bahwa beliau telah berjalan kaki mencari Hadits pada tingkat pertama sepanjang
1000 farsakh.
Beliau berjalan kaki dari Bahrein
ke Mesir,ke Ramlah di Palestina,ke Damaskus,ke Inthakiah,ke Tharsus,kemudian
kembali ke Iraq dalam usia 20 tahun.
Diantara guru beliau dalam fikih
ialah Yunus bin Abdul A'ala,yaitu sahabat-sahabat Imam Syafi'i Rhl.*
15. * IMAM BUKHARI * (WAFAT 256H)
Nama lengkap beliau Muhammad bin Ismail
bin Ibrahim bin Mughitah bin Bardizbah al Jufri al Bukhari. Lahir tahun 194 H.
di Bukhara Asia Tengah.
Sejak kecil beliau sudah
menghafal Al-Qur'an di luar kepala dan sangat menyukai mencari dan mendengar
Hadits-hadits Nabi. Kemudian selama 16 tahun beliau menyusun dan mengarang
kitab sahihnya yg berjudul kitab ''Sahih al Bukhari''
Beliau selalu berkelana ke
daerah-daerah dan kota-kota negeri Islam ketika itu. Beliau belajar
Hadits-hadits di negerinya dan kemudian pergi ke Balkha,ke Marwa,ke Nisabur,ke
Rai,ke Basrah,ke Kufah,ke Mekkah,ke Madinah,ke Mesir,ke Damaskus,ke Asqalan dan
lain-lain.
Perjalanan beliau ini adalah
dalam rangka mencari ulama-ulama yg menyimpan hadits dalam dadanya untuk
dituliskannya di dalam kitab yg ketika itu sangat kurang sekali.Kitab sahih
Bukhari itu adalah kitab agama Islam yg kedua sesudah Al-Qur'an. Hadits-hadits
di dalamnya menjadi sumber hukum yg kuat dalam fiqih(hukum)Islam.
Pada mulanya beliau sampai
menghafal hadits sebanyak 600.000 hadits yg diambilnya dari 1080 orang guru,
tetapi kemudian setelah disaring dan disaringnya lagi,maka yg dituliskannya
dalam Kitab Sahih Bukhari hanya 1275 hadits. Kalau disatukan hadits yg
berulang-ulang disebutnya dalam kitab itu,jadinya berjumlah 4000 hadits yg
kesemuanya hadits sahih dan diterima oleh seluruh dunia Islam, terkecuali oleh
orang yg buta mata hatinya.
Diantara guru beliau dalam fiqih
Syafi'i adalah Imam al Humaidi, sahabat Imam Syafi'i yg belajar fiqih kepada
Imam Syafi'i ketika berada di Makkah al Mukarramah. Juga beliau belajar fiqih
dan Hadits kepada Za'farani dan Abu Tsur dan Al Karabisi, ketiganya adalah
murid Imam Syafi'i Rhl. Demikian diterangkan oleh Imam Abu 'Ashim al Abbadi
dalam kitab ''Thabaqaf''nya.
Beliau tidak banyak membicarakan
soal fiqih,tetapi hampir semua pekerjaan beliau berkisar kepada hadits-hadits
saja yg tidak mengambil hukum dari hadits-hadits itu.
Inilah suatu bukti bahwa beliau
bukan Imam Mujtahid, tetapi ahli hadits yg didalam furu' syari'at beliau
menganut Madzhab Syafi'i Rahimahullah.Di dalam kitab ''Faidul Qadir'' syarah
Jamius Shagir pada juz I hal. 24 diterangkan bahwa Imam Bukhari mengambil fiqih
dari al Humaidi dan sahabat Imam Syafi'i yg lain.
Imam Bukhari tidak mengambil
hadits dari Imam Syafi'i Rhl. karena beliau meninggal dalam usia muda,
tetapi Imam Bukhari belajar dan mengambil hadits dari murid-murid Imam
Syafi'i Rhl. Tetapi sungguh pun begitu,di dalam kitab sahih Bukhari ada dua
kali Imam Syafi'i disebut,yaitu pada bab Rikaz yg lima dalam kitab Zakat dan
pada bab Tafsir 'Araya dalam kitab Buyu'.(lihat Fathul Bari juz IV,hal 106 dan
juz V hal.295)*
16. *AL JUNEID BAGDADI *(WAFAT
298H).
Nama lengkap beliau,Abdul Qasim
Juneid bin Muhammad bin Juneid al Bagdadi. Beliau adalah seorang ahli tasauf
besar yg sampai sekarang masyhur namanya dalam dunia Islam. Beliau belajar ilmu
fiqih kapada Abu Tsur al Kalibi (murid Imam Syafi'i Rhl.) dan dalam usia 20
tahun sudah berfatwa.*
17. * AD DARIMI *(WAFAT 280H).
Nama lengkap beliay adalah Utsman
bin Sa'id bin Khalid bin Sa'id as Sijistani al Hafizh Abu Sa'ad ad Darimi.
Beliau seorang ahli hadits yg
terkenal dan juga ahli fiqih Syafi'i. Beliau belajar fiqih kepada
sahabat-sahabat Imam Syafi'i Al-Buwaithi dan juga kepada Ishak bin
Rahuyah.Beliau mengarang Kitab hadits besar bernama ''Masnad Darimi '' dan juga
mengarang kitab untuk menolak Bisyir al Marisi, Imam Mu'tazilah.*
18. * IMAM ABU DAUD *(WAFAT
275H).
Nama lengkap beliau adalah
Sulaiman bin Asy'ats bin Ishak as Sijistani,yg kemudian terkenal dengan Imam Abu
Daud saja. Beliau berasal dari Sijistan sebuah desa di India,lahir pada tahun
202 H. Seorang ulama ilmu hadits yg terkenal,yg kitabnya ''Sunan Abu Daud''
termasuk kitab Hadits yg enam,yaitu Bukhari,Muslim,Abu Daud,Nasai,Ibnu Majah
dan Tirmidzi. Selain itu beliau adalah ahli fiqih Syafi'i yg dipelajarinya dari
Ishaq Ibnu Rahuyah dan lain-lain ulama Syafi'iyah.
Inilah di antaranya
sahabat-sahabat Syafi'i Rhl.dan Ulama-ulama Syafi'iyah yg wafat pada abad ke
III,yaitu abad dimana Imam Syafi'i Rhl.wafat,yaitu pada tahun 202H.*
ABAD-IV Hijriyah*Diantara
Ulama-ulama Syafi'iyah yg besar yg wafat antara tahun 300 dan 400 H.adalah
seperti dibawah ini:
19. *AN NASAI*(WAFAT 303H).
Nama lengkap beliau Abu
Abdirrahman Ahmad bin Syu'ib bin Ali bin Bahar bin Sinan bin Dinar an
Nasai,lahir di suatu desa yg bernama Nasa' di daerah Khurasan pada tahun 215H.
Beliau adalah seorang Ulama
hadits yg terkenal,yg mana kitabnya termasuk kitab Hadits yg enam, yaitu
Bukhari, Muslim, Abu Daud ,Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasai. Guru-guru beliau di
antaranya adalah Ishaq Ibnu Rahuyah, Yunus bin Abdul Ja'la (sahabat/murid Imam
Syafi'i Rhl), Quthaibah bin Said Hasan bin Muhammad Za'farani, Abu Daud as
Sijistani dan lain-lain.Tersebut dalam Kitab Sunan Nasai di bahagian terjemahan
pengarang bahwa beliau adalah seorang yg berpegang teguh kepada Madzhab Syafi'i
dan mengarang sebuah kitab ''Manasik haji'' atas dasar Madzhab Syafi'i.
Diantara kitab-kitab yg dikarang
beliau adalah:
1. Kitab
hadits Sunan Nasai' 4 jilid besar.
2. Kitab
Manasik.
3. Kitab
Sunan Al Kubra.
4. Dan
lain-lain.
Riwayat beliau sedikit
menyedihkan.
Pada tahun 303 H. beliau datang
ke Damaskus,di mana ketika itu yg berkuasa adalah pengikut-pengikut Saidina
Mu'awiyah yg membenci Saidina Ali Rda. Banyak orang ketika itu yg menghina
Saidina 'Ali.
Imam Nasai bukan kaum
Syi'ah,tetapi beliau mencintai Ahlil Bait, khususnya Saidina 'Ali Kw. Beliau
mengarang sebuah kitab untuk menerangkan kelebihan-kelebihan Saidina 'Ali Kw.
Dengan keluar dan beredarnya kitab ini menjadikan penguasa di Damaskus marah
kepada beliau.
Akhirnya beliau diusir dari
Damaskus, sampai-sampai kabarnya dipukuli sehingga beliau wafat di suatu tempat
yg bernama Ramlah di Syria.
Ada orang mengatakan bahwa
jenazahnya dibawa ke Mekkah dimakamkan antara Shafa dan Marwa. Berkata Imam
Daruquthi,bahwa Nasai adalah seorang Ulama yg terkenal di zamannya. Berkata Abu
Ja'far Thahawi bahwa Nasai adalah Imam ummat Islam seluruhnya.Berkata Abu 'Ali
Naisaburi bahwa Nasai adalah Imam Hadits,tidak ada yg membantah keimanannya.*
20. * AT THABARI *(WAFAT 306H).
Nama lengkap beliau adalah Abu
'Ali Hasan bin Qasim at Thabari. Beliau adalah seorang Ulama Syafi'iyah yg
banyak mengarang kitab Syafi'iyah yg terkenal,yaitu kitab ''Al Muharrar fin
Nazhar'', ''Al Ifsah fil Fiqih''. Kitan fil Usul,kitab ''fil jidal dan
lain-lain*
21. *IBNU SUREJ*(WAFAT 306H)
Nama lengkap beliau adalah Ahmad
bin Umar bin Surej Abul Abbas al Qadhi. Guru-guru beliau dalam ilmu fiqih
adalah Abu Qasim Al Anmary, Hasan bin Muhammad az Za'farani,Abu Sijistani,dll.
Mulanya beliau menjadi Qadhi di Syiradzi,kemudian pindah ke Bagdad dan akhirnya
masyhur dengan nama Ibnu Surej al Bagdadi.
Berkata Imam ad Dhiya',b ahwa
Ibnu Surej adalah sahabat Imam Syafi'i yg paling pintar dalam ilmu kalam dan
ilmu fiqih,(maksud perkataan sahabat di sini ialah pengikut faham). Ibnu Surej
ini mengarang kitab-kitab sebanyak 400 buah dalam bemacam-macam ilmu
pengetahuan.Kalau tersebut Ibnu Surej dalam kitab Muhazzab, maka beliau inilah
yg dimaksudkan.*
22. * ABDULLAH BIN MUHAMMAD ZIYAD
AN NISABURI * (WAFAT 324H).
Abdullah bin Muhammad Ziyad an
Nisaburi seorang Ulama Syafi'i yg besar pada zamannya itu. Beliau adalah
seorang yg banyak menghafal hadits-hadits sehingga diberi gelar juga dengan
''hafizh''. Beliau adalah seorang ulama yg mula-mula membicarakan tentang
''ilmu munasabah'', yaitu ilmu tentang persesuaian ayat suci antara satu ayat
dengan yg lain. Apa hubungannya, apa pertaliannya maka ayat ini didekatkan
dengan ayat yg lain, surat ini didekatkan dengan surat yg lain.
Beliau pernah mencari ilmu ke
Bagdad, Syam,Mesir dan berguru kepada Imam Muzani sahabat Imam Syafi'i.
Akhirnya beliau tetap di Bagdad menjadi Imam Ummat Islam Iraq dalam Madzhab
Syafi'i. Wafat dan bermakam di Iraq tahun 324 H.*
23. * ABU ISHAQ AT MARWADZI
*(WAFAT 340H)
Imam Abu Ishaq Ibrahim bin
Muhammad Al mawardzi, adalah nama lengkap beliau,dan dilahirkan di sebuah desa
yg benama Marwadzi di Persi. Beliau meninggal di Bagdad pada tahun 304 H.Kalau
disebut ''Abu Ishaq'' dalam kitab Muhazzab maka beliau inilah yg dimaksudkan.*
24. * IBNUL QASHI * (WAFAT 335H).
Nama lengkap beliau, Abu Abbas
Ahmad bin Abi Ahmad bin Al Qashi.
Beliau seorang ulama fiqih
Syafi'i yg besar di Thibristan, dan wafat di Tartus pada tahun 335H.Beliau
banyak mengarang kitab,diantaranya ''Kitab Talkhish'',kitab Miftah Adaabul
Qadhi,dan lain-lain.*
25. * IBNU ABI HURAIRAH *(WAFAT
345H).
Nama lengkap beliau, Hasan bin
Husein Qadhi Abu 'Ali bin Abi Hurairah. Beliau adalah Syeikh besar dari Madzhab
Syafi'i. Beliau mengarang sebuah kitab Fiqih Syafi'i dengan nama Syarah
Mukhtasar,di mana di dalamnya banyak dimuat masalah fiqhiyah Syafi'iyah.*
26. * ABU SA'IB AL MARWADZI *
(WAFAT 362H).
Nama lengkap beliau adalah Imam
Abu Sa'ib al Qadhi Utbah bin Ubaidillah bin Musa. Beliau adalah seorang Ulama
Syafi'iyah yg mula-mula menjabat pangkat Qadhi Qudhaat(Qadhi dari sekalian
Qadhi).
27. * ABU HAMID AL MARWADZI
*(WAFAT 362H).
Nama lengkap beliau adalah Ahmad
bin Basyar bin 'Ami al 'Amiri,Qadhi Abu Hamid al Marwadzi, dan berasal dari
Marwadzi. (Persi).
Beliau ini pengarang kitab ''Al
Jami'i'' sebuah kitab yg menjadi tiang dari fiqih Syafi'i. Selain itu beliau
mengarang juga kitab Syarah al Muzzani,yaitu kitab Imam Syafi'i yg diriwayatkan
oleh Imam Muzzani (sahabat Syafi'i). Hampir seluruh
Ulama Fiqih di Basrah (Iraq) mengambil pengajiannya dari Syeikh Abu Hamid al
Mawardzi ini.
Apabila diktakan dalam kitab
Syarah al Muhazab ''Qadhi Abu Hamid'' maka beliau inilah yg dimaksudkan.Perlu
diperhatikan bahwa ada dua nama Al Mawardzi yg terkenal dalam Madzhab
Syafi'i,yaitu Syeikh Abu Ishaq Ahmad al Mawardzi(wafat 340H) dan Syeik Abu
Hamid al Mawardzi ini (wafat tahun 362H).*
28 * AL QAFFAL AL KABIIR * (WAFAT
365H).
Nama lengkap beliau Muhammad bin
Ismail al Qaffal al Kabiir as Satsi,dilahirkan tahun 291H. dinegeri Sats di
daerah Ma Waraan Nahr(Khurasan).
Beliau dinamai ''Imam
lengkap'',karena beliau dalam kenyataannya adalah Imam dalam ilmu Hadits, Imam
dalam ilmu Tafsir, Imam dalam ilmu Kalam,Imam dalam ilmu Furu',Imam dalam ilmu
Bahasa,Imam dalam kesalihan dan kezuhudan. Pendeknya ulama dalam arti kata yg
sebenarnya.Dalam ilmu usuluddin beliau ini belajar langsung kepada Abul Hasan
Al Asy'ari Imam Ahlussunnah,tetapi dalam ilmu fiqih Imam Abul Hasan belajar
langsung kepada Imam Qaffal al Kabiir ini.
Diantara karangan beliau terdapat
Kitab ''Fi Usulil Fiqih''. Syarah ar Risalah (karangan Imam Syafi'i).Dalam ilmu
Kalam beliau ini terderet dalam barisan kaum Ahlussunnah wal jama'ah,pengikut
Asy'ari yg kuat.Dalam kitab Muhdzab,tersebut ''Al Qaffal'' dalam bab nikah yg
dimaksud adalah beliau ini.*
29. * AS SHU'LUKI * (WAFAT 337H)
Nama lengkap beliau Ahmad bin
Muhammad bin Suleiman Abu Thaib As Shuluki,wafat di Nisabur(Persia) tahun 337H.
Beliau seorang terkuat. Dan
beliau juga Tsiqqah(dipercaya dalam meriwayatkan hadits-hadits Nabi)
30. * IBNUL QASHI *(WAFAT 335H).
Nama lengkap beliau adalah Ahmad
bin Abi Ahmad Abul 'Abbas Ibnul Qashi,seorang Ulama Syafi'iyah di
Thabaristan.Beliau banyak mengarang kitab-kitab,diantaranya ''Talkhish'', ''Al
Mifta'', ''Adabul Qadhi''. ''Al Mawaqiit'', ''Adabul Qadha'' dan lain-lain.
Semuanya atas dasar Madzhab Syafi'i Rhl. Guru beliau adalah Surej yg terkenal.*
31. * AS SIJISTANI *(WAFAT 363H)
Nama lengkap beliau adalah
Muhammad bin Husein bin Ibrahim Abul Husein as Sijistani. Beliau mengarang
kitab ''Manaqib Syafi'i''.
32. * IBNU ABI HATIM *(WAFAT
381H).
Nama lengkap beliau adalah
Abdurrahman bin Abi Hatim Muhammad bin Idris bin Mudzir.
Diantara karangan beliau yg
banyak,terdapat kitab Tafsir 4 Jilid,kitab Jarah wat Ta'dil,kitab Rad al
Jahmiyah,kitab al Masnad,kitab al Fawadil Kabir dan lain-lain.Juga beliau
mengarang kitab Manaqib Syafi'i (tuah-tuah Imam Syafi'i Rahimahullah)*
33. * AL DARIKI * (WAFAT 375H)
Nama lengkap beliau adalah Abdul
Aziz bin Abdullah bin Muhammad bin Abdil Azis,Abdul Qasim ad Dariki,dilahirkan
di Bagdad.
Berkata Imam Hakim: Ad Dariki
adalah seorang ulama Syafi'iyah terbesar di Naisabur yg tak ada
tandingannya.Imam Abu Thaib mengatakan bahwa beliau belum pernah berjumpa
dengan orang yg se'alim Dariki dalam fiqih.*
34. * AL ASY'ARI * (WAFAT TAHUN
324H).
NAMA LENGKAP BELIAU ADALAH 'ALI
BIN ISMAIL BIN ABI BASYAR ABUL HASAN AL ASY'ARI ,LAHIR TAHUN 260 H. DI
BASRAH(IRAQ)
INILAH ULAMA BESAR DALAM ILMU
USULUDDIN, PERUMUS DAN PEMBELA FAHAM AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH, YAITU FAHAM NABI,
SAHABAT-SAHABAT DAN TABI'IN YG BANYAK. DALAM FURU' SYARI'AT BELIAU PENGANUT YG
KUAT DARI MADZHAB SYAFI'I. BELIAU BELAJAR FIQIH KEPADA ABU ISHAQ AL MARWADZI,
DEMIKIAN DIKATAKAN OLEH USTADZ ABU BAKAR BIN FURAK PENGARANG KITAB TABAQATUL
MUTAKALLIMIN, DAN DEMIKIAN JUGA DIKATAKAN OLEH USTADZ ABU ISHAQ AL ARFARAINI
SEBAGAI YG DINUKILKAN OLEH SYEIK ABU MUHAMMAD AL JUNAIDI DALAM KITAB SYARAH
RISALAH. ABU HASAN AL ASY'ARI ADALAH SEORANG ULAMA BESAR, IKUTAN RATUSAN JUTA
UMMAT ISLAM DARI DULU SAMPAI SEKARANG,KARENA BELIAU YG MENJADI IMAM KAUM
AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH SEBAGAI LAWAN DARI KAUM MU'TAZILAH, KAUM SYI'AH, KAUM
MUJASSIMAH,DAN LAIN-LAIN FIRQAH SESAT WALAUPUN BELIAU SEORANG IMAM BESAR DALAM
USULUDDIN, TETAPI DALAM FURU' SYARI'AT BELIAU MENGANUT MADZHAB SYAFI'I
RAHIMAHULLAH.*
35. * AL MAS'UDI * (WAFAT 346H).
'Ali bin Husein bin 'Ali al
Mas'udi,adalah nama lengkap beliau dan lahir di Bagdad.
Beliau adalah ahli sejarah yg
terkenal yg mengarang kitab ''Marujuz Zahab'' dan Kitab Dzakhairul Ulum. Al
maqalalaat fi Usulid Dinayanaat dan kitab Ar Risalah. Ada orang mengatakan
bahwa beliau ini adalah cucu dari Saidina Abdullah bin Mas'ud, seorang sahabat
Nabi yg terkenal.*
36. * AL JURJANI * (WAFAT 392 H).
Nama lengkap beliau 'Ali bin
Abdul Aziz bin Hasan bin Ali bin Ismail al Jurjani.Jurjani adalah sebuah tempat
di Khurasan.Beliau adalah ahli fiqih dan ahli sastra,pandai mengubah
puisi,sya'ir dan sajak. Di dalam fiqih beliau mengarang kitab Al Wakalah yg
berisikan 4000 maslah fiqih.*
37. * AL DARUQUTHNI * (WAFAT
385H)
Ahli Hadist yg terkenal Imam
Daruquthni yg mengarang kitab Sunan Daruquthni adalah penganut faham Syafi'iyah
dalam fiqih.Hal ini ternyata dalam kitab yg dikarang beliau,yaitu kitab '' As
Sunan ''.** ABAD-V Hijriyah *
38. * AL BAIHAQI * (WAFAT 458H).
Ahmad bin Husein bin 'Ali bin
Abdullah bin Musa, Abu Bakar al Baihaqi an Nisaburi,demikian nama lengkap
belia,dilahirkan di sebuah desa kecil Khusraujirdi di negeri Baihqi(Nisaburi)
pada tahun 384H. Beliau adalah seorang Ulama Hadits yg terkenal,juga penganut
faham Ahlussunnah wal jama'ah dari Asy'ari dan juga terkenal dalam ilmu fiqih
Syafi'iyah.
Beliau banyak mengarang kitab di
antaranya:
1. Kitab
Ahkamul Qur'an.
2. Kitab
Da'awat.
3. Kitab Al
Ba'atsi wan Nutsur.
4. Kitab Az
Audul Kabiir.5 Kitab Al I'itiqad(ilmu Usuluddin).
6. Kitabul
Adaab.
7. Kitabul
Asrar.8. Kitabul Arba'in.
9. Kitab
Fadhailul Auqaat.
10. Kitab Al
Ma'fifah.
11. Kitab
Dalilun Nubuwah.
12. Kitab
Manaqib Syafi'i.
Menurut Imam Subki dalam Kitab
Thabaqqatus Syafi'iyah al Kubra,bahwa Imam Baihaqi ini telah mengarang lebih
dari 1000 jilid Kitab dari bermacam-macam vak.Beliau ini adalah ahli Hadits dan
penyiar terbesar dari faham Ahlussunnah wal Jama'ah yg bermadzhab Syafi'i.*
39* IBNUL MAHAMILI * (WAFAT 415H)
Ahmad bin Muhammad bin Ahmad,bin
Qasim bin Ismail,Abul Hasan Ad Dhabbi al Mahamili,lahir pada tahun 368H.
Diwaktu kecil beliau dibawa oleh ibunya ke Kufah dan belajar kepada Abi Hasan
bin Abi Sirri.
Beliau seorang Ulama Besar,banyak
mengarang kitab,di antaranya kitab Al Majmu',Al Muqna',Al Lubab.
Kalau dalam kitab al Muhadzab
tersebut kitab Al Lubab,maka yg dimaksudkan adalah Al Lubab karangan Imam Ibnul
Mahamili ini,begitu juga kitab Al Muqna'.*
40. * AT TSA'LABI *(WAFAT 427H)
Ahmad bin Muhammad bin
Ibrahim,Abu Ishak an Nisaburi as Tsa'labi berasal dari negeri Nisaburi. Beliau
adalah seorang Ulama Syafi'i ahli Tafsir yg terkenal,yg sangat masyhur pada
abad ke V H.Salah satu fatwa Tsa'labi dalam fiqih,adalah: Darah yg tinggal pada
daging dan tulang tidak najis karena susah memelihara darah pada daging itu.*
41.* AL ASFARAINI *(LAHIR
340-WAFAT 406H.)
Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al
Asfaraini adalah nama lengkap beliau dan berasal dari Asfaraini sebuah desa di
Persia dan lahir pada tahun 340H.Beliau adalah murid dari Ibnul Marzaban dan
Syeik ad Daraki. Berkata Abu Ishaq: ''Pada ketika itu berkumpul di tengah
Asfaraini ini ilmu keduniaan dan keagamaan di Bagdad''.
Berkata Al Khatib: ''Telah
belajar 300 orang ahli fiqih Syafi'i kepada Ahmad bin Muhammad al Asfaraini
ini''.*
42. * AS SYIRADZI * (WAFAT 476H).
Syeik Ibrahim bin 'Ali bin Yusuf
Abu Ishaq al Firuzabadi as Syiradzi,dilahirkan di sebuah desa yg bernama
Firuzabadi,di Syiradzi Persia pada tahun 393H.Beliau ini adalah seorang Ulama
Syafi'iyah yg terkenal pada abad ke V di Bagdad.Karangan-karangan beliau
diantaranya:1. Tanbih2. Al Muhazab.3. Al Luma'.4. At Tabsirah.5. Al Mukhnish.6.
Al Ma'na.7. Thabaqatil Fiqaha'.8. Dan lain-lain banyak lagi.Di
Indonesia beliau terkenal dengan kitabnya Al Muhadzab,suatu kitab fiqih Syafi'i
yg besar yg kemudian diberi komentar(syarah) oleh Imam Nawawi dengan kitab Al
Majmu.(13 jilid).
Beliau selain mengarang
kitab-kitab,juga menjadi guru besar di Universitas Islam Nizhamiyah di
Bagdad,yg dibangun oleh wazir(menteri) kerajaan Saljuk Bernama Nizhamul Mulk.*
43. * AS SINJI * (WAFAT 406H).
Imam Abu 'Ali,Husein bin Syu'ib
bin Muhammad as Sinji,dilahirkan di Sinji negeri Marwin Khurasan.
Guru beliau di Iraq adalah Abu
Hamid dan di Khurasan adalah Abu Bakar al Qaffal. Karena beliau dapat
meneruskan aliran-aliran fiqih Syafi'iyah dari ulama-ulama Iraq dan fiqih
Syafi'iyah dari ulama-ulama Khurasan.
Beliau ini mengarang kitab
''Syarah Mukhtasar'' yg dikatakan oleh Imam Harmaini bahwa kitabnya ini adalah
kitab Madzhab yg besar. Begitu juga beliau mengarang syarah Talkhish karangan
Ibnul Qashi,dan mensyarah kitab ''Al Furu'' dari Ibnul Hadad. As Sinji terkenal
di Iraq,di Khurasan dan Nisaburi,di samping nama beliau banyak disebut dalam
kitab-kitab fiqih Syafi'iyah yg dikarang kemudian.*
44.* AT THABARI *(WAFAT 495H).
Husein bin 'Ali at Thabari
pengarang kitab ''Al Uddah''.Beliau belajar Fiqih dengan Syeikh 'Ali Nashir di
Khurasan dengan Qadhi Abu Thalib di Bagdad dan dengan Syeikh Abi Ishaq as
Siradzi.
Ternyata kemudian beliau ini
menjadi seorang ulama fiqih Syafi'iyah yg besar dan banyak mengarang
kitab-kitab agama serta mengajar pada sekolah Islam Syafi'iyah(Sekolah Tinggi)
di Bagdad yg bernama Nizmiyah.*
45. * AL MAWARDI * (WAFAT 450H).
Syeikh 'Ali bin Muhammad bin
Habib Abul Hasan Al Mawardi adalah nama lengkap beliau.Beliau ini pada mulanya
adalah murid dari Abu Hamid Al Asfraini di Bagdad dan kemudian menjadi seorang
Ulama Syafi'iyah yg besar.
Beliau adalah pengarang dari
kitab-kitab:Al Hawi dan Iqna dalam fiqih,kitab Tafsir,kitab Dalilunnubuah,kitab
Al Ahkamus Sulthaniyah,kitab Qanun al Wuzarah,kitab Siyastul Mulk dan
lain-lain.Ternyata bahwa Imam al Mawardi ini adalah ahli fiqih dan ahli siasat
pemerintahan,terbukti dengan kitabnya Ahkamussulthaniyah yg sampai sekarang
masih sangat terpakai dalam kalangan politik ummat Islam.Ada orang menuduh
bahwa Imam Mawardi ini termasuk golongan kaum Mu'tazilah,tetapi Imam Nawawi
mengatakan dalam kitab Thabaqaat bahwa tuduhan itu tidak beralasan,hanya
dibangkitkan oleh rasa iri hati belaka.Beliau adalah seorang ulama Ahlussunnah
wal jama'ah yg menganut Madzhab Syafi'i.Berkata Al Khatib: ''Al Mawardi adalah
seorang ulama Syafi'i yg terkemuka''.Kalau dalam kitab-kitab fiqih tersebut
kitab ''Al Hawi'',maka yg dimaksudkan adalah kitab karangan Mawardi.*
46. * IMAMUL HARAMAIN * (WAFAT
460H)
Abdul Muluk Al Juwaini,Imam al
Haramain,dilhirkan di Persia(Nisaburi)tahun 399H.
Beliau belajar fiqih di
Mekkah,kemudian dipanggil pulang oleh Raja di Persia dan disuruh mengajar pada
Madrasah Nizhamul Muluk di Nisabur.Kitab karangan beliau adalah ''al Buhran''
dalam ilmu usul Fiqih. Kalau ada dalam kitab-kitab Syafi'i disebut Imamul
Haramain,maka yg dimaksud adalah beliau ini. Imam Ghazali adalah salah seorang
dari murid beliau.*
47. * AL BAQILANI * (WAFAT 403H).
Qadhi Abu Bakar,Muhammad bin At
Thaib bin Muhammad al Baqilani.Seorang Ulama Syafi'iyah yg besar dalam abad ke
IV H. Dan wafat dalam abad ke V H.
Beliau ini juga penganut dan
pengamal dari faham Ahlussunnah wal jama'ah dari Asy'ari.Kitab karangannya yg
terkenal adalah I'ijazul Qur'an'' dicetak di Mesir tahun 1315 H.dan kitab
''Tahmid'' untuk menolak faham-faham Mu'tazilah,Rafidhah dan Khawarij.*
48 * AL QUSYAIRI *(WAFAT 465H)
Abul Qasyim Abdul Karim bin
Hawazin al Qusyairi,demikian nama lengkap beliau,adalah seorang Ulama ahli
Fiqih,ahli Hadits,ahli Tafsir dan ahli Usuluddin dan istimewa dalam
Tasauf.Beliau mengarang kitab-kitab,di antaranya bernama Risalah al Qusyairiyah
dicetak di Mesir tahun 1284H.
49. * AL 'AZIZI * (WAFAT 494H)
Qadhi Abul Ma'ali 'Azizi bin
Abdulmuluk seorang ulama Syafi yg terkenal,pengarang kitab ''Al Burfan fi
Musykilati Qur'an''(wafat 494H).*
***Rangkuman ulama-ulama madzhab
Syafi'i dari masa kemasa dalam berbagai disiplin ilmu:
ULAMA SYAFI'I GENERASI PERTAMA
DAN MURID IMAM SYAFI'I
Rabi' bin Sulaiman Al-Jaizi,
Rabi' bin Sulaiman Al-Muradi,
Al-Buwaiti,
Al-Muzani,
Al-Qadhi Husain.
ULAMA SYAFI'I GENERASI KEDUA
SETELAH WAFATNYA IMAM SYAFI'I
Al-Baihaqi,
Abu Ishaq As-Syairazi,
An-Nawawi,
Ar Ramli,
Al-Bujairami,
Al-Khatib Asy-Syarbini,
Ar-Rafi'i,
Al-Ghazali,
Al-Juwaini Imam Al-Haramain,
As-Subki,
Ibnu Hajar Al-Haitami,
Ibnu Hajar Al-Asqalani,
As-Suyuti.
KITAB FIQIH BERPENGARUH MADZHAB
SYAFI'I
Al-Umm karya Imam
Syafi'iAl-Risalah (Ushul Fiqh) oleh Imam Syafi'i
Minhajut Talibin oleh Imam Nawawi
Raudhah at-Talibin wa Umdatul
Muftin oleh Imam Nawawi
Al-Majmuk oleh Imam Nawawi
Matan Taqrib oleh Abu Syujak
Al-Iqna' oleh Muhammad Al
Sharbini Al Khatib
Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj
oleh Ibnu Hajar Al-Haithami
Mughni al-Muhtaj ila Makrifati
Ma'ani Alfadzil Minhaj oleh Al-Khatib As-Syarbini
Al-Wasit oleh Imam Ghazali
Manhaj at-Tullab oleh Zakaria
Al-Anshari Abu Yahya
Al-Hawi al-Kabir oleh Al-Mawardi
Kifayatul Akhyar oleh Taqiuddin
Abu Bakr bin Muhammad Al-Husaini Al-Hishni
Mukhtashar al-Muzani oleh
Al-MuzaniAt-Tahdzib,
Al-Fatawa oleh Imam Al-Baghawi
As-Syarhul Kabir (Fathul Aziz)
oleh Imam Rafi'i
Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah oleh
Abdullah Bafadhal Al-Hadrami
Al-Manhajul Qawim Syarh Masa'il
at-Taklim (Syarh Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah) oleh Ibnu Hajar Al-Haitami.
Umdatul Masalik wa Iddatun Nasik
oleh Abu Syihab Al-Mishri
**ULAMA BERPENGARUH MADZHAB
SYAFI'I
Daftar ulama berpengaruh madzhab
Syafi'i berdasarkan tahun lahir atau wafatnya dalam berbagai bidang keilmuan. Tahun
lahir/wafat berdasar tahun hijriah
KURUN KE-TIGA HIJRIYAH
- al-Imam Muhammad bin Idris
asy-Syafi’i (w. 204 H)
- al-Imam al-Humaidi (w. 219 H)
- al-Imam Ishaq bin Rahuyah (w.
238 H)
- al-Imam Muhammad bin Syafi’i
(w. 240 H)
- al-Imam al-Karabisi (w. 245 H)
- al-Imam at-Tujibi (w. 250H)-
al-Imam al-Muzani (w. 264 H)
- al-Imam Harmalah at-Tujibi (w.
243 H)
- al-Imam Bukhari (w. 256 H)
- al-Imam az-Za’farani (w. 260 H)
- al-Imam Muslim (w. 261 H)
- al-Imam Ahmad bin Syayyar
al-Marwazi (w. 268 H)
- al-Imam ar-Rabi’ ibn
Sulaimanal-Muradi (w. 270 H)
- al-Imam Ibnu Majah (w. 275 H)
- al-Imam Abu Daud (w. 276 H)
- al-Imam Abu Hatim ar-Razi (w.
277 H)
- al-Imam ad-Darimi (w. 280 H)
- Imam Abu Ja’far at-Tirmidzi (w.
295 H)
- al-Imam Junaid al-Baghdadi (w.
298 H)
KURUN KE-EMPAT HIJRIYAH
• al-Imam an-Nasa’i (w. 303 H)
• al-Imam at-Thabari (w. 305 H)
• al-Imam Ibnu Surej (w. 306 H)
• al-Imam ‘Abdullah bin Muhammad
Ziyad an-Nisaburi (w. 324 H)
• al-Imam Ibnu Qasi (w. 335 H)
• al-Imam as-Su’luki (w. 337 H)
• al-Imam al-Asy’ari (w. 324 H)
• al-Imam Abu Ishaq al-Marwazi
(w.340 H)
• al-Imam Ibnu Abi Hurairah (w.
345 H)
• al-Imam al-Mus’udi (w. 346 H)
• al-Imam Abu Saib al-Marwazi (w.
362 H)
• al-Imam Abu Hamid sl-Marwazi
(w. 362 H)
• al-Imam as-Sijistani (w. 363 H)
• al-Imam al-Qaffal al-Kabiir (w.
365 H)
• al-Imam ad-Dariki (w. 375 H)
• al-Imam Ibnu Abi Hatim (w. 381
H)
• al-Imam al-Daruquthni (w. 385
H)
• al-Imam al-Jurjani (w. 393 H)
KURUN KE-LIMA HIJRIYAH
• al-Imam al-Baqilani (w. 403 H)
• al-Imam Hakim [Hakim
al-Naisaburi] (w. 405 H)
• al-Imam al-Asfaraini (w. 406 H)
• al-Imam as-Sinji (w. 406 H)
• al-Imam Ibnu Mahamili (w. 415
H)
• al-Imam ats-Tsa’labi (w. 427 H)
• al-Imam al-Mawardi (w. 450 H)
• al-Imam al-Baihaqi (w. 458H)
• al-Imam al-Haramain (w. 460H)
• al-Imam al-Qusyairi (w. 465H)
• al-Imam asy-Syirazi (w. 476 H)
• al-Imam al-’Aziz (w. 494 H)
• al-Imam at-Thabari (w. 495 H)
KURUN KE-ENAM HIJRIYAH
• al-Imam al-Kayahirasi (w. 504
H)
• al-Imam al-Ghazali (w. 505 H)
• al-Imam Abu Bakar asy-Syasyi
al-Qaffal (w. 507 H)
• al-Imam al-Baghawi (w. 510 H)
• al-Imam Syahrastani (w. 548 H)
• al-Imam Abul Husain Yahya
al-Amrani al-Yamani (w. 558 H)
• al-Imam Syihabuddin Abu Syuja’
(w. 593 H)
KURUN KE-TUJUH HIJRIYAH
• al-Imam ‘Izzuddin bin
‘Abdissalam (w. 606 H)
• al-Imam ar-Razi (wafat 606 H)
• al-Imam Ibnu Atsir (w. 606 H)
• al-Imam Ibnu Shalah (w. 643 H)
• al-Imam ar-Rafi’i (w. 623 H)
• al-Imam an-Nawawi (w. 676 H)
KURUN KE-DELAPAN HIJRIYAH
• al-Imam Taqiyuddin Ibnu Daqiqil
‘Id (w. 702 H)
• al-Imam Zamlukani (w. 727 H)
• al-Imam Taqiyuddin as-Subki (w.
756 H)
• al-Imam Tajuddin Subki (w. 771
H)
• al-Imam Ibnu Katsir (w. 774 H)
• al-Imam Zarkasyi (w. 794 H)
KURUN KE-SEMBILAN HIJRIYAH
• al-Imam al-Mahalli (w. 835 H)
• al-Imam Ibnu Mulaqin (w. 804 H)
• al-Imam Ibnu Ruslan (w. 844 H)
• al-Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani
(w. 852 H)
• al-Imam al-Husaini al-Hishni
(w. 829 H)
• al-Imam Syamsuddin Muhammad bin
Ahmad al-Manhaji al-Qahari (w. 880 H)
KURUN KE-SEPULUH HIJRIYAH
• al-Imam as-Suyuthi (w. 911 H)
• al-Imam Abdullah bin Abdurramah
Bafadlal al-Hadlrami (w. 918 H)
• al-Imam Qasthalani (w. 923 H)
• al-Imam Zakaria al-Anshari (w.
926 H)
• al-Imam al-Imam Ibnu Hajar
al-Haitami (w. 974 H)
• al-Imam Khatib Syarbaini (w.
977 H)
• al-’Allamah Zainuddin bin Abdul
Aziz al-Malibari (w. 987 H)
• al-Imam Ahmad ‘Umairah (w. 957
H)
KURUN KE-SEBELAS HIJRIYAH
• al-Imam ar-Ramli (w. 1004 H)
• al-Imam ar-Raniri (w. 1068 H)
• al-Imam Ahmad Salamah
al-Qalyubi (w. 1069 H)
• Imam-Imam lainnya pada abad ini
sebenarnya banyak.
KURUN KE-DUA BELAS HIJRIYAH
• al-Habib ‘Abdullah ibn ‘Alwi
al-Haddad (w. 1132 H)
• Syaikh Sayyid Ja’far
al-Barzanji (W. 1184 H)
KURUN KE-TIGA BELAS HIJRIYAH
• al-Imam asy-Syarqawi (w. 1227
H)
• al-Imam al-’Allamah Syaikh
Sulaiman al-Jumal (w. 1204 H)
• al-Imam al-Bujairami al-Mishri
(w. 1221 H)
• Syaikh Muhammad Arsyad
al-Banjari (w. 1227 H)
• Syaikh asy-Syanwani (w. 1233H)
• Syaikh Abdus Samad
al-Falembani/Palembang
• Syaikh Daud ‘Abdullah
al-Fathani (w. 1265 H)
• al-Imam Al-Bajuri (w. 1276 H)
KURUN KE-EMPAT BELAS HIJRIYAH
• Sayyid Ahmad Zaini Dahlan,
Mufti Makkah (w. 1304 H)
• Syaikh al-Bakri Syatha
ad-Dimyathi (w. 1302 H)
• Syaikh an-Nawawi al-Bantani
al-Jawi (W. 1316 H)
• Syaikh Muhammad Khalil
al-Maduri [Bangkalan]
• Syaikh Wan Ali Kutan (w. 1331
H)
• Syaikh Utsman Betawi (w. 1333
H)
• Syaikh Ahmad Khatib (w. 1334 H)
• Syaikh Utsman Senik (w. 1336 H)
• al-’Allamah az-Zuhri
al-Ghamrawi (w. 1337 H)
• Syaikh Utsman as-Saraqawi (w.
1339 H)
• Syaikh Muhammad Sa’ad (w. 1339 H)
• Syaikh Muhammad Sa’id al-Linggi
(w. 1345 H)
• Syaikh Yusuf Bin Isma’il
al-Nabhani (w. 1350 H)
• Syaikh Muhammad Shaleh
al-Minankabawi (w.1351 H)
• Syaikh Wan Sulaiman (w. 1354 H)
• Syaikh Hasan Ma’sum (w. 1355 H)
• Syaikh Abu Bakar Muar (w. 1357
H)
• Syaikh Abdul Latif at-Tanbi (w.
1358 H)
• Imam Ya’qub al-Kalantani (w.
1360 H)
• Syaikh Muhammad Jamil Jaho (w.
1360 H)
• Syaikh Muhammad Shaleh Kedah
• Syaikh Hasyim Asy’ari (w. 1367
H)
• Syaikh Abdul Mubin al-Jarimi
al-Fathani (w. 1367 H)
• Syaikh Abdul Wahid (w. 1369 H)
• Syaikh Muhammad Fadlil Banten
(w. ? H)
• Syaikh Mustafa Husein (w. 1370
H)
• Syaikh Abbas Qadi (w. 1370 H)
• Syaikh Tahir Jalaluddin
al-Azhari (w. 1376 H)
• Syaikh Tengku Mahmud az-Zuhdi
(w. 1376 H)
• Syaikh Abdullah Fahim (w. ? H)
• Syaikh Muda Wali (w. 1380 H)
• Syaikh Abdurrahman al-Kalantani
(w. 1391 H)
• Syaikh Ismail al-Asyi (w. ? H)
• Syaikh Ihsan Dahlan al-Jampesi’
• Syaikh Zainal Abidin bin
Muhammad al-Fathani (w. ? H)
KURUN KE-LIMA BElAS HIJRIYAH
• Syaikh [KH.] Sirajuddin ‘Abbas
(w. 1400 H)
• Syaikh Muhammad Idris
al-Marbawi (W. 1409 H)
• Mufti Haji Ismail Omar (w. 1413
H)
• Syaikh’ [Kiyai] Shamsuddin (w.
1418 H)
• K.H.M. Syafi’i Hadzami (w. 1427
H)
• Syaikh Muhammad Fuad al-Maliki
• Syaikh Nuh ‘Ali Salman al-Qudah
(w. 1432 H)
• Syaikh Ahmad Sahl al-Hajini
• Syaikh Mushthafa al-Khin
• Syaikh Mushthafa al-Bugha
Dan masih banyak lagi yang
mungkin terlewatkan untuk kami sebutkan, pada kurun-kurun terakhir seperti Syeikh
Yasin Al Fadani, Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki dll.
ULAMA SYAFI'IYAH BIDANG FIQIH
Fiqh adalah bidang studi
terpenting dalam madzhab. Karena istila madzhab empat itu sendiri identik
dengan madzhab fiqih. Ulama paling berpengaruh dalam bidang fiqih Syafi'i
berdasarkan karya kitab fiqih dan senioritas mereka adalab sbb:
Muhyiddin Yahya bin Syaraf
An-Nawawi (Imam Nawawi)
Abdul Karim bin Muhammad bin
Abdul Karim bin Al-Fadhl bin Al-Hasan Al-Qazwini (Imam Abul Qasim Ar-Rafi'i)
Jalaluddin Abdurrohman bin Abi
Bakr As-Suyuti
Ibnu Hajar Al-Asqalani
Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad Al-Ghazali (Imam Ghazali)
Jamaluddin Al-Asnawi
Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf
Al-Juwaini (Imam Haramain Abul Ma'ali Al-Juwaini)
Ibnu Hajar Al-Haitami
Syihabuddin Al-Ramli
ULAMA FIQIH QAUL QADIM
Qaul qadim (pendapat lama) adalah
pendapat hukum Syafi'i selama di Baghdad, Iraq
Muhammad Al-Za'farani
Al-Husain Al-Karabisi
Ibrahim Abu Tsaur
ULAMA FIQIH QAUL JADIM
Qaul jadid (pendapat baru) adalah
pendapat hukum Syafi'i selama di Kairo, Mesir.
Yusuf Al-Buwaiti
Ismail bin Yahya Al-Muzani
Al-Rabi' bin Sulaiman Al-Muradi
BIDANG HADITS
Al-Bayhaqi
Hakim al-Nishaburi
al-Tabarani
Ibn KhuzaymahIbn al-Salah
Yusuf ibn Abd al-Rahman al-Mizzi
Dhahabi
Ibn Hajar al-Asqalani
Al-SakhawiAl-Khatib al-Baghdadi,
Abd al-Rahim ibn al-Husain al-'Iraqi
Al-Qastallani
ULAMA MADZHAB SYAFI'I BIDANG
TAFSIR
Ibn Kathir
Al-Baghawi Baidawi
Ahmad ibn Muhammad al-Tha'labi
BIDANG SUFISME (TASAWUF)
Harith al-Muhasibi
Junayd al-Baghdadi
Ibn KhafifAbd al-Karīm ibn
Hawāzin Qushayri
Abu Talib al-Makki
Imam al-Haddad
Ahmad Ghazali
Ayn al-Quzat Hamadani
Abu al-Najib Suhrawardi
Shahab al-Din Suhrawardi
Yusuf Hamdani
Ahmed ar-Rifa'i
Shams Tabrizi
Safi-ad-din Ardabili Is'haq
Ardabili
Kamal Khujandi
Yusuf an-Nabhani
Mir Sayyed Ali Hamadani
BIDANG AQIDAH
'ALI BIN ISMAIL BIN ABI BASYAR
ABUL HASAN AL ASY'ARI
BIDANG SEJARAH
Ali ibn al-Athir
Ibn 'Asakir
Ibn Khallikan
NEGARAWAN
Saladin
Nizam al-Mulk
BIDANG BAHASA
Raghib Isfahani
Fairuzabadi
ULAMA SYAFI'I KONTEMPORER
Wahbah Zuhayli - Damaskus, Suriah
Muhammad Sa'id Ramadan al-Buti -
Damaskus, Suriah
Ali Gomaa (Jumah) - Grand Mufti
of Egypt.
Habib Umar bin Hafiz - Yaman
Afifi al-Akiti - Dosen
Universitas Oxford
Taha Karan - Afrika Selatan.
Dijuluki Syafi'i kecil.
Nuh Ha Mim Keller Mohammad
Salim Al-Awa - Mesir.
Ahmed Kuftaro - Suriah
Dan masih banyak lagi nama-nama
ulama besar yg belum dituliskan. Ini semua meruapakan kekayaan Madzhab Syafi'i,
yang membuktikan bahwa sanad keilmuan tidak pernah putus. Wallahu'alam.
*Dari berbagai sumber.
0 Response to "IMAM ASY SYAFI'I"
Posting Komentar